Bab 54 (S2) - Akhirnya Wanita Itu Pulang!

3.9K 853 258
                                    

Ruangan yang dipenuhi riang tawa perempuan. Bukan hanya satu melainkan tiga suara perempuan yang manis. Tertawa-tawa manja guna menghibur seseorang. Bau anggur pun tercium semerbak menyelimuti ruangan tersebut.

Kalvin dengan pakaian atas yang terbuka menampilkan dada bidang dan perut sedikit berototnya, tengah meneguk segelas anggur merah dengan gaya memesona. Surai pirangnya disibak ke atas, namun beberapa helai terlihat menjuntai di kening mulusnya.

"Yang Mulia," panggil seorang perempuan bernada genit. Jemari lentiknya meraba dada pria itu sensual. "Kapan kami bisa benar-benar berada di sisi Anda?"

"Benar, Yang Mulia. Kapan Anda akan menempatkan kami di istana? Saya tidak sabar ingin menuangkan kepuasan pada Anda setiap hari," bisik perempuan kedua. Tangannya yang mungil memijat bahu lebar Kalvin.

Kalvin mendengkus geli. Meletakkan gelasnya yang sudah kosong, jari telunjuknya beralih meraih dagu wanita ketiga yang sedang memijat kakinya. Seringai miring tercipta di wajah gagahnya.

"Kalian ingin apa, hm?" tanya Kalvin dengan suara serak yang terdengar seksi. "Coba katakan padaku. Siapa tahu aku bisa mengabulkannya." Iris birunya tampak memabukkan. Wanita ketiga itu tenggelam akan tatapan menghipnotis tersebut.

"Saya hanya menginginkan Yang Mulia saja." Perempuan itu menjawab spontan. Matanya terlihat sayu memandang Kalvin.

"Bagaimana denganmu, Cantik?" Kalvin bertanya pada wanita pertama yang masih menjamah area atas pria itu. "Kau juga menginginkanku? Hm?"

Wanita pertama itu menampilkan muka malu-malu. Pipinya merona seperti buah persik. Dengan cepat dia meletakkan kepalanya di dada bidang Kalvin, namun jari-jari lentiknya masih sibuk menyelusuri lekukan perut Kalvin yang berotot itu. Ralat, sedikit berotot.

"Kalau saya mengatakan hal yang sama, Anda pasti tidak akan mengingat saya. Saya tidak mau menjadi orang kedua yang mengatakan itu."

Kalvin refleks tertawa. Wanita pertama itu cerdik sekali. "Baiklah. Kalau begitu, apa keinginanmu?"

"Keinginan saya yaitu selalu berada di sisi Anda kapan pun. Mau menjadi selir Anda pun saya tidak keberatan," sahut wanita pertama itu masih dengan suara manja nan genit.

Lagi-lagi Kalvin tertawa, seraya menutupi wajahnya. Lucu sekali. Mereka benar-benar mudah termakan bujuk rayunya. Jika semudah ini menggoda seorang wanita hanya menggunakan tampang dan kekuasaan, kenapa cara ini tidak mempan pada wanita bermulut pedas itu?

"Yang Mulia tidak bertanya pada saya?" kicau wanita kedua yang merasa diabaikan. Ekspresinya berubah cemberut.

Kalvin tersenyum, sedikit menyampingkan wajahnya, dia meraih tengkuk wanita itu dan mengecupnya sekilas. "Maaf, aku lupa karena pijatanmu begitu menenangkan. Nah, kalau begitu, apa alasanmu tetap ingin bersamaku? Biar aku dengarkan."

Wanita kedua itu tersenyum riang, sedikit menjilat bibirnya yang memberikan kesan sensual. "Saya ingin selalu berada di pelukan Yang Mulia dan mendengarkan Yang Mulia membisikkan kata-kata romantis yang manis layaknya gula setiap hari."

Kata-kata manis, ya? Kenapa Kalvin tidak pernah terpikirkan itu? Selama ini hanya ucapan ketus dan penuh ancaman yang dia lontarkan. Apabila dia mengucapkan kata romantis di pertemuan selanjutnya. Mungkin saja wanita itu akan luluh dengan kalimat-kalimat gula itu.

"Idemu bagus sekali. Karena suasana hatiku sedang baik, maka kalian akan kuberikan bonus yang lebih banyak." Kalvin merangkul ketiga wanita itu bersamaan sembari tertawa riang.

Tok, tok, tok.

Bunyi ketukan pintu yang mengganggu, membuat sang Putra Mahkota berdecak kesal. Bukankah dia sudah memperingatkan pengawal dan ajudannya kalau dia sedang bersenang-senang?

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang