54. Lima empat

71K 12.4K 985
                                    

Happy reading ❤️
Hayoloh, tim konflik ringan atau konflik berat nih? Aku sih ringan haha😡

Rival memasuki ruang BK dengan gaya tengilnya seperti biasa. Begitu masuk, ia disuguhi pemandangan ayahnya yang sedang membaca buku, yang Rival duga adalah buku catatan perilakunya di sekolah.

Rival langsung duduk di samping Reynald. Ada Bu Ani di seberang meja yang sedang mengawasi gerak-geriknya.

"Jangan terpesona sama saya, Bu," ujar Rival percaya diri.

"Bu Ani matanya normal, jelas nggak bakal terpesona sama kamu," gumam Reynald menohok sambil tetap membaca buku. "Yang terpesona sama kamu berarti matanya rabun."

Bu Ani tertawa kecil mendengar itu.

"Setelah membaca ini, saya nggak yakin, ini anak beneran keturunan saya. Kelakuannya benar-benar menyimpang," kata Reynald lalu menutup bukunya dan menaruh itu di meja.

Reynald sakit mata membaca catatan perilaku Rival di sekolah ini. Yang benar-benar tak habis pikir adalah ada tulisan Rival suka mengutang. Itu benar-benar menodai aura sultan Reynald.

"Astaga Papa. Nggak boleh gitu. Rival ini anugerah terindah Papa sama Mama."

Reynald hanya mendengkus geli.

"Padahal saya kalem, bisa-bisanya punya anak cowok gesrek kaya gini?" gumam Reynald heran.

Bu Ani tertawa lagi. Tak menyangka ternyata Reynald punya bakat untuk melawak. Tapi memang Bu Ani saja yang humornya receh.

"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Pa. Kalo Rival gesrek ya pasti turunan dari Papanya lah."

Reynald skak mat lalu berdeham pelan berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hari ini Rival ngobrak-ngabrik kelas, Pak. Dia juga mecahin satu piala," beritahu Bu Ani tadi dapat laporan dari OSIS. "Dia juga nendang perut ketua OSIS di sini."

"Wah, ada bakat preman kamu, Val?" respon Reynald datar.

"Bakat mafia nih, Pa!"

Reynald langsung menyentil dahinya pelan. Jika Killa tahu ini, mungkin Reynald mendapat hukuman tidur di luar. Untungnya Killa tidak ikut.

"Kenapa kamu ngobrak-ngabrik kelas?" interogasi Reynald.

"Gabut."

"Rival!" sentak Reynald gregetan.

"Rival mau ngamuk aja."

"Kenapa harus ngamuk?"

Bu Ani hanya diam memperhatikan Reynald yang sedang mengintrogasi anaknya.

Rival hanya diam, bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin ia harus menjawab, karena cemburu sama Kevin, jelas itu membuat ayahnya meledeknya habis-habisan.

Reynald menghela napasnya pasrah. Ia berniat ganti pertanyaan.

"Kenapa mecahin piala?"

"Piala punya Rival juga kok. Rival menang diajang musik. Kok malah dipajang di ruang OSIS. Rival sebel lah, salah sendiri OSIS mandang remeh Rival," curhat Rival pada akhirnya. Ia diajari untuk jujur oleh mamanya.

Bu Ani ingin angkat bicara tapi dicegah oleh Reynald melalui isyarat tangan. Sepertinya Bu Ani berniat membela anak OSIS.

Reynald tahu betul karakter anaknya. Ia tahu jelas Rival tak akan menyerang jika tidak diganggu duluan.

"Terus kenapa nendang perut ketua OSIS?"

"Ya karena ketua OSIS itu punya masalah sama Rival, Pa," ungkap Rival jujur.

RIVAL (End) Revisi Where stories live. Discover now