Part 14

4.6K 180 3
                                    

Mendengar teriakan istrinya, Raja bergegas menyelesaikan ritual mandinya. Hingga dia tak sadar, rambutnya belum bersih sempurna dari buih samponya. Raja memakai handuk di pinggangnya, hingga membuat bekas luka di tubuhnya terlihat.

"Sayang kenapa?" tanya Raja dengan nafas tersengal-sengal.

"Oh ... kecoak tadi," jawab Hana nyegir, walau jantungnya sedang berpacu dengan cepat. Hana langsung mengerutkan keningnya, kala melihat bekas luka di badan suaminya. Tanpa sadar dia bangun dari ranjang dan berjalan menghampiri suaminya. Di sentuh luka suaminya tanpa ada rasa ketakutan.

"Ini kenapa?" tanya Hana menatap Raja.

"Bukan apa-apa," jawab Raja dengan senyuman manisnya. "Kenapa?" tambah Raja ketika melihat Hana yang mencoba menahan tawanya.

"Rambut tuan masih ada buihnya," jelas Hana tersenyum.

"Aiks ... ini semua salah sayang. Sayang harus dihukum," ancam Raja sembari mengakat tubuh Hana ala bridal style.

"Tuan jangan hukum saya terus. Saya janji gak akan buat salah lagi," rengek Hana menangis. Sedangkan Raja hanya tersenyum sambil membawa Hana ke atas kasur empuknya.

"Hukumannya harus banyak istirahat. Sayang masih sakit gak boleh banyak gerak," ucap Raja sambil membaringkan tubuh Hana di atas kasur, lalu berniat akan membersihkan dirinya kembali.

"Tuan!" Hana memegang lengan Raja dan membuat Raja menatap ke arah sang empu. "Saya lapar," rengek Hana.

"Bentar ya, sayang. Kakak bersihin dulu rambut ini," ujar Raja tersenyum lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Aku 'kan bisa jalan sendiri ke lantai bawah. Kenapa harus menunggu dia?" gerutu Hana dalam hatinya.

Beberapa menit kemudian, Raja keluar dari kamar mandi dengan memakai baju kaos hitam dan celana panjang hitam juga. Dia mengeringkan rambutnya menggunakan kain handuk kecil, lalu berjalan keluar dari dalam kamarnya.

"Apa gak ada warna lain? Kenapa dia suka makai pakaian warna hitam?" tanya Hana menatap punggung suaminya itu yang mulai menghilang dari balik pintu.

"Aaa ... laparnya lagi," lirih Hana yang sudah kelaparan.

Sementara itu, para pelayan yang tengah mengempel lantai, tiba-tiba saja terhenti. Ketika melihat Raja turun dari tangga, dengan rambut yang acak-acakan.

"Astaga, ganteng banget tuan Raja . Aku juga mau jadi istrinya. Hmmm ... gadis yang beruntung bisa memiliki tuan Raja." Para pelayan hanya bisa menelan air slivannya, ketika melihat ketampanan Raja yang selalu menggoda iman para wanita.

"Bi, tolong siapkan dua piring. Saya akan sarapan di kamar," titah Raja kepada wanita paruh baya, yang bernama Surti Juliarni.

"Baik, Tuan," jawab Surti yang langsung menyiapkan sarapan. Beberapa menit kemudian, Surti selesai menyiapkan sarapan dan diletakkan di atas napan.

"Apa perlu saya mengatarkannya?" tanya Surti dengan memegang napan, yang berisi satu gelas susu, air putih dan dua piring nasi yang bercampur lauk pauk, tak lupa dua pasang sendok.

"Tidak perlu, bi," jawab Raja mengambil alih napan dan berlalu pergi meninggalkan dapur. Dia kembali berjalan menaiki tangga satu persatu dan beberapa menit dia sudah berada di kamarnya. Hana langsung tersenyum lebar, ketika melihat sarapan yang dia tunggu-tunggu sejak tadi. Raja pun meletakkan napan itu di atas lemari dan Hana langsung mengambil susu kesukaannya.

"Akhirnya," ucap Hana yang lega dari rasa haus dan laparnya.

"Tuan, bukankah tuan harus pergi kantor?" tanya Hana saat Raja duduk di sisi kasur, dengan memegang piring berisi makanan di tangannya.

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now