Part 19

3.8K 153 0
                                    

•••••

Mobil sikembar baru saja berhenti di depan perusahaan kakaknya. Salah satu penjaga langsung berlari kecil membukakan pintu mobil belakang untuk Hana.

"Kamu sendirian aja ke sana, ya? Kita pulang dulu," ucap Gilang kepada Hana.

"Baiklah," jawab Hana mengaguk pelan, lalu dia keluar dari dalam mobil sikembar. Hana pun berjalan masuk ke dalam perusahaan suaminya. Sementara sikembar kembali menjalankan mobilnya, pergi meninggalkan perusahaan kakaknya. Hana sudah terbiasa datang ke perusahaan suaminya. Dia tidak lagi canggung seperti saat pertama datang ke sana. Beberapa karyawan menundukkan kepalanya kepada Hana, dia pun membalasnya dengan senyuman manis. Rumor tentang Hana sekarang sudah menghilang di kalangan perusahaan Raja. Mereka tidak lagi membicarakan Hana seperti dulu.

Setelah pintu lift terbuka, Hana langsung berjalan menuju ruangan suaminya. Sekarang Hana sudah tidak sabar lagi bertemu dengan suaminya. Senyuman manis terukir di bibir seksinya, saat akan melihat wajah tampan suaminya. Hana tidak melihat Zea di meja Sekretaris-nya, dia pun memutuskan mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok, tok, tok!

Ceklek!

"Ka--" Hana tidak jadi melanjutkan perkataannya, ketika melihat wanita cantik tengah melingkarkan tangannya di leher Raja. Mereka berdua saling bertatapan dan jantung Hana mulai berdetak tak karuan.

"Hana!" ucap Raja yang tampak kaget.

"Ma--af mengganggu," ucap Hana terbata-bata dan kembali menutup pintunya.

"Hana!" panggil Raja yang langsung menepiskan wanita cantik dari hadapannya, dan berniat mengejar Hana.

"Sayang, kau mau ke mana?" tanya wanita cantik itu sambil mengcekal lengan Raja.

"Ini semua salahmu, Saras!" ujar Raja sambil menepiskan tangannya dengan kasar dan berlalu pergi meninggalkan wanita cantik itu. Wanita yang dipanggil Saras itu hanya bengong, menatap Raja yang pergi mengejar gadis kecil.

Di sisi lain, Hana langsung berlari keluar dari dalam lift, yang membuat beberapa karyawan heran. Hana yang tadinya tersenyum, sekarang malah menangis sambil berlari keluar dari dalam gedung. Hana hanya ingin berlari sejauh mungkin, rasanya benar-benar sakit ketika melihat orang yang kita cintai dekat dengan wanita lain. Karyawan semakin dibuat heran, ketika Raja yang juga ikut berlari keluar dari gedungnya.

"Kenapa harus sekarang terjadi? Kenapa harus disaat aku sudah mulai mencintainya," batin Hana sambil menghapus air mata yang terus mengalir di wajahnya. Karna Hana terus saja berlari di tepi jalan, hingga tak sengaja menabrak seorang pria tampan.

Gadebuk!

"Hana, kau baik-baik saja?" tanya Rendi yang langsung berjongkok di depan Hana yang sudah terduduk. Hana hanya membalas dengan gelengan kepala dan air mata yang terus mengalir di wajahnya.

"Kamu kenapa nangis? Siapa yang sudah membuatmu menangis?" tanya Rendi menatap mata Hana dalam-dalam, berharap menemukan sesuatu di mata Hana. Dia belum pernah melihat Hana menangis sampai sesegukkan. Membuat Rendi semakin penasaran dengan yang terjadi dengan orang yang dia suka.

"Aku antar kamu pulang, ya?" tanya Rendi sambil menghapus air mata Hana.

"Tidak," jawab Hana yang langsung menolak.

"Kenapa?" tanya Rendi yang semakin penasaran.

"Pokoknya aku gak bisa pulang. Hiks ...," jawab Hana dengan suara parau.

"Jauhkan tanganmu dari wanitaku," ucap Raja yang tiba-tiba muncul dan menepiskan tangan Rendi dengan kasar.

"Ayo pulang," ajak Raja sambil mengambil tangan Hana, lalu menarik Hana bangun.

"Tuan, kau siapa?" tanya Rendi yang ikut mengcekal tangan Hana.

"Lepaskan tanganmu dari wanitaku!" ujar Raja sambil menepiskan tangan Rendi, lalu merangkul bahu Hana berjalan menuju mobilnya, yang berada tak jauh dari mereka. Raja pun membuka pintu mobil, lalu menyuruh Hana masuk dan kembali menutup pintu mobilnya. Sementara Rendi menatap Hana pergi, dengan pria yang tidak dikenalnya.

"Siapa pria itu? Kenapa dia bilang Hana wanitanya? Apa hubungannya dengan, Hana?" batin Rendi yang semakin penasaran.

Dilain waktu, Hana hanya menundukkan kepalanya, sambil memainkan jari jemarinya. Hana saat ini benar-benar ketakutan, kalau Raja akan marah besar kepadanya. Sedangkan Raja hanya fokos membawa mobilnya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Tak ada yang berbicara selama berada di dalam mobil. Mereka memilih sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga tak terasa mereka sudah sampai di rumah mewahnya. Salah satu penjaga langsung membuka pintu mobil untuk Hana. Sedangkan Raja sudah keluar lebih dahulu, dan berjalan masuk ke dalam rumahnya, dengan diikuti oleh Hana dari belakang.

"Kok kakak pulangnya awal?" tanya Galang.

"Hana, kau habis nangis?" Kali ini Gilang yang bertanya.

"Hati-hati kalau di luar," ucap Raja yang langsung menaiki tangga.

"Baik, Kak," jawab mereka serentak.

"Kenapa dengan mereka?" tanya Gilang yang heran.

"Mana aku tau. Ayo kita pergi," jawab Galang dan berjalan mendahului Gilang.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now