Part 40

1.5K 81 0
                                    


•••••
Semua urusan tentang keluarga Celsi, sudah selesai di urus oleh anak buahnya Raja. Meskipun Raja tau kalau uang yang dipinjam kedua orang tua Celsi bukanlah sedikit, tapi Raja tidak ingin memperpanjang masalah yang dibikin adiknya. Kini tinggal melakukan pernikahan Celsi dan Galang, pernikahan mereka berdua benar-benar tertutup dari kalangan masyarakat. Pernikahan mereka berdua juga benar-benar dijaga ketat oleh bodyguard Raja, mereka tidak ada sesuatu yang buruk terjadi saat pernikahan berlasung. Pernikahan Celsi dilakukan tanpa kedua orang tuanya, karena mereka memang tidak mau datang.

Galang beserta para tamu undangan, sudah hadir di acara akad nikah dan bapak penghulu juga sudah hadir. Mereka hanya menunggu Celsi keluar, tapi sayangnya Celsi membuat masalah di ruang rias, yang membuat para tamu menunggu sedikit lebih lama lagi.

"Celsi gak mau nikah. Celsi mau pulang ke rumah," rengek Celsi sambil berusaha melepaskan gaun, yang sedang melekat di tubuhnya.

"Celsi gak boleh begini, masak cantik-cantik gini masih nangis. Celsi gak kasihan apa sama gaunnya?" tanya Hana yang mencoba menenangkan Celsi.

"Celsi mau pulang aja ke rumah, Kak. Hiks ...," isak Celsi yang sudah sesegukkan.

"Iya-iya, nanti kita bakal pulang ke rumah. Sekarang Celsi gak boleh nangis lagi. Oh-ya, nanti kakak belikan apa aja deh yang Celsi mau." Hana mencoba membujuk Celsi layaknya seorang anak kecil dan tentu saja mendapatkan respon bagus dari Celsi.

"Benarkah? Kakak janji bakal beliin apa yang Celsi mau?" tanya Celsi sambil menghapus air matanya.

"Janji," jawab Hana sambil menunjukkan jari kelingkingnya dan Celsi langsung membalas dengan jari mungilnya.

"Sekarang Celsi berhenti menangis, ya. Agar Celsi kembali cantik kayak bidadari," ucap Hana dengan suara lembut, membuat siapa saja langsung luluh mendengarnya.

"Iya," jawab Celsi mengaguk paham. Senyuman manis langsung terukir di bibir merah milik Hana, dia kembali bangun dari jongkoknya. Lalu Hana memerintahkan dua wanita cantik, untuk make up ulang Celsi lagi.

"Kakak baik-baik saja?" tanya Nazwa yang khawatir dengan kondisi Hana.

"Kakak baik-baik saja," jawab Hana tersenyum sambil mengaguk. Dia akhirnya bisa bernafas lega, kerja kerasnya selama setengah jam akhirnya membuahkan hasil.

"Sudah selesai, Nyonya," ucap salah satu perias itu pada Hana.

"Hmmm." Hana hanya membalas dengan senyuman, lalu berjalan menghampiri Celsi yang sedang duduk di kursi depan cermin.

"Kita pergi keluar lagi, yuk," ajak Hana dan Celsi langsung membalas dengan anggukan pelan.

Celsi berjalan bersama dengan Hana, Nazwa, dan ibunya Nazwa keluar dari dalam ruangan rias. Celsi memegang lengan milik Hana turun ke lantai bawah, karena pernikahan mereka berdua memang diadakan di rumah.

Gugun, istrinya dan dua anaknya baru saja sampai di rumah Raja. Dia baru bisa datang sekarang, karena mempunyai beberapa alasan di kliniknya. Gugun sudah tau apa yang terjadi pada Galang dan dia hanya bisa menghela nafas saja.

Pernikahan mereka berdua dilaksanakan dengan tenang, tanpa ada satupun habatan. Celsi sekarang sudah sah menjadi istrinya dari Galang Arkabil Yanduge dan sekarang Hana dan Raja memiliki dua anggota baru.
•••••

"Sayang baik-baik saja?" tanya Raja ketika melihat Hana, yang sedikit sempoyongan berjalan masuk ke dalam kamarnya.

"Hana--" Perkataan Hana langsung terhenti ketika tubuhnya ambruk ke lantai.

"Sayang! Mama!" Ayah dan anak itu langsung berteriak bersamaan. Raja langsung menurunkan putranya dari dalam gedongan, lalu mereka berdua langsung berlari menghampiri Hana.

"Sayang!" panggil Raja tampak begitu panik, ketika melihat tidak ada ada respon sama sekali dari istrinya. Raja langsung mengakat tubuh mungil istrinya ala bridal style, lalu berjalan menuju ranjang mereka.

"Pa! Mama kenapa?" tanya Rahel dengan menangis sesegukkan.

"Mama gak pa-pa kok," jawab Raja yang berusaha menenangkan putranya, walau dia juga khawatir dengan istrinya. Raja meminta salah satu pelayan untuk memanggil Gugun, dan kini Hana sedang diperiksa oleh kakaknya, Gugun. Sedangkan Raja dan Rahel berdiri di samping ranjang, sambil memperhatikan Hana yang masih belum sadar.

"Paman! Mama kenapa?" tanya Rahel dengan suara serak. Gugun langsung berjongkok di depan keponakannya, lalu menghapus air mata keponakannya.

"Bentar lagi keponakan paman akan mempunyai adik. Jadi, Rahel gak boleh buat mama kecapean," jelas Gugun dengan tersenyum manis.

"Rahel bakal punya adek, Paman?" tanya Rahel dengan wajah polosnya dan Gugun hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Asyik, bentar lagi Rahel bakal punya adek," ucap Rahel tampak begitu girang dan tentu membuat kamar itu menjadi berisik karena suaranya.

"Aku tinggal dulu, ya,"  ucap Gugun sambil menepuk pelan pundak Raja dan Raja hanya membalas dengan anggukan pelan.

Raja dan Rahel pun duduk di sisi ranjang, lalu menatap Hana yang masih belum sadar.

Hana mulai membuka matanya dengan perlahan-lahan, lalu merasa sedikit pusing.

"Sayang tetap berbaring saja," ucap Raja saat Hana mencoba untuk bangun.

"Mama, Rahel khawatir dengan mama." Rahel langsung memeluk tubuh ibunya dengan erat.

"Hana kenapa, Sayang?" tanya Hana pada Raja.

"Sayang sedang hamil," jawab Raja dengan tersenyum manis dan mata yang sudah berkaca-kaca, karena terlalu bahagia mengetahui Hana hamil anak keduanya.
•••••

Setelah pernikahan tentu saja sepasang suami-istri akan tidur bersama. Seperti yang dilakukan oleh Nazwa dan Gilang, tapi beda halnya dengan pasangan suami-istri Galang dan Celsi. 

"Kakak gak boleh tidur di sini," rengek Celsi sambil berusaha menyuruh Galang bangun dari ranjangnya.

"Celsi, kakak capek. Kenapa dari tadi kamu bikin kakak marah saja?!" bentak Galang dengan sebelah tangan menutup matanya.

"Yaudah," jawab Celsi yang langsung menundukkan kepalanya, sambil memainkan jari jemarinya mungilnya.

"Hiks ... hiks ... hiks!"

Galang langsung mengakat tangan yang menutupi matanya, lalu melihat ke arah suara yang sedang sesegukkan. Galang langsung menghela nafas kasarnya, ketika melihat istri kecilnya menangis tersedu-sedu.

Galang langsung merangkul pinggang istrinya, lalu menarik Celsi ke dalam dekapannya.

"Maaffin kakak, ya." Rasa bersalah kembali menghampirinnya, kalau bukan karena ulahnya, gadis kecil ini tidak harus menikah dengannya. Dia tidak tau tentang keluarga Celsi, karena kedua saudaranya tidak ada yang memberitahukannya.
•••••

Kini keluarga besar Raja sedang menikmati sarapan bersama di meja makan. Mereka makan dengan tenang, hanya detingan sendok dan piring yang berbunyi.

"Kak! Hari ini aku izin masuk kerja dulu, ya," ucap Galang memencah kesunyian di meja makan.

"Kenapa?" tanya Raja menatap wajah Galang.

"Aku berencana akan pindah ke apartemen bersama Celsi. Lagipula sekarang aku sudah menikah. Jadi, aku ingin hidup mandiri lagi," jelas Galang sambil menghentikan aktivitas makannya.

"Kalau begitu Gilang juga, Kak," ucap Gilang tiba-tiba.

"Kenapa kalian berdua tiba-tiba mau pindah?" tanya Hana menatap dua saudara kembar itu.

"Biarkan saja, Sayang. Lagipula, mereka berdua sekarang sudah punya kehidupan masing-masing," jawab Raja yang terdengar sedih. Hana hanya mengaguk paham dan kembali melanjutkan aktivitas sarapannya.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang