Part 25

3.6K 153 0
                                    

•••••
Mobil Van putih milik Gugun baru saja berhenti di sebuah tempat wisata. Berbagai permainan tersedia di tempat itu, mulai dari wahana bianglala, kicir-kicir, istana boneka, dan masih banyak lagi. Gugun ingin memanfaatkan waktu akhir pekan, untuk bermain dengan adiknya, Hana. Selain Hana, dia juga ingin menghabiskan waktu akhir pekan ini bersama dengan, Raja dan sikembar.

Karena Hana sangat menyukai boneka, Gugun pun mengajak adiknya itu ke istana boneka. Berbagai macam boneka tersedia di sana, mulai dari doraemon, panda, beruang dan masih banyak lagi.

Sedangkan sikembar lebih memilih pergi mencari permainan lain, daripada ikut dengan Hana, Raja dan Gugun.

“Waah ...." Hana tampak begitu terpesona dengan boneka-boneka yang ada di sana. Dia benar-benar tidak bisa menutup mulutnya, saking terpesona dengan tempat itu. Dia merasa berada di sebuah dunia yang berbeda. Tempat itu benar-benar terasa nyaman untuk Hana. Sayangnya tidak untuk Raja, dia alergi terhadap bulu, membuatnya bersin beberapa kali.

“Hascimm ... hascimm!” Raja mencoba menutup mulutnya dengan kedua tangan, karena dia tidak memakai masker.

“Tadi aku sudah suruh kamu ikut dengan sikembar. Sekarang 'kan kamu yang jadi susah sendiri,” ujar Gugun yang tampak marah.

“Jangan khawa ... hascimm!” Raja kembali bersin. Membuat beberapa pengunjung menoleh ke arahnya, termaksud istrinya sendiri yang juga ikut menoleh ke arahnya. Hana pun menghampiri kakak dan suaminya, dengan memeluk boneka pokemon.

“Hah ... kenapa kamu bandel banget jadi adik ipar? Sudah tau alergi sama benda berbulu, masih aja ngotot masuk,” ucap Gugun sambil mengusap-usap tengkuk leher Raja.

“Kakak alergi sama boneka?” tanya Hana sambil menunjukkan boneka pokemon.

“Ha--hascimm ... hascimm!” Wajah Raja sudah berubah menjadi merah, karena terus bersin dan keringat mulai mengalir di wajahnya.

“Maaffin, Hana!” ucap Hana yang langsung menjauh dari suaminya. Hana pun kembali meletakkan boneka itu, lalu berjalan menghampiri kakak dan suaminya.

“Kita keluar aja dari sini yuk, Kak? Kasian, Kak Raja,” ucap Hana sambil melirik ke arah Gugun.

“Ayok!” jawab Gugun yang setuju.

“Gak usah-gak usah! Biar kakak aja yang keluar. Sayang nikmati aja dulu,” ucap Raja dengan susah payah berbicara, karena berusaha menahan bersin.

“Jangan bandel!” ketus Hana sambil menarik tangan Raja keluar dari dalam ruangan itu. Raja menjadi merasa bersalah kepada istrinya, karena dia, istrinya tidak bisa menikmati kesenangannya.

Setelah berada di luar, Raja perlahan-lahan mulai kembali membaik, dan Gugun langsung membeli air mineral untuk Raja. Tak lupa dia juga membelikan untuk adiknya.

“Minum ini dulu,” ucap Gugun sambil memberikan air mineral itu kepada Raja.

“Maaffin aku!” jawab Raja setelah menerima air mineral dari Gugun, dan dia pun meneguk air itu hingga tersisa sedikit di botolnya.

“Gak usah merasa bersalah. Bagi Hana kesehatan kakak yang paling penting,”  ucap Hana sambil mengusap-usap pelan punggung suaminya.

“Baru tau kakak, kalau sekarang adik kakak sudah berubah menjadi perhatian,” ucap Gugun dengan nada menggoda.

“Hana dari dulu memang kayak gini. Kakak aja yang gak tau,” jawab Hana menoleh ke arah kakaknya, yang berada di sampingnya dan bibir yang dimanyunkan.

“Iya, maaf! Berarti masih marah ceritanya sama, Kakak?” tanya Gugun dengan wajah yang tampak sedih.

“Hehehe ..., enggak kok kakak, Sayang,” jawab Hana sambil mencubit gemas pipi kakaknya.

“Ini gak adil!” ucap Raja tiba-tiba,  sambil menggenggam erat botol yang ada di tangannya dan wajah yang sudah ditekuk.

“Gak adil gimana?” tanya Hana yang langsung menoleh ke arah suaminya.

“Pokoknya ini gak adil. Masak kakak yang sudah satu bulan jadi suaminya, Sayang. Gak pernah dipanggil, Sayang? Gugun yang baru bertemu aja sudah dipanggil, Sayang,” jawab Raja dengan nada yang sedikit ditekannya.

“Hahaha ... kasian banget kamu, Raja. Jadi ceritanya kamu cemburu sama aku,ya?” ucap Gugun yang tiba-tiba tertawa keras.

“Ketawa terus ntar aku bunuh adik, Kamu!” ujar Raja dengan bibir dimanyunkan.

Plak!

Gugun langsung memukul kepala Raja dari belakang, hingga membuat Raja meringis kesakitan.

“Aws ... sakit tau!” ketus Raja sambil menatap tajam ke arah Gugun, dan tangan yang mengusap-usap kepalanya.

“'Makannya jangan ngacam melulu. Coba jadi orang itu yang lembut dikit, napa?” jawab Gugun yang balik menatap tajam ke arah Raja.

“Aku selalu lembut kok sama istriku. Kamu aja yang kagak tau,” jawab Raja yang tak mau kalah.

“Lembut apaan dingin kayak batu es!” ujar Gugun.

“Kau nantang aku, ya?” tanya Raja.

“Stop ...! Kok kalian berdua jadi berantem?“ tanya Hana yang sudah mulai kesal dengan kelakuan suami dan kakaknya, yang kayak anak kecil.

“Kakak bakal ngalah kalau dikasih satu kecupan,” ucap Raja sambil menujuk bibirnya.

“Apa?” jawab Hana yang tampak kaget.

“Ambil kesempatan dalam kesempitan. Kalau begitu kakak juga mau,” ucap Gugun yang tak mau kalah.

“Gila kalian berdua. Hana pokoknya gak mau!” jawab Hana yang langsung berdiri, dan berjalan meninggalkan dua cowok yang sudah stres menurutnya.

“Hahahaha ....” Raja dan Gugun langsung tertawa, ketika melihat wajah Hana yang sudah memerah karena malu. Mereka berdua pun bangun dari tempat duduk, lalu mengejar Hana yang sedang bersedekap dada.

“Bencanda kok, Sayang,” ucap Raja yang langsung menarik Hana ke dalam dekapannya. Hana hanya diam membisu, sambil menatap ke arah pedagang yang sedang menjual makanan yang terbuat dari gula.

“Makin gemas deh kalau lihat sayang lagi ngambek,” ucap Raja sambil mencubit pipi Hana.

“Belikan Hana itu, Kak,” ucap Hana sambil menunjuk ke arah pedagang yang menjual permen kapas. Bentuknya kayak kapas, rasanya manis dan langsung lumer ketika berada di dalam mulut. 

“Bentar, ya,” ucap Gugun sambil berjalan menghampiri pedagang itu.

Beberapa menit kemudian, Gugun kembali dengan tiga buah permen kapas. Dia pun memberikan satu persatu untuk Raja dan Hana, dan satu lagi untuk dirinya sendiri.

Hana sesekali menyuapi kakak dan suaminya, membuat beberapa pengunjung merasa iri melihat Hana, yang dikelilingi oleh dua cowok tampan. Ada yang di antara mereka mengambil foto kebersamaan Hana, dengan dua cowok tampan itu. Mereka akan memposting foto itu ke sosial media, karena Hana dan Raja menjadi sorotan media.

Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa sudah sore menjelang malam. Sikembar sudah merasa puas dengan permainan di sana, begitupun dengan Hana yang juga sudah puas menikmati makanan di sana.
Mereka semua memutuskan untuk kembali pulang, karena matahari sudah mulai terbenam.

Hana benar-benar merasa begitu bahagia,  ketika bisa menikmati waktu akhir pekan ini bersama dengan orang-orang yang dicintainya. Bahkan dia tidak pernah membayangkan, akan merasakan kebahagiaan seperti ini.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora