Bab 56 (S2) - Pertanyaan Dadakan Tentang Anak

3.5K 811 204
                                    

Lancaster Boutique

Pajangan manekin tertata dari pintu masuk sampai ke ruang tengah butik tersebut. Hari ini begitu ramai dipenuhi para perempuan muda yang hendak fitting gaun untuk acara debutante mereka.

Alieana berdecak kagum. Butik ini luas sekali, sangat memanjakan matanya dengan penampilan dan kualitas gaunnya yang shining, shimering, and splendid.

"Selamat datang, Yang Mulia Grand Duke. Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang manajer butik, sesekali melirik kepada Aileana dengan dahi berkerut.

Zeno segera merangkul pundak istrinya seraya berkata, "Aku ingin gaun yang mewah dan elegan yang cocok untuk ISTRIKU. Tolong lakukan."

Mendengar itu sang manajer terbeliak, lalu buru-buru tersenyum dan menunjukkan jalan. Mengantar pasangan tersebut ke salah satu ruangan VVIP yang megah. Keringat dingin tiba-tiba mengucur dari dahinya. Manajer tersebut gugup bukan main.

Aileana menyikut Zeno. "Tidak perlu penekanan seperti itu."

Zeno menunduk, menyejajarkan mulutnya di telinga Aileana. "Sengaja."

Telinga Aileana langsung memanas. Hembusan napas pria itu begitu terasa menggelitik kulitnya. Sambil berdeham agar tidak kelihatan salah tingkah, Aileana berjalan duluan.

Namun, seorang anak kecil tiba-tiba berlari dari arah belakang dan tidak sengaja menabraknya. Menyebabkan pelaku dan korban terjatuh bersamaan. Bedanya sang korban spontan ditolong oleh suaminya, sedangkan anak kecil itu tidak.

Hampir saja Aileana mencium lantai. Untungnya Zeno dengan sigap menahan tubuhnya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Zeno yang dibalas anggukan kepala Aileana.

Lalu menatap tajam anak kecil itu. "Dari keluarga mana kau, Bocah? Apa kau tidak bisa berhati-hati? Siapa yang menyuruhmu berlari-larian seperti itu?"

Aileana menepuk dada Zeno sekali. "Hush! Tidak boleh galak-galak. Dia masih kecil," tegurnya.

Zeno mengerucutkan bibirnya cemberut kala mengetahui Aileana lebih membela bocah yang menabraknya tadi daripada dia sendiri, suaminya. Pria dewasa ini bahkan cemburu pada anak kecil.

Lantas Aileana berjongkok di depan anak kecil yang terjatuh tengkurap itu. Segera wanita itu membantunya bangun, menyingkirkan debu dari pakaian bocah tersebut.

Iris birunya tertuju pada bagian kaki anak itu. Terdapat luka lecet di kedua lututnya, sedikit berdarah.

Aileana tersenyum ramah. "Hai. Apa ini sakit?" tunjuknya di lutut anak tersebut.

Anak laki-laki itu mengangguk dengan bulir bening sudah menumpuk di pelupuknya. "Eum! Ini cakit cekali. Hiks."

Ah~ Gemoy-nya! Hati Aileana terpanah melihat reaksi bocah tersebut. Sudut bibirnya dengan lembut naik, membentuk senyuman ramah.

"Mau Kakak hilangkan rasa sakitnya? Kakak akan menyembuhkan lukamu secara ajaib. Tapi jangan bilang ke siapa-siapa ya. Ini rahasia kita berdua, ah bertiga dengan Kakak satu itu," ucap Aileana sembari meraih kedua lutut anak itu.

Di luar dugaan, anak itu mengacungkan jari kelingkingnya pada Aileana. "Yohan janji," ujarnya dengan bibir yang dikerucutkan menahan isak tangis. .

Aileana terkesiap lalu tertawa kecil. Astaga, bocah laki-laki ini menggemaskan sekali. Pipinya yang tembem dengan rona merah cocok sekali untuk dicubit. Ingin rasanya dia karungi bocah ini dan membawanya pulang.

"Janji." Aileana menautkan kelingking mereka berdua sambil tersenyum manis.

Setelah itu, Aileana mulai meniup kedua lutut Yohan lembut secara bergantian. Udara dingin terasa menggelitik dan sejuk secara bersamaan di kulit bocah itu.

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukWhere stories live. Discover now