Part 11

4.6K 190 2
                                    

•••••
Raja membiarkan Hana mengikuti ujian naik kelas dan mengambil waktu liburan sekolah untuk pernikahannya. Saat Raja tengah sibuk mempersiapkan pernikahan mereka dan selama itu juga Hana berjuang keras mengikuti ujian naik kelas. Hingga waktu berlalu begitu saja dan hasil ujian akan diumumkan hari ini. Semua siswa SMA Nusa Bangsa dari kelas 10-11, berbaris rapi di sebuah lapangan yang sangat luas dan diteduhi oleh atap di atasnya. Pengumuman 3 terbaik setiap kelas pun dimulai dari kelas 10-11. Hana tidak terlalu berharap, jika dirinya akan mendapatkan peringkat di kelasnya. Karna dia bukanlah murid yang termaksud pintar, bisa naik kelas saja sudah bersyukur buatnya. Satu-persatu murid terbaik mulai dipanggil namanya, dan mereka berjalan menaiki pentas.

"Juara 3 kelas XI-IPA³ jatuh kepada ... Hana Anastasya!" teriak bapak guru dari atas panggung. Semua murid kaget ketika gadis yang nakal dan bodoh seperti Hana bisa mendapatkan peringkat 3 di kelasnya. Bukan hanya semua murid saja, Hana dan para guru saja juga ikut kaget dengan peningkatan Hana yang begitu drastis.

"Ayo naik ke atas panggung, Hana," ucap salah satu teman kelas Hana.

"I--ya," jawab Hana sedikit terbata-bata dan Hana langsung berjalan menuju panggung, dengan jantung yang berdegup sangat kencang dan tubuh yang bergetar. Dia tidak percaya, jika dirinya bisa mendapatkan peringkat 3. Sesampainya di panggung, ibu guru memberikan bingkisan bunga dan sertifikat tanda naik kelasnya.

"Lebih rajin lagi belajarnya, jangan nakal lagi," ucap ibu guru dengan lembut dan tak lupa tersenyum manis.

"Iya ibu," jawab Hana menerima bunga dan sertifikat itu, lalu menundukkan kepalanya.

Setelah itu, pengumuman kembali dilanjutkan dan juara satu dan dua diraih oleh sikembar. Gilang mendapatkan juara dua, sedangkan Galang mendapatkan juara satu. Karna mereka memang murid yang pintar dan itu sudah terbukti semenjak mereka kecil. Setelah pengumuman selesai, semua murid-murid kembali bubar dari lapangan itu dan mengambil sertifikat atau rapor masing-masing di kelas mereka. Hana sedang mengambil tasnya di dalam kelas dan tiba-tiba Rendi menghampiri Hana ke mejanya.

"Hana, selamat, ya!" ucap Rendi mengulurkan tangannya.

"Terimah kasih," jawab Hana tanpa membalas uluran tangan dari Rendi, karna dia takut sikembar akan marah padanya.

"Liburan nanti kamu akan pergi ke mana?" tanya Rendi sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

"Liburan nanti dia akan ikut dengan kita," jawab Gilang yang tiba-tiba berada di samping Hana.

"Kita pulang!" tambah Galang sambil menarik tas Hana keluar dari kelasnya.

"Sial!" ujar Rendi yang tampak begitu marah.

Saat mereka sampai di pakiran mobil, tiba-tiba Clara menghampiri Hana bersama dengan teman-temannya.

"Hana!" panggil Clara. Mendengar panggilan itu, Hana pun menoleh ke arah suara.

"Sekarang ujian naik kelas 'kan sudah selesai. Bibi dan paman kamu sampaikan pesan tadi. Katanya kamu disuruh pulang," ujar Clara dengan bersedekap dada.

"Aku--" perkataan Hana lansung terpotong oleh Galang.

"Aku kasih tau sama kamu, ya? Hana itu gak bisa pulang ke rumah pamannya lagi. Hana itu sudah dewasa dan dia punya kehidupan sendiri. Lagian pamannya sudah menyetujui kalau Hana kerja di rumah kita," ujar Galang.

"Hana masuk ke dalam mobil," titah  Gilang sambil membuka pintu mobil belakang.

"I--ya," jawab Hana yang menuruti perintah Gilang.

"Lang, kok kamu baik banget sama Hana sekarang?" tanya teman Clara.

"Suka hati kita mau baik sama siapa. Sebaiknya kalian minggir dari mobil aku!" bentak Galang sambil membuka pintu mobil depan dan dia pun masuk ke dalam mobilnya.

"Clara, mending kita ikutin dia yok. Aku curiga dengan mereka," ucap teman Clara.

"Ayok!" jawab Clara setuju dengan usulan teman-temannya.

Seperti biasa, Hana akan mengganti seragam sekolahnya, sebelum dia pergi ke kantor Raja. Sekarang Hana sudah tau nama orang yang akan menjadi suaminya. Hana melihat nama Raja di sebuah papan nama di atas meja kerja Raja. Selama berada di sana, Hana sesekali memadang Raja yang sedang sibuk bekerja dan membuatnya mulai mengenal sifat dan makanan kesukaan Raja. Sebenarnya, Hana bukanlah gadis yang bodoh. Hanya saja, Hana tidak punya waktu untuk belajar saat tinggal bersama keluarga pamannya. Setiap hari, Hana selalu diberikan perkerjaan oleh bibi dan sepupunya. Bagi Hana, sekolah adalah tempat hiburan untuk melepaskan kepenatan yang ada di rumah. Selama menemani Raja, Hana disuruh belajar dan itu sebabnya dia berhasil mendapatkan peringkat 3.

Hana dan sikembar baru saja sampai di ruangan Raja. Sikembar langsung menunjukan rapor mereka masing-masing kepada kakaknya.

"Seperti biasa kalian berdua selalu buat aku bangga. Selama liburan kali ini, kalian boleh lakukan apa yang kalian suka."

"Yes!" ucap mereka yang tampak senang.

"Kalau begitu kita pergi dulu. Kita akan bersenang-senang malam ini," ucap mereka berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

"Aku mencintaimu, kakak!" teriak mereka dari balik pintu, dengan memberikan tanda cinta kepada kakaknya. Sedangkan Raja hanya membalas dengan anggukan dan tak lupa tersenyum manis. Raja benar-benar tampan jika dia tersenyum dan itu membuat Hana langsung terpesona.

"Hasil ujianmu, mana?" tanya Raja yang seketika membuyarkan lamunan Hana.

"Ini tuan," ucap Hana berjalan menghampiri meja Raja, lalu memberikan sertifikat miliknya.

"Wah ... Sayang meningkat dengan sangat cepat. Ternyata sayang gadis pintar juga," ucap Raja tersenyum menatap Hana.

"Terimah kasih, tuan!" jawab Hana menundukkan kepalanya, tiba-tiba Raja menarik pinggang munggilnya ke atas pangkuannya. Sedangkan Hana langsung kaget dibuatnya, ketika wajah mereka saling bertatapan. Hana dengan susah payah menelan air slivannya dan jantung yang sudah berdetak tak beraturan.

"Kakak heran dengan, sayang? Padahalkan kakak gak ngapain-ngapain sayang. Sayang masih aja takut dengan kakak?" ucap Raja menatap kedua bola mata coklat Hana. Sedangkan yang ditanya hanya diam membisu, sambil menatap wajah tampan Raja. Hana langsung memejamkan matanya, saat Raja memegang tekuk lehernya dan Hana bisa merasakan nafas Raja menerpa wajahnya. Kali ini dia benar-benar takut, jika Raja akan melakukan hal yang aneh. Hana berharap ada seseorang yang mmenghentikan niat Raja, tapi harapannya tidak terkabul dari Sang Pecipta. Bibirnya sudah lebih dahulu dilu**t oleh Raja dan nafasnya benar-benar sesak saat ini. Ini adalah ciuman pertama Hana, jadi dia tidak tau cara melakukannya, bahkan mengambil nafas saja tidak bisa. Setelah beberapa detik melakukannya, Raja pun melepaskan ciuman itu. Sedangkan nafas Hana sudah tak beraturan, dia bagaikan sudah berlari sangat jauh. Hana langsung menghapus  bekas ciuman itu, dengan punggung tangannya dan rasanya begitu aneh untuknya. Sedangkan Raja tertawa kecil, ketika melihat kepolosan dari Hana.

"Sayang boleh turun," ucap Raja membiarkan Hana turun dari pangkuannya.

"Saya boleh pergi nonton gak, tuan?" tanya Hana setelah turun dari pangkuan Raja.

"Silahkan," jawab Raja mengaguk. Hana pun pergi dari hadapan Raja dan duduk di tempat biasa dia menunggu Raja selesai bekerja. Inilah yang membuat Raja makin hari makin mencintai Hana, karna Hana tidak melawan sedikitpun. Dia selalu menuruti keinginan Raja, meskipun itu sebuah ciuman seperti tadi. Raja juga tidak akan melakukan yang lebih dari itu, karna dia tau, kalau Hana masih seorang pelajar.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanDove le storie prendono vita. Scoprilo ora