Bab 22 - Berhentilah Memanggilnya Nyonya!

7.4K 1.4K 160
                                    

"Leana, kau kedatangan tamu," seru Marquess dengan tangan terlipat memandang tajam pria muda di depannya.

Sementara pria muda itu hanya menyengir singkat. Setidaknya persilakan aku masuk terlebih dahulu dong!

Matteo baru saja tiba, pakaian yang dikenakan begitu rapi seperti hendak ke perjamuan penting. Marquess jelas menyambutnya hangat sebelum Matteo mengutarakan maksud kedatangannya. Lalu berubahlah ekspresi Marquess dari ramah menjadi garang seketika.

"Aku tanya sekali lagi. Ada perlu apa kau dengan putriku, Tuan Ajudan Grand Duke?" tanya Marquess keempat kalinya.

Matteo mendesis, sedikit kesal. "Saya punya tugas khusus dari Yang Mulia untuk melindungi Nyonya—ah maksud saya Nona Aileana. Selain itu, saya mendengar bahwa di sini ada bocah bisu yang mendapat perhatian khusus dari Nona Aileana. Saya penasaran dengan anak itu," jelas Matteo memasang senyum tak berdosa.

"Putriku belum menikah. Atas dasar apa kau sudah memanggilnya dengan embel-embel Nyonya?" sahut Marquess jengkel. "Lalu kau dapat informasi dari siapa tentang Reynald, huh?"

"Ayah akan cepat keriput kalau marah-marah terus. Ketampanan Ayah bisa hilang loh," timpal Aileana yang baru muncul dari balik pintu utama.

"Leana, seharusnya kau tidak perlu menemui pria mencurigakan ini. Ayah tidak keberatan kau menolak atau mengusirnya." Marquess memandang sinis ke arah Matteo.

"Selamat siang, Nona Aileana. Perkenalkan saya Matteo Ridgewell, Ajudan Pribadi Grand Duke Alvaron," sela Matteo sengaja mencari perhatian. "Dan Tuan Marquess sebelumnya kita pernah bertemu jadi saya bukan orang yang mencurigakan."

Ah, dia si asisten bawel toh. Hm... good looking juga. Hasil khayalanku memang terbaik! Aileana berteriak puas dalam hati.

"Selamat siang dan salam kenal juga, Tuan Matteo. Saya Aileana Frischella La Pierzo. Ada keperluan apa Anda mengunjungi saya?" tanya Aileana sopan.

Satu alis Aileana naik, menatap Matteo penuh selidik. Tiba-tiba pikiran mengenai diskusi dua minggu lalu pun terlintas. Apa jangan-jangan....

"Grand Duke memerintahkan saya untuk melindungi dan menjaga Anda, Nyo—Nona," jawab Matteo seraya menunduk hormat. "Oh, Nona, tolong gunakan bahasa informal saja."

Sudah kuduga. Ternyata ini maksud menjaga dari dekat toh. Senyuman getir terbentuk di wajah Aileana.

"Aku berterima kasih atas perhatian Grand Duke, tetapi sejauh ini aku aman dan dilindungi oleh para kesatria Pierzo jadi tidak usah—"

"Yang Mulia tahu Anda akan menjawab demikian. Maka beliau menyuruh saya untuk menjadi guru bagi bocah yang Anda angkat sebagai calon pengawal pribadi Anda, Nona. Supaya bocah itu dapat berguna bagi Anda kelak," potong Matteo dengan senyuman lebar. "Dengan begitu, saya juga bisa sekalian melindungi Anda."

Aileana dan Marquess Pierzo menatap Matteo datar seraya berpikir hal yang sama. Atasan dan bawahan yang cerdik.

"Walau jabatan saya adalah hanyalah seorang ajudan tetapi saya juga menguasai seni pedang loh. Oh, Yang Mulia juga bilang 'Demi keselamatan tunanganku, Lady harus menerimanya,' begitu pesannya." Matteo meniru cara bicara Zeno walau tidak 100% mirip.

Gadis bersurai perak itu tercengang. "Pemaksa sekali. Apa sungguh tidak bisa ditolak?"

Matteo memberikan senyum penuh arti yang mengisyaratkan : Tentu tidak bisa ditolak.

Aileana tertawa renyah, kemudian beralih memandang Marquess dengan alis bertautan. "Dengan terpaksa kita harus mengizinkannya, Ayah. Grand Duke tidak boleh dibantah," ucap Aileana diakhiri dengan bisikan.

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum