Part 62

1.1K 54 0
                                    


•••••
Kehamilan sang istri semakin hari semakin bertambah, Galang mengajak istrinya untuk membeli perlengkapan bayi. Galang memang tau jenis kelamin bayi yang dikandung istrinya, karena mereka memang tidak mau tau jenis kelamin bayi yang ada di dalam perut Celsi.

Mereka berdua mulai membeli popok, perlengkapan bayi lainnya, sabun dan masih banyak lagi. Beberapa orang memang sangat iri melihat pasangan muda seperti mereka, karena sang suami yang memiliki perhatian yang begitu lebih pada istrinya.

"Beruntung banget wanita itu punya suami kayak dia. Udah ganteng, perhatian lagi sama istri. Susah cari suami kayak dia."

"Hmmm. Kalau masih sigle tu cowok, aku rela putuskan pacarku demi dia."

"Suamiku kenapa gak kayak dia? Istri bunting, kok dia malah pergi mancing, bukan nemanin aku belanja," gerutu wanita hamil, yang usia kandungan sudah hampir matang.

"Sabar," jawab teman wanita hamil itu.

Celsi hanya menatap suaminya, ketika berberapa wanita membicarakan suaminya. Galang hanya tersenyum sambil mengacak-acak rambut istrinya, yang membuat jiwa wanita yang berada di dekatnya semakin meronta-ronta.

"Gak sanggup aku lihat keromantisan mereka berdua. Ayo, kita pergi!" ajak gadis tersebut sambil menarik tangan temannya, pergi dari tempat khusus bayi tersebut.

"Kakak jahat," ucap Celsi dengan senyumannya.

"Kenapa kakak jahat?" tanya Galang dengan mengerutkan keningnya.

"Kakak itu gak jadi belanja karena kakak," jawab Celsi nyengir.

"Biarin aja. Sayang mau yang mana lagi?" tanya Galang sambil melihat beberapa baju bayi. Mereka berdua memang tidak membeli perlengkapan bayi begitu banyak, dan mereka akan membeli perlengkapan lengkap-lengkap, ketika buah hati sudah lahir besok.
•••••

Sebentar lagi Hana akan melahirkan anak ke duanya, hanya menunggu hari itu tiba. Hana lebih sering berolahraga di pagi hari, dan tentu ditemani dengan dua orang jagoannya, putra dan suaminya.

Raja memilih menyerahkan tugas kantor pada adiknya, Gilang dan dia lebih fokus menjaga istrinya yang mau melahirkan tersebut.
•••••

Rumah tangga Gilang yang hampir saja berantakan, karena wanita ke tiga, kini kembali harmonis lagi. Nazwa tidak lagi menaruh rasa curiga pada suaminya, dan tentu Gilang tidak akan merusak kepercayaan istrinya.

Setelah hampir satu tahun Gilang menciptakan game, dan akhirnya dia berhasil menciptakan game online terbaru dan bernuasa legenda. Tentu juga dibantu oleh teman-teman sesama pecinta game, kecintaannya terhadap game, membuat Gilang ingin membangun perusahaan game dan itu berhasil dilakukan Gilang dengan teman-temannya.

Sebuah perusahaan yang bernama Gamers Legendaris, berhasil dibangun meskipun belum sebesar perusahaan kakaknya, Raja. Semua orang dari kelompok pecipta game terhebat datang menghadiri peresmian game tersebut dan beberapa Gamers frofesional yang juga ikut merayakan peresmian game tersebut.

Begitu banyak ucapan selamat yang didapatkan Gilang dan teman-temannya. Namun, itu tidak membuat mereka menjadi sombong, tapi mereka menjadikan ucapan selamat itu menjadi semangat untuk menciptakan game yang lebih baik dan membuat sesama pecinta game terhibur.

"Huft ...," Nazwa menghela nafas kasarnya, sebelum berjalan masuk ke dalam perusahaan suaminya dan beberapa bodyguard yang menjaga Nazwa dari belakang.

Nazwa cukup terpesona ketika melihat karakter dari game itu, yang terpampang sepanjang dinding dan beberapa orang yang berlalu-lalang di sana.

"Kak Gilang benar-benar hebat," guman Nazwa yang terus-menerus berjalan, hingga mereka kembali berhenti di sebuah ruangan. Ruangan itu penuh dengan berbagai komputer, dan beberapa karakter game.

"Tuan ingin nyonya menunggu di sini," ucap bodyguard tersebut dengan sopan.

"Iya," jawab Nazwa mengaguk paham.

Selama Nazwa menunggu di ruangan tersebut, Nazwa terus menelusuri setiap ruangan dan bahkan di sana juga ada cemilan. Nazwa tersenyum ketika Gilang paham betul dengan sifatnya yang suka ngemil, tapi Nazwa mengurungkan niatnya untuk memakan cemilan itu. Nazwa takut berat badannya naik, dan bisa-bisa Gilang jatuh cinta sama gadis dengan badan yang seksi.

Nazwa hanya duduk di atas sofa, sambil memainkan ponselnya dan melihat snep WA, IG dan Nazwa kembali menghentikan bermain ponselnya.

"Kue ini sangat menggoda imanku, tapi nanti berat badanku kembali naik lagi," guman Nazwa yang begitu khawatir. Entah apa yang membuatnya sedikit sensi, hingga sekarang dia begitu memperhatikan penampilannya.

Ceklek!

Nazwa langsung menoleh ke arah pintu, terlihat Gilang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut. Nazwa langsung bangun dari duduknya, lalu menghampiri suaminya dengan senyuman dan memeluk tubuh suaminya dengan erat.

"Lama nunggu, ya," ucap Gilang saat Nazwa memeluknya dan Nazwa membalas dengan berdeham.

"Kuenya kok gak dimakan?" tanya Gilang ketika melihat isi toples yang masih penuh.

"Lagi gak nafsu makan," jawab Nazwa dengan murung.

Gilang langsung menangkup pipi istrinya, ketika sifat Nazwa tiba-tiba berubah dan padahal Nazwa selalu memakan cemilan yang dibeli Gilang sebelumnya.

"Sayang kenapa?" tanya Gilang menatap bola mata istrinya.

"Gak kenapa-kenapa," jawab Nazwa dengan wajah murung.

"Masak? Biasanya apa yang kakak beli selalu dimakan," ucap Gilang mengerutkan keningnya.

"Nazwa sekarang gemuk ya, Kak?" tanya Nazwa dengan murung.

"Enggak kok, Sayang. Lagian sayang 'kan rajin olahraga. Gak mungkin sayang bakal gemuk lagi, kecuali ada dedek bayinya di perut sayang," jawab Gilang tersenyum, karena badan istrinya memang masij langsing.

"Gak lucu," ucap Nazwa dengan nada ketus.

"Emangnya ada yang bilang sayang gemuk?" tanya Gilang lagi dan Nazwa menggelengkan kepalanya.

"Sudah ya. Lagian cemilan yang kakak beli itu rendah kalori sama lemak. Gak bakal buat berat badan sayang bertambah kok," ucap Gilang tersenyum dan Nazwa hanya tersenyum tipis menatap wajah suaminya.

"Kalau Nazwa gemuk, kakak masih mau sama Nazwa?" tanya Nazwa.

"Apapun bentuk sayang, mau gemuk, jelek, cantik. Sayang tetap jadi istri kakak dan gak akan berubah selamanya," jawab Gilang dengan tersenyum.

"Janji ya, Kak," ucap Nazwa sambil menunjukkan jari kelingking dan Gilang langsung melingkarkan jari kelingkingnya di jari kelingking mungil milik istrinya.

"Janji, Sayang," jawab Gilang sambil mengecup bibir istrinya dengan lembut.

"Katanya gak boleh setengah-setengah, harus ful biar dapat rasanya," ucap Nazwa dengan tersenyum malu.

"Wah ... udah pintar rupanya istri kakak," ucap Gilang terkekeh.

Cup!

Gilang kembali mencium bibir istrinya dengan lembut, dan Nazwa langsung melingkarkan kedua tangannya di leher sang suaminya, yang membuat Gilang semakin meresapi kenikmatan dunia berdua.

Bersambung ....

Gilang ciptakan game ini sebelum ketemu dengan Nazwa Lo.

Istri Polos Suami Tampanحيث تعيش القصص. اكتشف الآن