Part 38

1.3K 79 0
                                    

•••••
Celsi Olivia Aprilia adalah gadis yang berumur 16 tahun, dan masih duduk di bangku 1 SMA. Dia gadis yang amat polos, selain gadis yang polos, dia juga anak penurut dan penakut, itu sebabnya dia tidak ngebantah perkataan Galang. Dia dijodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan pria yang sudah memiliki istri tiga dan tentu saja dia tidak ingin menikah dengan pilihan orang tuanya. Apalagi pria itu sudah berusia 30 tahunan, tapi orang tuanya juga terpaksa melakukannya, karena mereka tidak sanggup membayar hutang, yang nilainya lumayan banyak.

Kini semuanya hancur karena Galang, kecuali Galang akan mempertanggung jawabkan perbuatannya, yang sudah meregut keperawanan gadis kecil itu.

"Eugkh ...," lenguh Galang, yang terbangun dari tidurnya.

"Kenapa kepalaku terasa sakit?" monolog Galang, sambil memijat keningnya. Tiba-tiba dia merasa ada yang menidih lengannya, dan matanya langsung membulat dengan sempurna. Ketika  melihat seorang gadis tertidur pulas di atas lengannya, dia mencoba menyibakkan rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu.

"Astaga, apa yang sudah aku lakukan semalam?" monolog Galang, yang tiba-tiba menjadi panik.

"Eugkh ...." Celsi juga ikut terbangun dari tidurnya. Dia tiba-tiba menangis tersedu-sedu, saat merasakan sakit di bagian selakangannya dan tentu semakin membuat Galang panik.

"Hiks ... hiks ... hiks!" isak Celsi menangis dalam dekapan Galang.

"Ka--mu kenapa?" tanya Galang dengan gelagapan.

"Om jahat! Om udah buat Celsi sakit," jawab Celsi dengan polosnya.

"Sial! Aku sudah melakukannya," ucap Galang, sambil menjambak rambutnya dengan kasar. Dia pun bangun dari tidurnya, lalu mengambil pakaiannya di lantai dan memakai seluruh pakaiannya itu. Sedangkan Celsi terus menangis tersedu-sedu, karena merasa begitu kesakitan, apalagi itu dilakukan dengan paksa.

'Tidak mungkin aku membunuh gadis kecil ini, karena aku bukan psychopath seperti kakakku. Bagaimana kalau kakak tau? Sudahlah, aku akan memikirkan itu nanti,' batin Galang menatap Celsi, yang sedang bersembunyi di balik selimut tebal.

"Gadis kecil, sekarang kamu berhenti nangis, ya. Sakitnya nanti bakal hilang," ucap Galang dengan lembut dan dibalas anggukan oleh Celsi.

"Sekarang kakak antar kamu pergi ke kamar mandi, ya," ucap Galang lagi.

"Celsi gak pakai baju, Om," jawab Celsi tampak malu.

"Kakak bakal bawa Celsi pakai selimut ini," ucap Galang, sambil mengakat tubuh mungil Celsi, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan menurunkan Celsi di atas lantai. Galang tau Celsi seorang gadis polos, karena Celsi tidak marah seperti perempuan pada umumnya.

"Setelah mandi, Celsi jangan lupa baca niat selesai hubungan suami-istri, ya. Celsi pasti sudah pernah belajar di sekolah, kan?" tanya Galang.

"Pernah, tapi ibu guru bilang, kita gak boleh melakukan itu sebelum menikah. Emang Celsi udah lakuin ya, Om?" tanya Celsi dengan polosnya.

"Iya," jawab Galang mengaguk.

"Lalu Celsi bakal dapat dosa dong? Huwaa ...!" Celsi malah menangis sekeras mungkin, yang semakin membuat Galang tambah panik.

"Cup-cup! Dosanya kakak aja yang nanggung. Celsi gak salah, yang salah kakak. Ok. Sekarang Celsi berhenti nangis, jangan buat kakak tambah panik."

"Baik, Om," jawab Celsi dengan sesegukkan.

"Sekarang kakak keluar dulu. Semua alat mandi pakai aja yang ada di sini," ucap Galang dan dibalas anggukan kecil oleh Celsi. Galang pun berjalan keluar dari dalam kamar, lalu berjalan menuju ranjangnya. Dia pun melihat ada bercak darah di atas kasurnya, itu semakin membuat dirinya prustasi. Dia sudah meregut keperawanan seorang gadis yang masih suci, tanpa sadar dia menjambak rambutnya dengan kasar.

Istri Polos Suami TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang