Bab 9 - Gosip Tentang Second Male Lead-ku?

11.9K 2K 202
                                    

Setelah selesai dengan berbelanja busana, Aileana dan Theodore melanjutkan perjalanan mereka dengan mengitari pasar. Itu pun usulan dari Aileana yang belum mau pulang. Dia merasa suntuk di dalam kastil.

"Eh kalian tahu, pesta ulang tahun Raja Herman IV sebentar lagi loh."

"Kudengar kalau Grand Duke Alvaron juga akan hadir. Berarti itu termasuk debut pertamanya di muka publik dong?"

"Hm, benar juga. Kasihan sekali dia ditinggal oleh kedua orang tuanya dalam waktu singkat ini. Usianya juga baru menginjak 17 tahun, dia masih muda. Malang sekali nasibnya."

Ibu-ibu yang berkumpul di depan kios sayur sedang bergosip ria dengan bebas. Masyarakat memang mengetahui sejarah antara hubungan keluarga Alvaron dengan keluarga kerajaan. Namun, mereka tidak mengetahui asal mula kutukan keturunan yang menimpa setiap pewaris laki-laki dari Alvaron.

Rumor yang beredar di masyarakat tentang Grand Duke Alvaron dari generasi ke generasi adalah keluarga Alvaron cacat, buruk rupa, bernasib sial, dan lebih parahnya mereka dijuluki keturunan monster.

Meskipun begitu, ada beberapa pihak yang mendukung penerus dari Alvaron menduduki takhta kerajaan. Ada juga yang tidak setuju mereka dipimpin oleh seseorang yang cacat. Kecuali terpaksa bila sang Raja Aldrich tidak mempunyai keturunan.

Telinga sensitif Aileana menangkap pembicaraan tersebut. Grand Duke Alvaron? Mereka sedang membicarakan second male lead-ku?

Aileana pun memutuskan untuk menyempil ke dalam kerumunan ibu-ibu tersebut. Gadis kecil itu ikut-ikutan sibuk memilih sayur supaya bisa mendengar gosip lanjutannya.

"Aku pernah bertemu dengan Yang Mulia Grand Duke. Dia adalah lelaki muda yang tampan dengan mata birunya yang tersenyum," sahut ibu lain dengan rambut berwarna gandum.

"Kau bertemu dengannya pada saat lelaki muda itu tidak mengenakan topeng?" tanya ibu yang lain.

Nyonya berambut gandum itu mengangguk bersemangat. Sementara Aileana mengernyit mendengar pernyataan itu.

"Jika Grand Duke masih lajang, aku akan memintanya menikahi putriku."

Astaga, para ibu ini sedang berhalu tingkat dewa ya? Mana mau si Zeno meminang putri kalian yang selalu menor itu, pikir Aileana takjub sampai dia ingin bertepuk tangan.

Sambil berdehem, Aileana bertanya, "Bagaimana Nyonya tahu kalau itu adalah Grand Duke? Bukannya dia sering menghabiskan waktu di peperangan sejak remaja? Sehingga tidak ada yang mengetahui pasti wajahnya?"

Sontak para ibu itu menoleh ke arah Aileana seraya mengerjap heran. Bisa-bisanya ada seorang gadis cilik yang berani menyeletuk pembicaraan yang lebih tua.

"Hei, Nona Kecil. Kau sedang meremehkan penglihatanku?" tanya ibu tadi menaikkan satu oktaf suaranya.

Gawat, sepertinya aku melakukan kesalahan deh. Ckck, ibu-ibu yang sensitif. "Tidak, Nyonya. Gadis kecil ini hanya bertanya karena penasaran. Saya juga penasaran dengan rupa wajah Grand Duke Alvaron," sahut Aileana santai.

Lebih tepatnya aku penasaran dengan hasil imajinasiku. Aileana membayangkan muka tampan nan berkarismatik dari pemeran utama pria kedua dari karyanya. Pasti Zeno sangat rupawan.

"Beberapa hari lalu, aku dan putriku bertemu dengannya di sebuah toko roti. Dia ramah dan hangat. Tidak apa-apa jika dia cacat, asal keluarga kami bisa kaya dan putriku bisa menjadi Grand Duchess. Status keluarga kami pun akan naik," kata wanita berambut gandum itu dengan percaya diri.

Aileana mengepalkan tangannya kesal. "Maaf, Nyonya. Perlu dikoreksi bahwa Grand Duke Alvaron itu tidak cacat!" Apa-apaan wanita tua ini! Seenak jidat mengatakan karakter favoritku cacat!

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukWhere stories live. Discover now