Part 06

5.7K 210 7
                                    

•••••
Karena perkejaan yang menumpuk di kantor, membuat Raja harus lembur sampai malam. Beberapa berkas-berkas harus disiapkan untuk besok, lalu diserahkan kepada karyawannya. Sedangkan Hana sudah tertidur pulas di atas sofa, meja yang sudah penuh oleh sampah cemilannya. Saat melihat Hana tertidur pulas, Raja melirik arloji yang ada di tangannya dan menunjukkan pukul 21.09 Wib. Raja segera menyelesaikan tugas terakhirnya, lalu merapikan mejanya itu dan membiarkan Sekretaris-nya mengambil berkas-berkas ini besok pagi. Setelah selesai merapikan mejanya, Raja berjalan menghampiri Hana ke sofa, dengan membawa jas hitam miliknya. Dia pun menutupi sebagian tubuh Hana dengan jas  itu, lalu menggendong Hana ala bridal style keluar dari ruangannya. Tanpa sadar, Hana melingkarkan kedua tangannya di leher jenjang milik Raja, tapi itu tidak membuat Raja merasa risih.

Awalnya Raja memang berniat ingin membunuh Hana, tapi setelah mengetahui kehidupan Hana lebih jauh. Akhirnya Raja memutuskan untuk membiarkan dia hidup di sampingnya. Hana tidak seperti korban-korban sebelumnya, dia mempunyai semangat hidup yang tinggi. Meskipun dia harus menderita tinggal bersama keluarga pamannya, itu tidak membuatnya melakukan hal di luar batasnya. Meskipun dia tidak memiliki harta, kehidupan yang serba kekurangan, dia tetap mencari uang dengan cara halal. Tidak seperti korban-korban sebelumnya, yang menjual tubuhnya pada pria hidung belang, demi mendapatkan uang yang banyak. Raja pernah melihat Hana berkerja di pasar, dia membantu pembeli  mengangkat barang-barang belian ke dalam kendaraan mereka. Namun, uang hasil kerjanya diambil oleh sepupunya, yang membuat Raja geram dengan sikap mereka. Itu sebabnya dia menyuruh kedua adiknya menculik Hana, karna dirinya ingin Hana mendapatkan kehidupan yang mewah bersamanya.

Penjaga langsung berlari kecil, saat mobil Raja sampai di rumah mewahnya. Raja langsung mengedong tubuh mungil Hana keluar dari dalam mobil, setelah penjaga membuka pintu mobil belakang. Raja begitu santai berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu, tanpa merasa lelah menggedong Hana menaiki tangga satu persatu. Sesampainya di pintu kamar milik Hana, penjaga langsung membuka pintu itu. Raja pun berjalan masuk ke dalam kamar Hana, lalu membaringkan tubuh Hana di atas kasur empuk miliknya.

"Eughk!" lenguh Hana menggeliat saat tubuhnya di atas kasur itu, tapi untunglah dia tidak bangun. Karna tidurnya benar-benar nyenyak, meskipun gajah bakal melompat di atas kasur empuk itu. Hana tidak akan terbangun dari tidurnya. Raja menyelimuti sebagian tubuh Hana, lalu duduk di sisi ranjang dan menatap Hana yang tengah tertidur.

"Huft!" Raja menghela nafasnya, lalu dia bangun dari kasur itu dan tak lupa mencium kening Hana sebelum meninggalkan kamar itu.

Saat ini Raja sudah berada di dalam kamarnya, dia langsung melepaskan semua kencing bajunya dan melepaskan pakaiannya itu dari badannya. Tampaklah ada beberapa bekas luka di bagian perut, dadanya dan beberapa luka di bagian punggungnya. Seperti dia pernah mengalami luka tusukan. Tubuhnya benar-benar exlatis dan kaum hawa akan jatuh lemas jika melihat tubuh Raja yang begitu sexsi. Raja berjalan menuju mandi, lalu membiarkan air yang segar itu mengguyur semua badannya.

Beberapa menit kemudian, Raja selesai dengan ritual mandinya dan keluar dengan memakai handuk untuk menutupi bagian bawah pinggangnya saja. Setelah memakai pakaian untuk tidur, dia duduk di atas kasur empuk itu. Lalu mengambil botol kecil di atas lemari samping mejanya dan mengeluarkan dua butir obat tidur. Raja seperti mengalami masalah dengan tidur, hingga membuat dia harus minum obat tidur saat akan tidur. Setelah meminum pel itu, dia pun membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk, lalu memejamkan kedua matanya.

Keesokan harinya ...

Hana mulai membuka matanya dengan perlahan, saat cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya. Dia mulai menatap sekeliling kamar, tiba-tiba matanya langsung membesar dengan sempurna. Ketika mengetahui dirinya sudah berada di kamarnya, dia langsung memeriksa seluruh badannya.

"Huft! Syukurlah, masih lengkap," ucap Hana yang lega. Jika semalam tidak ada yang terjadi padanya. Hana segera menepiskan selimutnya itu, lalu bangun dari kasurnya dan berjalan masuk ke dalam mandi, sebelum Raja masuk ke kamarnya. Mendengar suaranya sudah membuat Hana jantungan, apalagi menatap wajah yang dinginnya itu.

Beberapa menit kemudian, Hana selesai dengan ritual mandinya dan dia segera memakai seragam sekolahnya.

Ceklek!

Raja tiba-tiba saja membuka pintu kamar Hana, tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Oh, ternyata kau sudah siap," ucap Raja yang hanya berdiri di pintu.

"I--ya Tuan," jawab Hana dengan menggaguk.

"Hari ini, aku yang akan mengantarmu ke sekolah. Ayo buruan siap-siap," ujar Raja yang sontak membuat mata Hana membola dengan sempurna.

"Tamatlah sudah hidupku," batin Hana dengan menelan air slivannya dengan susah payah.

Selama perjalanan ke sekolah, Hana hanya menundukkan kepalanya sambil memainkan jari-jemarinya. Jantung yang terus berpacu dengan cepat dan keringat dingin yang terus-menerus mengalir di wajahnya.

"Apa kau sakit?" tanya Raja yang heran melihat Hana yang berkeringat saat dinginnya pagi ini. Sedangkan Hana hanya mengelengkan kepalanya dengan cepat. Raja pun meletakkan punggung tangannya di kening Hana, lalu merasakan suhu tubuh Hana yang dingin seperti mayat hidup. Raja langsung menepikan mobilnya itu, lalu membuka jaket yang dia pakai.

"Sebaiknya hari ini kau tidak usah pergi sekolah. Sepertinya kau benar-benar sakit," ucap Raja seraya memasangkan jaket itu pada Hana.

"Uhuk ... uhuk!"

Mendengar perkataan itu, membuat Hana terbatuk beberapa kali.

"Tuan, saya tidak sakit," cicit Hana yang ketakutan.

"Jangan bandel dibilangin," ujar Raja menatap tajam ke arah Hana, lalu dia kembali menyetir mobilnya untuk pulang. Hana hanya bisa menangis dalam hati, membayangkan seharian bersama dengan Raja.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang