52. Lima dua

70K 11.8K 1K
                                    

Happy reading ❤️
Maaf kemarin ga update karena disuruh fokus untuk belajar🙏

Seperti apa yang dikatakan Rival kepada Cahya, cowok itu mengobrak-abrik sekolahnya. Tujuan pertamanya untuk diobrak-abrik adalah kelasnya sendiri XI IPS 1. Tidak ada yang berani menghentikan ketika si humoris sedang marah, Rival benar-benar terlihat mengerikan.

Tidak ada henti-hentinya, Rival menendang meja, meninju tembok untuk melampiaskan emosinya. Lego dan Gilang hanya menyaksikan itu semua sambil memakan camilan, seperti sedang menonton film. Memang dua sahabat tak punya akhlak.

Genta membuka pintu kelas. Ia kaget disuguhi pemandangan seperti ini. Semua barang berantakan. Rival mengamuk dan tak ada yang menghentikannya.

"Rival cukup! Jangan kekanak-kanakan!" sentak Genta sambil menahan tangan Rival yang ingin meninju lagi.

Rival hanya meliriknya sekilas. "Lo belum tau gimana perasaan gue, Gen."

"Hampir gila rasanya saat tau Kevin yang jadi pasangan Cahya." Rival menundukkan kepalanya.

"Wah, dia sudah tidak gengsi," celetuk Lego langsung mendapat tatapan tajam dari Genta. Ini bukan waktunya bercanda.

"Dengan lo kaya gini, nggak bakal merubah apapun. Itu tanggung jawab Cahya, lo cukup dukung dia."

"Gue terlalu serbuk umbi-umbian buat Cahya yang serbuk berlian ...," gumam Rival sedih. Seperti benar-benar diserang kegalauan.

Lego dan Gilang malah tertawa ngakak mendengar itu. Galaunya Rival itu memuakkan sekali.

Genta menatap tajam Lego dan Gilang. Mengode kedua orang itu untuk tetap diam.

"Nggak, lo pantes buat Cahya. Harusnya juga lo jadi kandidat, Val," beritahu Genta. Ia juga tahu info tentang Rival yang menjadi kandidat putra sekolah, tapi anak-anak OSIS tidak setuju karena Rival nakal dan tukang bolos.

"Maksud lo?" tanya Rival penasaran.

"Lo juga kandidat yang usul guru olahraga, beberapa guru juga ngusulin lo. Tapi anak-anak OSIS nggak setuju karena lo nakal dan tukang bolos. Padahal di sisi lain lo juga berprestasi di bidang basket dan futsal, bahkan di bidang musik sekalipun."

Mendengar itu membuat amarah Rival memuncak. Tangannya meninju papan tulis kuat hingga menimbulkan suara keras dentuman. Rautnya berubah menyeramkan. Tak ada senyuman seperti biasa yang selalu tercetak.

"Kevin?" tanya Rival memastikan. Hanya cowok itu yang sejak dulu terlihat kurang menyukainya.

Genta mengangguk singkat. "Kevin dan temen-temennya."

"Jangan cegah gue," peringat Rival kepada Lego, Gilang dan Genta sebelum pergi keluar kelas.

Dengan tangan yang mengepal serta raut yang benar-benar mengerikan Rival berjalan menuju ruang OSIS. Ia ingin melampiaskan emosinya di sana. Kevin, benar-benar harus diberi pelajaran. Persetan, walaupun dia ketua OSIS!

Rival langsung menendang pintu ruangan OSIS dengan kuat hingga langsung terbuka. Kapten futsal tidak diragukan tendangan mautnya. Semua yang ada di ruangan OSIS langsung terdiam. Mereka memandang aneh Rival. Emosi Rival bertambah memuncak ketika melihat Cahya dan Kevin duduk berdampingan. Dugaannya sedang membahas masalah perayaan sekolah.

"Rival kenapa?" Cahya langsung berdiri, bertanya dengan nada lembut karena Rival terlihat tidak seperti biasanya.

"Mau ngobrak-ngabrik ni tempat," sahut Rival enteng. Kemudian cowok itu berjalan menuju Kevin dan langsung menendang perutnya hingga membuat Kevin tersungkur kesakitan. Kejadian itu terjadi begitu cepat tanpa diduga. Semua cowok OSIS langsung melindungi Kevin. Memegangi cowok itu di setiap sisinya. Mencegah Rival untuk membalas lebih lagi. Cewek-cewek di sana hanya melihat sambil berteriak histeris.

RIVAL (End) Revisi Where stories live. Discover now