Part 63

1.2K 49 0
                                    


•••••
Pukul dua dini hari, Hana dibawa ke rumah sakit terdekat dan tentu Hana mau melahirkan, karena usia kandungan yang sudah matang. Rahel memang tidak dibawa ke rumah sakit, karena dia masih tertidur pulas.

Akhirnya Nazwa dan Gilang yang diminta untuk pulang, karena jarak apartemen dan rumah Raja tidak terlalu jauh. Sedangkan keluarga Galang memang tidak diberitahukan, karena Celsi yang juga sedang hamil delapan bulan.

Raja selalu berada di sisi istrinya, keringat dingin mulai mengalir deras di wajah istrinya. Hana berjuang menahan rasa sakit, ketika air ketuban belum juga mau pecah dan dia tidak ingin membuat sang suami semakin khawatir.

"Kita operasi saja, ya?" tanya Raja pada istrinya dan tangan yang selalu menggenggam erat tangan istrinya.

"Tidak, Sayang. Hana mau normal saja," jawab Hana berusaha tersenyum di depan suaminya.

"Kakak gak mau terjadi apa-apa sama, Sayang." Air mata Raja langsung mengalir di pipinya, ketika mengingat kejadian beberapa tahun lalu. Saat Hana melahirkan anak pertamanya, Hana sempat mengalami pendarahan dan itu berhasil membuat Raja trauma.

"Percaya sama yang di atas, jika Allah ingin Hana, tidak ada yang bisa melawan kehendaknya," ucap Hana dan itu berhasil membuat Raja menangis sesegukkan.

"Aaakh ...," lirih Hana yang kembali merasakan sakit luar biasa di selakangnya dan dia merasa ada yang mengalir dari kemaluannya.

Sang dokter langsung memekriksa keadaan Hana, karena mereka berdua memang sudah berada di dalam ruangan persalinan.

"Air ketubannya sudah pecah, pintu juga sudah terbuka," jelas dokter itu tersenyum senang.

"Sayang!" Raja memegang perut istrinya. "Tolong bantu mama, ya," tambah Raja lagi dengan air mata mengalir di wajahnya.

"Jangan menangis," ucap Hana menghapus air mata sang suami, dan Raja mengaguk pelan sambil menghapus air matanya dengan kasar.

Meskipun dia begitu ketakutan, tapi dia berusaha kuat di depan istrinya yang sedang berjuang. Dia tidak ingin terlihat lemah di depan istrinya. Hana hanya menarik dan menghebuskan nafas tiga kali, suara bayi langsung terdengar dan itu membuat Raja menghela nafas lega. Tiba-tiba masih ada satu lagi, dan ternyata Hana hamil anak kembar dan itu membuat Raja semakin khawatir.

Beberapa menit kemudian, suara bayi kembali terdengar. Hana menatap suaminya dengan senyuman dan nafas Hana yang sudah tidak beraturan lagi.

"Hana baik-baik saja kok, Sayang," ucap Hana sambil menhapus air mata suaminya.

"Makasih, Sayang," ucap Raja sambil menghapus air matanya dan menyibakkan rambut istrinya yang menutupi matanya.

Beberapa menit kemudian, dua bayi kembar dengan jenis kelamin berbeda. Sudah selesai dibersihkan dan dibedong. Sang dokter langsung memberikan bayi tersebut pada sang ayah, untuk diazankan oleh sang ayah. Syukurlah selama proses melahirkan, tidak ada yang terjadi pada Hana dan Hana melahirkan dengan lancar. Apa yang begitu dikhawatirkan Raja, ternyata tidak terjadi apa-apa.

Hana pun dipindahkan ke ruang penyembuhan, sedangkan bayi dibawa ke ruang khusus bayi.

"Tiga anak cukup," ucap Raja sambil membelai kepala istrinya dengan lembut.

"Sekarang bukan hanya adik sayang yang kembar, tapi anak sayang juga kembar," ucap Hana tersenyum manis dan Raja hanya membalas dengan anggukan pelan.
•••••

Galang baru saja keluar dari dalam kamar mandi, dengan handuk yang melilit di pinggangnya dan handuk kecil yang mengacak-acak rambut pendeknya.

"Kak!" panggil Celsi bangun dari atas ranjang, lalu berjalan menghampiri sang suami. Galang langsung memberikan satu kecupan di kening istrinya, yang membuat Celsi memanyunkan bibirnya dan Galang kembali mencium bibir istrinya.

Cup!

"Kakak!" bentak Celsi dengan wajah geram.

"Apa, Sayang?" tanya Galang sambil mengacak-acak rambut istrinya.

"Kak Hana sudah melahirkan, anaknya kembar loh, Kak," jawab Celsi dengan wajah sumbringah.

"Benarkah? Kalau gitu kita pergi ke rumah sakit," ucap Galang yang tidak kalah bahagia dan Celsi membalas dengan anggukan pelan.
•••••

Galang baru saja memakirkan mobilnya di tempat parkir khusus rumah sakit, lalu membuka sabut pengamannya dan berjalan keluar dari dalam mobilnya.

Galang berjalan santai mengitari mobilnya, lalu membuka pintu mobil depan untuk istrinya. Galang merapikan baju hangat yang digunakan istrinya,  sebelum mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah sakit.

Mereka sudah bertanya ruangan Hana, mereka langsung berjalan munuju tempat Hana dirawat sekarang, tanpa bertanya pada suster di rumah sakit.

Ceklek!

Galang membuka pintu, terlihat keluarga besar sudah berada di sana dan Rahel langsung menghampiri sang bibi paling muda.

"Bibi! Dedek bayi yang ada di sini, kapan lahirnya?" tanya Rahel sambil mengusap-usap perut buncit Celsi.

"Hmmm, bibi juga gak tau," jawab Celsi nyengir.

"Kak Galang! Kakak 'kan bentar lagi mau jadi ayah, coba deh gendong anak, Kak Raja," ucap Gilang sambil memberikan bayi yang sedang di bedong. Galang dengan terlihat ragu-ragu menerima sang bayi, karena ini pertama kalinya dia menggedong bayi beneran. Sebelumnya,  Galang hanya mengedong boneka, saat mereka berdua pergi ke pusat khusus ibu hamil.

"Dedek bayinya lucu banget," ucap Celsi begitu gemas.

"Sama kayak sayang," jawab Galang menatap istrinya.

Melihat ke dua pamannya yang lagi sibuk dengan dua bayi, begitu juga dengan dua bibinya. Rahel merasa diacuhkan oleh paman dan bibinya, Rahel pun bersedekap dada dan bibir yang sudah dimajukan berberapa senti.

"Kak Rahel!" panggil Raja menatap putra pertamanya dengan senyuman. Rahel pun memalingkan wajahnya, hingga membuat orang yang berada di sana tertawa melihat Rahel yang sedang cemburu.

"Kayaknya Rahel cemburu deh, Kak," ucap Galang sambil memberikan kembali dedek bayi pada Raja dan Raja menerima dengan senang hati.

"Rahel mau jalan-jalan dengan, Paman?" tanya Galang berjokok di depan Rahel dan Rahel membalas dengan anggukan pelan.

"Kak! Kita ajak Rahel jalan-jalan dulu ya," pamit Galang dan semua orang membalas dengan serentak.

Bersambung .....

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now