Part 47

1.2K 81 1
                                    

•••••
Suasana di pantai sangatlah ramai, karena beberapa wisata sedang menikmati waktu akhir pekan di sana atau malam minggu.

Galang baru saja memakirkan mobilnya di tempat khusus parkir, dia langsung bergegas keluar dari dalam mobil. Lalu berjalan mengitari mobilnya dan membukakan pintu mobil untuk istrinya.

"Wah ... ternyata begini suasana di pantai," guman Celsi yang takjub dengan pemadangannya.

"Ayo kita pergi ke sana," ajak Galang sambil merangkul bahu istrinya, lalu mereka berdua berjalan menuju pasir lembut.

Celsi tampak begitu menikmati suasana di sana, dia melihat matahari terbenam yang sangat indah. Tanpa disadarinya, Galang diam-diam mengambil foto istrinya dan Galang terlihat bahagia ketika melihat hasil fotonya.

"Sayang haus gak?" tanya Galang pada istrinya dan Celsi hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Kalau begitu kakak pergi beli minuman dulu. Sayang tetap di sini, jangan ke mana-mana," tambah Galang dengan penuh penekanan.

"Iya, Oppa," jawab Celsi mengaguk paham. Oppa itu panggilan sayang untuk Celsi, apabila orang itu sudah membuat hatinya bahagia dan nyaman.

Galang pun pergi membeli minuman di warung yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka. Dia berlari dengan secepat mungkin, karena tidak tega meninggalkan Celsi yang sedang asik-asik menikmati pemadangan matahari terbenam.

'Haruskah aku bahagia dengan bayi yang ada di dalam kandungan aku ini?  Apa kak Galang akan selalu baik padaku?' batin Celsi sambil mengusap-usap perutnya yang masih rata dan mata yang menatap ke arah depan. Celsi sudah tau dirinya hamil seminggu lalu, ketika itu dia telat datang bulan dan dia juga mencari tanda-tanda orang hamil di google.

Celsi bukanlah gadis yang polos-polos amat, bersikap ceria di depan semua orang, hanyalah untuk menutupi perasaan luka yang dia pendam selama ini. Dia juga sudah tau, kalau kedua orang tuanya sudah menjualnya, itu sebabnya mereka tidak datang saat pernikahannya.

"Maaf! Sayang nunggunya pasti lama," ucap Galang tiba-tiba membuyarkan lamunan Celsi, dengan nafas tersengal-sengal sambil memegang kantong plastik putih di tangannya.

"Enggak kok, Oppa," jawab Celsi menatap Galang yang sedang berdiri.

Galang pun mendudukkan bokongnya di atas pasir, tanpa memikirkan pakaiannya yang kotor.

"Ini minuman untuk, Sayang," ucap Galang sambil menyodorkan botol minum mineral, yang botolnya sudah dibukakan olehnya.

"Makasih, Oppa,"  jawab Celsi menerima botol itu, lalu meminum air itu hingga setengah botolnya.

"Oppa!" panggil Celsi dengan menundukkan kepalanya dan Galang hanya membalas dengan berdeham.

"Oppa cinta gak sama, Celsi?" tanya Celsi tiba-tiba, yang membuat Galang langsung menoleh ke arah istrinya.

"Kenapa sayang tiba-tiba bertanya?" tanya Galang.

"Mau nanya aja, emangnya gak boleh, ya?" jawab Celsi yang balik bertanya, sambil memainkan pasir lembut di sampingnya.

Galang pun meletakkan botol minumannyaa, lalu menangkup kedua pipi istrinya, yang membuat wajah mereka berdua saling bertatapan.

"Mungkin saat ini kakak memang belum bisa mencintai sayang sepenuhnya, tapi kakak akan mencoba menjadikan sayang seorang dalam hati kakak," ucap Galang dengan tersenyum, yang membuat jantung Celsi langsung berpacu dengan sangat cepat dan mata yang terus menatap wajah suaminya.

"Izinkan kali ini kakak minta hak sebagai seorang suami," tambah Galang sambil mendekati wajahnya ke arah Celsi, yang membuat Celsi bisa merasakan nafas Galang.

Chup!

Galang mengecup bibir istrinya dengan lembut, lalu perlahan dia mulai melu**t bibir merah muda milik istrinya. Celsi hanya terdiam kaku saja, karena ini pertama kalinya Galang menciumnya dengan lembut.

Cekrek!

Cekrek!

Dua foto berhasil di ambil seseorang, yang membuat Galang langsung menoleh ke arah pemilik kamera.

"Kalian berdua?" ucap Galang tampak begitu kaget, ketika melihat adik dan adik iparnya sedang berada di sana.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now