Part 56

1.1K 56 0
                                    

•••••
Setelah selesai mengujungi makam kedua orang tuanya, kini keluarga besar itu kembali menghabiskan waktu bersama di sebuah restoran. Mereka melakukan makan siang bersama, karena sudah lama tidak melakukannya.

"Galang!" panggil Raja dan sang adik langsung menoleh kepada pemilik suara.

"Iya, Kak," jawab Galang.

"Kamu mau gak, ngurusin restoran yang sedang kakak kelola saat ini. Tempatnya sih belum ramai banget, tapi kakak mau kamu yang ngelolanya," pinta Raja penuh harap pada adiknya.

"Ngurusin? Gilang bagaimana?" tanya Galang beralih menatap adiknya.

"Kakak tau sendiri 'kan, kalau aku sedang menciptakan sebuah game, yang sebentar lagi bakal dipublikasikan," jawab Gilang sambil meminum jus jeruknya.

"Kamu juga gak perlu khawatir kok, di sana juga sudah ada tempat tinggalnya," ucap Raja yang seakan tau apa yang dipikirkan adiknya itu.

"Baiklah, Kak," jawab Galang mengaguk paham.

"Selamat ya, Galang." Hana memberikan ucapan selamat pada adik iparnya dan Galang membalas dengan anggukan pelan dan tidak lupa tersenyum.

"Baiklah. Mari kita rayakan ini untuk, Galang," ucap Raja sambil mengakat gelas berisi minuman anggur merah dan semua orang mengikuti yang dilakukan Raja, termaksud dua istri polos dengan minuman berbeda.
•••••
Waktu yang dialami Galang dan Celsi sudah tidak terasa, sudah memasuki tiga bulan kandungan Celsi dan perut Celsi mulai terlihat membesar.

Galang baru saja menghentikan mobilnya di tempat parkir, karena dia akan melakukan pemeriksaan Celsi dengan seorang dokter kenalan Hana. Hana meminta Galang untuk membawa Celsi ke rumah sakit dan memeriksa perkembangan janin dalam perut Celsi. Galang pun membuka pintu mobilnya dan berlari kecil mengitari mobilnya.

Ceklek!

"Makasih, Kak," ucap Celsi dengan senyuman dan berjalan keluar dari dalam mobil.

"Sama-sama, Sayang," jawab Galang yang kembali mengunci pintu mobilnya. Galang pun mengambil sebelah tangan kiri istrinya, lalu menggenggam telapak tangan istrinya dengan erat. Celsi hanya tersenyum malu, saat merasakan genggaman dari sang suami dan mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah sakit Permata Bunda, yang khusus untuk menangani anak-anak, bayi, ibu hamil dan melahirkan.

"Aku tidak akan diam lagi melihat kalian berdua bahagia," ucap Fira dari dalam mobilnya, karena kerjaannya membuntuti pasangan suami-istri yang makin hari makin romantis.

Galang sudah membuat janji terlebih dahulu, dan mereka langsung menuju ruangan dokter yang akan memeriksa keadaan istrinya. Sesampainya di depan ruangan dokter yang bernama Alya Sakira Amanda, Galang langsung mengentuk pintu beberapa kali.

Tok, tok, tok!

"Masuklah!" sahut wanita dari dalam dan Galang langsung memutar gagang pintu, terlihat seorang wanita cantik sedang duduk di kursinya.

"Siang, Dokter," sapa Galang dengan menundukkan sedikit kepalanya, sambil berjalan masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan berbagai buku, peralatan dan masih banyak lagi.

"Siang juga," jawab dokter Alya bangun dari duduknya.

"Silahkan duduk dulu, Tuan, Nona." Dokter Alya mempersilakan pasangan suami-istri duduk di kursi, yang sudah disediakan dan mereka berdua mengikuti perkataan dokter Alya dan kini mereka bertiga saling bertatapan.

"Masih sangat muda ternyata istri, Tuan," ucap dokter Alya tersenyum manis menatap Celsi dan Galang hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Mari ikut saya, Nona," ucap dokter Alya bangun dari duduknya. Celsi langsung menatap suaminya dan Galang hanya mengaguk sebagai tanda "Tidak apa-apa."

Celsi pun dibawa ke ruangan yang ditutupi gorden berwarna hijau muda. Celsi pun disuruh berbaring di atas brangkar dan Celsi melakukan yang disuruh dokter.

Dokter Alya meminta Celsi untuk mengakat sedikit bajunya, dan dokter Alya langsung mengoleskan sesuatu di atas perut Celsi. Lalu memasukkan sebuah jarum dan dia langsung menatap ke arah layar monitor, di mana janin dalam kadungan Celsi bergerak. Celsi juga ikut menatap ke arah layar monitor tersebut, tapi dia masih tidak tau itu apa.

"Yang bergerak itu apa ya, Dok?" tanya Celsi penasaran.

"Itu janin yang ada dalam perut nona ini.  Dia sangat sehat di dalam sana," jelas dokter Alya dengan senyuman dan Celsi hanya membalas dengan anggukan pelan.

Beberapa menit kemudian, pemekrisaan Celsi pun selesai dan gorden kembali dibuka oleh dokter Alya. Terlihat Galang yang sedang bermain ponselnya, seperti sedang membalas pesan seseorang.

Celsi pun turun dari atas brangkar, sambil merapikan bajunya dan kembali berjalan pada suaminya.

Dokter Alya pun menjelaskan perkembangan janin yang dikandung Celsi dan senyuman langsung terukir di bibir merah muda milik Galang. Dia sangat senang janin Celsi sehat dan usaha menjaga istrinya tidak sia-sia selama ini. Dokter Alya juga meminta mereka berdua untuk melakukan hubungan suami-istri lebih sering, agar saat melahirkan Celsi tidak mengalami banyak kesulitan. Ayolah, itu permintaan yang pastinya sudah dilakukan Galang dan Celsi beberapa kali, karena mereka sudah menjadi pasangan suami-istri.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now