Part 10

5K 185 3
                                    

•••••
Hana baru saja sampai di rumah mewah milik Raja, dia langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di atas kasur. Dia benar-benar lelah, setelah seharian penuh pergi jalan-jalan bersama Raja. Dipejamkan matanya, karna merasa begitu mengantuk. Hana tertidur dengan sepatu yang masih melekat di kakinya.

Sementara Raja baru saja selesai mandi dan dia pun berjalan menuju kasurnya. Karna merasa lelah, Raja langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan kedua matanya.

23.22 Wib.

Raja tampak seperti sedang bermimpi buruk. Keringat dingin mulai membasahi wajahnya dan nafas yang sudah tersengal-sengal.

"Tidak!" teriak Raja bangun dari tidurnya dan nafas yang sudah tak beraturan. Diusap wajahnya dengan kasar, lalu dia beralih mencari sesuatu di dalam lemari kecil itu. Raja mengambil botol obat tidur dan mengeluarkan beberapa pel tidur. Dengan tangan yang bergetar, dia memasukkan obat itu ke dalam mulutnya.

"Huft!" Raja menghela nafas kasarnya, lalu dia pun turun dari atas ranjang dan berjalan keluar dari kamarnya. Raja berjalan menuju kamar adik-adiknya dan menghampiri sikembar yang tengah tertidur pulas di atas kasur empuk mereka. Entah apa yang ada dalam pikirannya, tatapan yang begitu kosong menatap kedua adiknya. Setelah hampir beberapa menit berdiri menatap adiknya. Raja pun menyelimuti tubuh adiknya itu,  lalu berlalu pergi meninggalkan kamar adiknya. Raja juga tidak lupa mengecek keadaan Hana yang tertidur tanpa selimut. Raja membantu melepaskan sepatu Hana, lalu menyelimuti tubuh Hana dengan selimut. Sepertinya obat yang dia makan tadi sudah mulai bereaksi dan Raja tampak begitu mengantuk. Dia pun kembali ke kamarnya dan melanjutkan tidurnya kembali.

Keesokan harinya, cahaya matahari mulai memasuki kamar Raja. Sementara Raja masih tertidur pulas di atas kasur empuknya. Sedangkan saudara kembar dan Hana sudah berangkat sekolah sejak pagi tadi.

Kring ... kring ... kring!

Suara ponselnya Raja membuat dirinya terbangun dari tidurnya dan diraih ponselnya tanpa bangun dari tidurnya.

"Ya, Hallo!" ucap Raja mengakat teleponnya dengan suara melek, sambil menggaruk kepalanya.

"..."

"Baiklah. Saya akan segera ke sana," ucap Raja sambil kembali mematikan telponnya dan diletakkan kembali ponsel itu di atas meja. Raja pun bangun dari tidurnya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Raja selesai dengan ritual mandinya. Dia berjalan menuju ruang pakaian, dimana pakaian serba hitam tergantung rapi di dalam lemari. Setelah selesai dengan pakaian, dia pun berjalan keluar dari dari kamarnya dan para bodyguard lansung menunduk hormat. Salah satu bodyguardnya langsung berlari kecil membuka pintu mobil belakang dan kembali menutupnya saat Raja sudah masuk. Mobil itu pergi meninggalkan rumah mewahnya dan membelah jalan yang lumayan padat. Raja membuka sedikit jendela mobilnya, lalu menikmati udara segar di pagi hari.

•••••
Dilain waktu, Hana sedang mengikuti pelajaran dan kelas itu tampak begitu tenang. Semua murid tampak begitu fokos mendengarkan ulasan dari guru di depan. Hana mulai menjadi anak murid yang baik dan tidak lagi mencari masalah di sekolah.

Kring ...!"

Bel tanda istirahat baru saja berbunyi dan kelas itu kembali menjadi riuh. Ketika para murid tidak sabar lagi mengisi perutnya yang kosong.

"Jangan lupa kerjakan Pr kalian. Besok pagi kumpulkan!" ucap ibu guru itu dari depan.

"Baik bu!" jawab mereka dengan serentak.

Setelah mengumpulkan alat tulisnya, guru itu berlalu pergi meninggalkan kelas dan diikuti oleh murid-murid.

"Huft!" Hana menghela nafas kasarnya, sambil meletakkan kepalanya di atas meja.

"Hana! Kita pergi makan, yok? Aku yang bakal bayar nanti," ajak Rendi menghampiri meja Hana.

"Hana bakal makan siang dengan kita," ucap Gilang tersenyum sinis kepada Rendi.

"Wah ... sejak kapan kalian perhatian sama, Hana? Bukankah selama ini kalian selalu cuek sama, Hana?" tanya Rendi menatap tajam ke arah dua cowok tampan, yang tengah berdiri di samping Hana.

"Suka hati kita lah. Kenapa kau yang sirik?" jawab Galang.

"Ayo Hana," ajak Gilang sambil menarik kerah baju Hana.

"Iya-iya. Aku bakal ikut kalian, tapi lepaskan dulu kerah bajuku!" ucap Hana yang nafasnya sudah sesak. Rendi menghela nafas kasarnya, saat sikembar mengambil tempatnya di samping Hana.

•••••

Sementara itu, Raja tampak begitu sibuk dengan komputernya. Dia menatap serius ke layar komputer dan tiba-tiba seseorang mengentuk pintu dari luar.

Tok ... tok ... tok!

"Masuk!" ucap Raja singkat.

Ceklek!

Azza membuka pintu itu dan berjalan menghampiri Raja dengan gaya genitnya.

"Ini berkas yang bapak minta," ucap Azza memberikan dokumen. Raja pun menerima berkas itu, lalu mulai memeriksa berkas-berkas itu.

"Saya dengar dari karyawan, kemaren malam bapak menggedong seorang wanita dari sini?" tanya Azza dengan gugup.

"Iya, emang kenapa?" jawab Raja yang balik bertanya.

"Gak ada apa-apa kok, pak. Saya cuma bertanya saja,"  jawab Azza. "Wanita itu pasti orang yang bersama dengan sikembar?" tambah Azza yang penasaran.

"Kenapa kau malah ikut campur urusan pribadiku? Aku dengan siapa bukan urusanmu. Kau lakukan saja pekerjaanmu itu!" ujar Raja yang tampak kesal.

"Maafkan saya, pak!" jawab Azza menundukkan kepalanya.

"Silahkan pergi," ucap Raja sambil kembali memberikan berkas itu.

"Baik pak. Saya permisi dulu," jawab Azza menerima berkas itu, lalu kembali berlalu pergi. Setelah Azza pergi, Raja kembali sibuk dengan komputernya. Dia tengah menyiapkan dekorasi untuk acara pernikahan Hana dan dia.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang