Part 34

1.5K 75 0
                                    

•••••
"Gak salah lihat ni, tu anak cantik banget."

"Nazwa kalau kurus cantik juga."

"Ck, dia sekarang malah pamer."

"Pasti dia jadi istri dari om kaya. Antar jemput pakai mobil mewah lagi."

Nazwa hanya menghela nafas panjangnya, sambil berjalan menelusuri koridor sekolah. Kupingnya terasa begitu panas, dada yang begitu sesak, tapi dia berusaha untuk tidak terlalu menghiraukan perkataan siswa/i, walau perkataan mereka sangat menyakitkan untuk didengar.

Sesampainya di dalam kelas, Nazwa langsung duduk di kursi belakang dan beberapa pria langsung menghampiri Nazwa.

"Nazwa, boleh kita minta nomor whatsapp kamu, gak?" tanya mereka dengan serentak.

Nazwa hanya melongo heran, ketika teman sekelasnya meminta nomor whatsapp. Padahal selama ini mereka selalu mengejek dirinya, karena memiliki badan gemuk dan pendek. Dasar pria yang suka madang fisik, giliran cantik langsung di dekati, jelek langsung cuek dan bahkan sampai ngehina fisik lagi.
••••••

Sudah lebih satu minggu Gilang tidak bertemu dengan Nazwa, dia hanya bisa mendengar tentang Nazwa dari anak buahnya, Kenzi. Setiap hari dia jalani dengan perkerjaan di pabrik dan akan kembali sore harinya. Karena perkerjaan yang begitu keras, membuat Gilang begitu kelelahan dan bahkan dia tidak terlalu bernafsu makan.

Hachim!

Hachim!

Hachim!

Semua orang yang sedang berada di pabrik, langsung kaget ketika mendengarkan suara bersin dari Gilang berturut-turut. Galang yang sedang berbicara dengan dengan karyawan kakaknya, langsung berjalan menghampiri Gilang.

"Kamu baik-baik saja, Gilang?" tanya Galang khawatir.

"Aham ... aku baik-baik aja kok, Kak," jawab Gilang dengan suara serak.

Hachim!

Lagi-lagi Gilang kembali bersin, yang membuat Galang semakin khawatir. Apalagi wajah Gilang kelihatan begitu pucat, hidung yang sudah merah dan suhu badannya yang panas.

"Badan kamu panas banget. Kamu pulang aja ke rumah, biar aku yang urus perkerjaan di sini," ucap Galang setelah  merasakan suhu kening Gilang dan dirinya.

"Maafkan aku, ya. Aku tidak tau kenapa aku tiba-tiba sakit," jawab Gilang sambil mengusap-usap hidungnya.

"Gak apa-apa, kok," jawab Galang tersenyum manis sambil mengusap-usap kepala Gilang.

Karena kondisi Gilang yang tidak memungkinkan untuk membawa mobil, Galang pun mengutus salah satu anak buah kakaknya untuk mengatarkan Gilang pulang.

Gilang biasanya dia tidak pernah tidur dalam mobil, tapi hari ini dia tertidur saat perjalanan pulang. Padahal jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari pabrik, tapi karena kondisi yang kurang sehat, membuat Gilang tertidur dalam mobil.

"Tuan muda, kita sudah sampai," ucap seorang pria dari kursi depan.

"Huh?" Gilang langsung keluar dari dalam mobil, dan kondisinya semakin memburuk. Melihat Gilang yang hampir ambruk ke lantai, salah satu bodyguard langsung memapah Gilang masuk ke dalam rumah.

"Gilang! Kamu kenapa?" tanya Hana tampak kaget.

"Aku juga gak tau kenapa," jawab Gilang dengan suara serak.

"Ayo langsung bawa dia ke kamar, Pak," titah Hana pada bodyguard itu.

"Baik, Nyonya," jawab bodyguard itu langsung berjalan menaiki tangga satu persatu.

"Paman kenapa, Ma?" tanya Rahel yang langsung memeluk paha Hana, karena dirinya memang masih pendek.

"Paman sedang sakit," jawab Hana yang langsung menggedong putranya. Hana berjalan menuju lantai atas dan mengambil peralatan dokternya di dalam lemari. Hana kembali keluar dari dalam kamarnya, dan berjalan menuju kamar Gilang dengan membawa kotak P3K.

Hana mulai memeriksa keadaan Gilang, tapi dia tidak menemukan yang salah dengan Gilang. Bahkan kondisi tubuh Gilang baik-baik saja, walau suhu tubuh Gilang memang sedikit panas dan wajah yang kelihatan begitu pucat.

Hana hanya meletakkan kain yang sudah dibasahi dengan air dingin di keningnya Gilang.

"Nazwa ... aku rindu!" ucap Gilang yang tiba-tiba saja mengigau. Awalnya ngigauan dari Gilang tidak terlalu jelas, setelah didengarkan oleh Hana, ternyata Gilang sedang kangen dengan Nazwa.

Hana langsung menutup mulutnya, karena takut tidak bisa menahan tawanya. Karena Hana sekarang tau penyebab Gilang sakit, yaitu Nazwa, gadis yang sudah memikat hati Gilang.

"Kenapa sayang?" tanya Raja tiba-tiba muncul bersama dengan Galang.

"Shuuut ...." Hana langsung meletakan telunjuk di bibirnya, agar suara dua pria tampan itu tidak membangunkan Gilang.

"Ayo sini," bisik Hana sambil mengisyaratkan dua pria tampan itu untuk mendekat.

"Nazwa! Aku rindu kamu!" Mendengar ngigauan Gilang yang terdengar lucu, Raja dan Galang serentak menutup mulut mereka dengan tangannya. Galang yang tidak mau ketinggalan momen langka menurutnya, dia langsung mengeluarkannya ponselnya lalu merekam kejadian itu.

Raja yang tidak begitu tega dengan adiknya yang sedang mabuk cinta, dia pun mengutus supir yang biasa menjemput dan mengatar Nazwa sekolah.

Nazwa yang disuruh ke rumah keluarga Gilang, tentu saja langsung kaget karena supirnya tidak memberitahukan alasannya. Nazwa dan ibunya berangkat ke rumah Raja dengan mobil supirnya.

Nazwa dan Ibu Nazwa dibuat terpesona dengan keindahan rumah Raja, rumah yang bercampur dengan asiktektur Australia dan Amerika. Bingkai foto besar yang terpampang di dinding dan beberapa lukisan yang begitu indah. Nazwa benar-benar tidak bisa membayangkan, dirinya bisa masuk ke dalam rumah megah tersebut.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ