Bab 11 - Berteman Dengan Sang Grand Duke

11.3K 2K 75
                                    

Zeno menghela nafas kasar, mana ada setan yang muncul di siang bolong pada awal musim semi yang cerah ini. Gadis ini terlalu mengada-ada.

Satu tangan Zeno menurunkan tangan Aileana dan menatapnya dengan rasa bersalah sekaligus kesal karena dianggap bukan manusia. Hoo... ternyata dia adalah gadis pasar yang pemberani itu.

"Aku manusia bukan setan, Lady. Berhentilah melemparkan tumbuhan liar tak berdosa itu."

Satu tangan lelaki itu masih setia menutupi area wajah terkutuknya. Memerhatikan gadis kecil yang gemetar itu dengan penasaran.

Aileana memberanikan diri membuka satu matanya, menatap balik Zeno dengan mata berkaca-kaca. Cahaya hutan yang sedikit gelap dan bayangan daun membuat Aileana memicingkan matanya.

Sialan! Dia cukup good-looking! Masa ada setan setampan ini walau hanya berwujud setengah wajah? Aileana membatin dengan mata melotot. Tunggu dulu! Setengah wajah?!

"Lady?" Zeno mengibaskan tangannya lalu mengguncang tubuh mungil Aileana pelan. "Kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?"

Seketika Aileana kembali tersadar. "Aduh, sial sekali! Pantatku sakit," ringis Aileana seraya mengelus bokongnya yang belum terbentuk bulat sempurna itu.

Zeno mengulurkan tangannya pada Aileana. "Maafkan aku karena mengejutkanmu."

Aileana mengerjap beberapa kali lalu bangkit berdiri menerima uluran tangan tersebut, sembari menepuk celana belakangnya yang kotor. "Aku tidak apa-apa. Lain kali tolong berhati-hatilah, Tuan." Ternyata dia benar manusia.

Cahaya mentari menyelinap masuk melalui celah dahan yang bergerak karena angin. Saat itu sinar sang surya langsung menyinari sekilas wajah Zeno dengan jelas, lantas membuat lelaki muda itu cepat-cepat membuang muka.

Mata Aileana terbuka lebar setelah mengetahui identitas orang di depannya itu. Dia adalah pemeran pria kedua, Zeno Eugenius De Alvaron, Grand Duke Terkutuk itu?

"Zeno? Second male-lead dalam novel ini, benar?" tanya Aileana spontan. Dia lupa menyaring ucapannya sendiri.

Pasalnya tidak ada orang yang memiliki ciri-ciri berambut hitam kelam di dunia ini selain keluarga Alvaron. Selain itu, berkat sinar matahari tadi, Aileana bisa melihat dengan jelas rupa dan wujud lelaki di depannya ini.

Zeno mengernyit begitu mendengar pertanyaan dari nona bangsawan pemberani itu. "Bagaimana kau bisa mengetahui namaku, Lady? Dan kau menggunakan bahasa dari mana? Second—apa itu?" tanya balik Zeno masih dengan tangan menutupi wajah kanannya.

Aileana mengatupkan bibir mungilnya rapat. Dia keceplosan. Gadis itu lantas tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ahahaha... Sepertinya lidah saya keseleo jadi menciptakan bahasa baru," alasannya tidak masuk akal.

Kenapa aku harus bertemu tokoh lain selain Bellanca dalam waktu secepat ini sih?! Aileana berteriak dalam hati.

Zeno menyipit curiga. Gadis ini terlihat mencurigakan.

Situasi ini sangat canggung. Kedua insan tersebut masih berdiri kaku di posisinya masing-masing. Aileana mencium sedikit bau amis dari Zeno ketika angin berhembus ke arahnya. Otomatis dia langsung menutup kedua lubang hidungnya.

"Yang Mulia, Anda baru saja membunuh makhluk hidup ya?" tanya Aileana tanpa basa-basi.

Zeno terhenyak. Ia tidak percaya dengan pertanyaan blak-blakan dari Aileana. Dengan satu sudut bibir yang terangkat, lelaki itu menjawab, "Iya. Aku habis membantai kira-kira 6 makhluk hidup berpakaian hitam tadi."

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukDonde viven las historias. Descúbrelo ahora