Part 13

4.6K 169 1
                                    

•••••
Hana sedang diperiksa oleh seorang Dokter pria. Raja tampak begitu cemas selama pemekrisaan istrinya, dia tidak berhenti menggigit unjung jarinya. Beberapa menit kemudian, dokter itu selesai memeriksa Hana.

"Bagaimana keadaannya, Gun?" tanya Raja yang begitu penasaran.

"Dia cuma lelah doang kok. Bentar lagi juga bangun," jelas dokter itu tersenyum.

"Syukurlah," ucap Raja menghela nafasnya. "Kenapa kau tersenyum?" tanya Raja ketika melihat dokter itu tersenyum lain.

"Ini bukan seperti dirimu yang aku kenal selama ini. Kau tidak pernah mengkhawatirkan orang lain, selain sikembar. Sepertinya gadis ini sudah membuatmu berubah," jelas dokter itu.

"Hmmm," balas Raja berdeham.

"Mumpun aku di sini, aku mau periksa keadaan kau. Aku khawatir denganmu," ucap dokter itu mengambil beberapa alat dalam tasnya. Dia mulai memeriksa keadaan Raja, dan dia juga menyuntikkan obat ke lengan Raja. Dokter itu adalah sahabatnya Raja dan mereka sudah berteman semenjak lama. Dia bernama Gugun Prayoga Saputra dan bekerja di rumah sakit ternama, sekaligus dokter pribadi Raja.

"Berapa kali kau membunuh, sejak aku memeriksa kau terakhir kali?" tanya Gugun menatap ke arah Raja.

"Tiga," jawab Raja singkat.

"Apa kau masih susah tidur?" tanya Gugun lagi. Raja hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Aku sudah membawa obat yang lebih baik dari sebelumnya. Ini aku pesan langsung dari Singapura," ucap Gugun mengeluarkan botol kecil. "Ini obat buat istrimu," tambahnya lagi.

"Makasih, kau benar-benar sahabatku. Aku akan mengirimkan uangnya besok."

"Kau kenapa sih? Kenapa kau tidak membiarkan aku membantumu? Kau itu sahabatku dan aku akan berusaha membantumu," jawab Gugun sambil memegang bahu Raja. Sedangkan Raja hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Maaf, aku harus kembali ke rumah sakit," ucap Gugun sambil membereskan barang-barangnya. "Sory, gak bisa datang ke pernikahan kalian tadi. Aku lagi ada operasi," sambung Gugun sambil mengacak-acak rambut Raja.

"Sibuk melulu!" ketus Raja.

"Pergi mandi sana, sudah busuk," ucap Gugun menutup hidungnya, lalu berlalu pergi meninggalkan kamar temannya. Sedangkan Raja menghela nafas kasarnya, lalu bangun dari atas sofa dan berjalan menuju kamar mandi. Saat keluar dari kamar Raja, Gugun bertemu dengan sikembar yang baru saja kembali dari lantai bawah.

"Bagaimana dengan keadaan Hana, kak?" tanya Galang yang penasaran.

"Kelelahan aja kok," jawab Gugun tersenyum. "Kakak pergi dulu, ya!" sambung Gugun seraya berjalan meninggalkan dua saudara kembar itu.

"Hati-hati, kak!" ucap mereka dengan serentak.

"Iya," jawab Gugun mengaguk. Mereka berdua pun kembali berjalan menuju kamarnya.

••••••
Raja baru saja selesai mandi, dengan memakai baju yang nyaman untuk tidur. Dia mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil dan berjalan menghampiri ranjangnya. Raja pun meletakkan handuknya di atas meja, lalu mengambil obat yang tadi diberikan Gugun. Raja mengambil dua butir, lalu meminum air yang sudah ada di atas meja. Raja langsung merebahkan tubuhnya di samping Hana dan membiarkan kepala Hana tidur di atas lengan kekar miliknya. Malam pun berlalu begitu saja dan berganti dengan pagi hari. Sepasang suami-istri itu masih tertidur pulas di atas kasur empuknya. Hana memeluk pinggang Raja dengan erat dan kepala yang dibenamkan di dada bidang Raja.

Sementara di lantai bawah, para pelayan tengah sibuk memaksa dan membersihkan rumah yang begitu luas ini. Beberapa pelayan dan bodyguard, ada yang tidur dan ada juga yang pulang ke rumah mereka. Mereka yang tinggal di rumah Raja adalah orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab di rumah, seperti suami, anak dan sebagainya.

Galang dan Gilang baru saja keluar dari kamarnya, dengan penampilan yang sudah rapi dan cool. Mereka berjalan menuruni tangga satu-persatu, dan berjalan menuju dapur. Mereka berdua langsung duduk di meja makan dan pelayan langsung meletakkan berbagai macam menu di atas meja.

"Kakak sudah pergi, Bi?" tanya Galang kepada salah satu pelayan, yang tampak masih muda.

"Belum, Tuan muda," jawab pelayan itu dengan lembut.

Dreet ... dreet ... dreet!

Ponselnya Raja tiba-tiba saja berbunyi di atas meja, membuat Raja yang masih tertidur pulas langsung terbangun. Sedangkan Hana hanya melenguh, lalu kembali mengeratkan pelukkannya. Raja meraih ponselnya di atas meja, lalu melihat orang yang sudah mengganggu tidurnya.

(Sekretaris Zea)

Raja pun mengeserkan tombol hijau dan meletakkan ponsel itu di dekat telinganya.

"Ya, ada apa?" tanya Raja dengan nada dinginnya.

"Eugkh!" lenguh Hana yang merasa terganggu dengan suara Raja.

"Maaf mengganggu, Pak! Pagi ini bapak memiliki miting dengan klien--"

"Suruh Direktur Alex yang menggatikannya. Saya sedang kurang enak badan," potong Raja sambil menarik kembali Hana ke dalam pelukkannya dan membuat Hana melenguh kembali.

"Eughk!" lenguh Hana sedikit keras.

"Suara wanita?" batin Zea setelah Raja mematikan telepon darinya.

Hana masih tertidur pulas, itu sebanya dia melenguh tanpa sadar. Dia merasa suara Raja mengganggu tidurnya, karna dia masih ingin tidur lebih lama lagi. Raja mematikan ponselnya, lalu kembali meletakkan ponselnya di atas meja. Mereka kembali melanjutkan tidurmu yang sempat terganggu.

Dua jam sudah berlalu, Hana mulai membuka matanya dengan perlahan dan dirasakan ada yang berat di pinggangnya. Hana langsung membuka mulutnya dengan lebar, saat tangannya memeluk pinggang Raja. Hana menarik tangannya dengan lambat, agar sang Raja tidak terbangun dari tidurnya. Hana mengangkat lengan Raja dengan perlahan-lahan, tiba-tiba Raja kembali mengeratkan pelukkannya. Yang membuat Hana dengan refleks mendorong dada bidang Raja, hingga jatuh dari atas ranjang.

"Aaakh!" lirih Raja kesakitan sambil memegang pinggangnya yang encok. Sementara Hana langsung berpura-pura tidur, karna takut akan dimarahin Raja.

"Siapa yang mendorongku?" ucap Raja bingung saat melihat Hana masih tertidur pulas.

"Aduh ... sakit banget!" ketus Raja memegang pinggangnya. Raja melirik jam di atas lemari kecil dan jam itu sudah menunjukkan pukul 09.09 Wib. Raja memilih berjalan ke kamar mandi. Saat merasa sudah aman, Hana lansung menghela nafas lega.

"Untung gak kejedot sama lemari. Hmmm ... salah sendiri juga, main peluk-peluk orang aja!" gerutu Hana sambil memanyunkan bibirnya. "Aduh laparnya lagi," tambah Hana yang tiba-tiba merasa sakit di perutnya. Hana segera menepiskan selimutnya dan berniat akan turun dari ranjang, tiba-tiba langkahnya terhenti saat teringat akan dirinya yang berada dalam kamar mandi.

"Aaaa ...!" teriak Hana histeris.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now