Part 33

1.7K 74 0
                                    

Begitulah derita untuk orang yang memiliki badan gemuk, akan cepat lelah untuk berlari beberapa menit saja. Namun, Nazwa berjuang keras untuk menguruskan badannya dan mulai merawat dirinya seperti gadis pada umumnya. Karena Gilang benar-benar menerapkan peraturan disiplin kepadanya, mulai dari pola makan, gaya hidup, semuanya diubah oleh Gilang. Meskipun begitu, Nazwa tidak merasa keberatan sama sekali, karena ini juga demi kebaikan untuk dirinya sendiri.
•••••

Di rumah megah milik Raja, semua anggota keluarga sedang melakukan sarapan pagi seperti biasa. Gilang biasanya tidak terlalu sibuk dengan ponselnya, tapi sekarang dia memainkan ponselnya sambil makan.

"Gilang, makan dulu baru main ponselnya," ucap Raja dengan nada tegas.

"Maaf, Kak," jawab Gilang, yang langsung meletakan ponselnya di atas meja dan kembali melanjutkan makannya.

"Gilang, kok sekarang kamu lebih sering pulang malam? Kamu juga sering bolos dari perkerjaan. Emangnya kamu ngapain aja di luar?" tanya Raja menghentikan makannya dan menatap adiknya dengan penuh tanya.

"Gilang ..." Gilang tampak begitu ragu-ragu mengatakannya, karena takut Raja akan marah padanya.

"Kamu suka sama gadis itu?" tanya Raja tiba-tiba tersenyum, yang sontak membuat Hana dan Galang menatap Raja secara bersamaan.

"Bagaimana kakak tau?" jawab Gilang, yang balik bertanya.

"Yaelah. Kamu lupa siapa kakak, ya?" tanya Raja dengan menaikkan sebelah alisnya. Tentu saja Raja bisa tau, karena dia mempunyai mata-mata di luar sana, yang selalu setia menjaga para adiknya.

"Suka sama perempuan itu gak apa-apa. Pacaran boleh-boleh aja, tapi ingat, jangan lalai sama tanggung jawab, Kamu. Jangan sampai pekerjaanmu beratakkan, hanya karena seorang perempuan. Mau dikasih makan apa dia nanti,"  sambung Raja menasehati adiknya, dengan tersenyum manis.

"Iya, Kak. Maaf, Gilang gak akan ngulangi lagi. Gilang bakal fokus kerja mulai sekarang," jawab Gilang tampak malu.

"Gitu dong, itu baru namanya adek, Kakak," puji Raja tersenyum. Gilang hanya tertawa malu, ketika kakaknya sudah tau kalau dirinya sedang jatuh cinta dengan Nazwa, hanya saja belum diungkapkan pada pemilik hati.

"Paman punya pacar? Cantik 'kan mana sama, Mama?" tanya Rahel, yang tiba-tiba angkat bicara.

"Tentu saja cantik 'kan pacar, Paman," jawab Gilang tersenyum.

"Pinter gak, Paman? Pasti pintaran, Mama?"

"Eh, anak mama tau-tau aja," sambung Hana sambil mencium kening Rahel.

"Kapan sih dikenalin sama kita-kita. Masak pacarnya diumpatin terus," ucap Galang menggoda.

"Sudah, jangan digoda terus Gilang-nya. Kalau begini, kapan selesainya kita sarapan," ucap Raja menghentikan pertanyaan dari saudaranya yang kepo. Apalagi wajah Gilang sudah memerah bagaikan kepiting rebus, karena menahan malu.
•••••

Hari ini Gilang berencana akan mengajak Nazwa pergi belanja, karena melihat pakaian Nazwa yang sudah kebesaran semua.

"Aku pergi dulu ya, Kak," pamit Gilang kepada Galang. Dia berjalan menuju mobilnya dan masuk ke dalam mobilnya. Lalu berlalu pergi meninggalkan tempat parkir kantornya.

"Aku penasaran dia pergi ke mana," monolog Galang sambil memegang dagunya.

"Kita ikutin, yuk," tambah Galang pada pacarnya, dengan penuh semangat.

"Ayok," jawab Fira mengaguk pelan dan mereka berdua berjalan masuk ke dalam mobil. Lalu meninggalkan tempat parkiran itu dan mereka mulai membututi Gilang dari belakang.

Istri Polos Suami TampanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora