Part 61

1.1K 53 0
                                    

••••••
05.00 a,m..

Beberapa pakaian sudah betebar pesona di lantai, sedangkan pasangan suami-istri itu masih tertidur pulas di atas kasur empuknya. Tiba-tiba suara alarm membuat salah satu dari mereka terbangun dari tidurnya.

Tik ... tik ... tik!

Gilang membuka matanya dengan perlahan, dia pun mematikan alarm tersebut dengan sebelah tangannya. Dia kembali menarik selimutnya, menutupi tubuh istrinya tanpa memakai sehelai pakaian dan mereka berdua benar-benar melakukan hubungan tersebut semalam.

Sebelumnya .....

"Tak bisahkah kita melakukannya kali ini saja?" tanya Gilang dengan nafas sudah tidak beraturan lagi.

"Kalau Nazwa hamil, gimana? Nazwa 'kan masih harus sekolah 6 bulan lagi?" tanya Nazwa yang khawatir dengan keinginan suaminya tersebut.

Gilang pun menarik nafasnya lalu menghebuskan nafas kembali. Dia pun bangun dari atas tubuh istrinya, lalu duduk di samping istrinya dan Nazwa pun bangun dari tidurnya, sambil merapikan bajunya yang berantakan oleh suaminya.

"Percaya aja sama kakak, masak sayang tega banget sama kakak. Kakak sudah hampir satu minggu nahannya, dan sekarang sudah mendapatkan solusinya. Malah gak dibolehkan, lagian ini waktu yang tepat untuk melakukannya. Besok sayang 'kan libur sekolah," ujar Gilang dengan penuh drama.

"Emang apa solusinya?" tanya Nazwa dengan nada ketus.

"Pakai pengaman, kakak baru beli dari apotik," bisik Gilang di dekat telinga istrinya, yang membuat Nazwa mengerutkan keningnya.

"Pengaman?" ulang Nazwa mengerutkan keningnya dan dibalas anggukan oleh sang suami.

"Kita lakukan, ya," rengek Gilang sambil mengigit ujung jarinya dan menatap penuh harap pada istrinya.

'Kalau aku nolak permintaan kakak. Aku bakal dapat dosa gede, tapi sebenarnya aku juga takut melakukannya, malu lagi, masak iya buka pakaian aku? Oh tidak,' batin Nazwa yang sudah dilema berat.

"Gimana? Mau, ya?" tanya Gilang lagi, dengan terpaksa Nazwa mengaguk pelan. Senyuman langsung terukir di bibir Gilang, dia langsung merebahkan tubuh istrinya lagi dan kembali mencium bibir istrinya dengan penuh gairah. Tangan yang langsung menjalar seluruh tubuh istrinya, dan Nazwa tidak punya pilihan selain itu, karena mereka berdua memang sudah menjadi suami istri.

••••••

Mangkok berisi air berada di atas nakas, Celsi terlihat begitu pucat di atas ranjangnya dan kening yang sudah ditempel dengan kain putih. Celsi mengalami deman tinggi, yang membuat suaminya berjaga semalaman. Mungkin karena terlalu banyak menangis, apalagi Celsi begitu syok kehilangan ayahnya dan ibu entah ke mana perginya.

Celsi mulai membuka matanya dengan perlahan, lalu menatap langit-langit kamarnya. Dia merasakan ada yang menggegam erat tangannya, dia pun menoleh ke arah orang yang menggenggam tangannya dan melihat sang suami tertidur pulas di sisi ranjang. Celsi pun memiringkan posisi tidurnya, lalu menatap suaminya yang terlihat begitu tenang dan tidak masalah yang terpikirkan olehnya.

'Pasti kakak begitu khawatir semalam. Sungguh beruntung punya suami sebaik, Kak Galang,' batin Celsi sambil menyentuh rambut suaminya. Celsi menatap wajah suaminya cukup lama, hingga Galang terbangun dari tidurnya.

"Sayang sudah bangun rupanya," ucap Galang sambil mengusap-usap matanya. Dia pun merasakan suhu tubuh istrinya, dan deman Celsi ternyata sudah turun.

"Maaf! Celsi sudah buat kakak khawatir," ucap Celsi menatap suaminya dengan tatapan sendu.

"Enggak kok," jawab Galang dengan tersenyum manis.

Ting ... tong!

"Kakak pergi buka pintu dulu, ya," ucap Galang bangun dari duduknya dan Celsi hanya membalas dengan anggukan pelan.

Galang pun berjalan keluar dari dalam kamarnya, ketika seseorang menekan bel dari luar.

Ceklek!

Seorang wanita cantik yang tak lain Dokter Alya berdiri di depan pintu, dengan membawa ranselnya.

"Silahkan masuk, Dok," ucap Galang mempersilakan dokter Alya masuk ke dalam rumah.

"Panas istrimu sudah turun?" tanya dokter Alya.

"Sudah, Dok," jawab Galang sambil membuka pintu kamarnya dan terlihat Celsi sedang berbaring di atas ranjang.

Dokter Alya mulai memeriksa keadaan Celsi, karena semalam Galang memang menghubungi dokter Alya. Semalam dokter Alya tidak bisa datang ke rumah Galang, dikarenakan sudah sangat malam dan akhirnya dokter Alya menunjukkan batuan pertama untuk pasiennya.

"Celsi sekarang sudah baik-baik saja. Tidak perlu khawatir lagi dengan keadaannya," ucap Dokter Alya yang baru saja selesai memeriksa pasiennya.

"Syukurlah. Makasih, Dokter,"  jawab Galang yang kembali bernafas lega dan dokter Alya membalas dengan anggukan pelan.

Galang kembali mengatarkan dokter Alya ke depan pintu, dan kembali menutup pintunya ketika dokter Alya berjalan pergi.
Galang kembali masuk ke dalam kamarnya, lalu duduk di samping istrinya.

"Sayang mau makan apa?" tanya Galang pada istrinya

"Apa aja, yang penting sehat untuk dedek bayi ini," ucap Celsi sambil mengelus perutnya yang sudah besar. Galang pun meletakkan kepalanya di atas perut istrinya dan merasakan pergerakan dari dalam perut istrinya.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora