Bab 30 - Aku Sudah Bertemu Dengan Semua Tokoh!

6.3K 1.3K 164
                                    

"Sial!" maki Tessa di pinggir gang sepi dekat toko roti Aileana. Gadis itu marah besar karena salah perkiraan.

Awalnya dia mengira Aileana adalah gadis lugu dan pemalu, membuatnya jadi ingin melindunginya. Terutama dari Bellanca, musuh bebuyutannya dulu. Namun, ternyata gadis kecil itu tipe yang berterus terang.

"Sekilas aku merasa kepribadian kami mirip. Tapi aku tidak sekasar gadis itu!" Gadis itu mengembuskan napas berat dari tadi.

"Kalau kepribadian kalian sama, bukankah kau bisa mengatasinya?" timpal suara tanpa wujud itu.

Tessa bersandar di dinding seraya menyilangkan lengannya. "Apa maksudmu, Tuan Zetana?"

"Kau pasti tahu bagaimana cara meluluhkannya seperti orang lain meluluhkanmu. Kan kau bilang sifat kalian mirip. Pasti kau tahu tindakan apa yang dapat mengambil hatimu. Bukankah begitu?"

Tessa merenung sejenak, keningnya berkerut. "Benar juga sih. Dengan kata lain, hanya aku yang tahu apa yang terbaik untukku."

"Ah sudahlah. Aku akan mencoba mendapatkan kepercayaannya lain kali. Ini seperti sebuah tantangan bagiku. Baru kali ini aku merasa menemukan kembaran," ucap Tessa menyeringai sombong.

Gadis itu beranjak meninggalkan gang tadi. "Tapi ngomong-ngomong penampilannya langka, ya. Aku tadi hampir mengira dia keturunan si Leon itu."

"....." Zetana—si suara tanpa wujud itu— tidak langsung membalas. Ia sedang merenung dalam kegelapan. Sejujurnya dia juga mempunyai pemikiran yang sama dengan Tessa.

Saat pertama kali bertemu, aura Aileana terasa kuat dan murni, sama seperti aura yang dimiliki oleh Dewa Ailous dan Kaisar Argose lainnya. Bahkan terasa lebih istimewa.

Zetana mempunyai keinginan menghisap habis energi tersebut. Namun, dia sadar tidak boleh bertindak gegabah sebelum segelnya terlepas sepenuhnya.

Maka dari itu, tiap ada kesempatan, kegelapan itu selalu mencoba menggapai Aileana. Tetapi selalu gagal karena perempuan itu dilindungi oleh perisai Mana yang kuat.

"Mungkin hanya perasaanmu saja."

Tessa mendesis ragu. "Aku harus menyelidiki latar belakang gadis itu."

Bruk!

Gara-gara bergelut dengan pemikirannya, Tessa tidak sengaja menabrak seorang gadis berambut merah terang dari arah berlawanan. Menyebabkan Tessa terjatuh ke tanah bersamaan dengan barang belanjaan gadis bersurai merah itu.

"Hei, punya mata dan kaki itu dipakai dong! Bukan cuma dipajang doang!" seru Bellanca kesal sambil memungut kantong belanjaannya.

Tessa mengernyit tajam lalu bangkit berdiri seraya menepuk gaunnya. "Hoo~ Lihat siapa yang berbicara. Bellanca si kepala tomat," cibir Tessa tidak senang.

Bellanca menyapu bahunya kasar menggunakan satu tangannya yang bebas, seperti sedang membersihkan kotoran menjijikkan. "Heh! Apa kita saling mengenal?"

Lihatlah gayanya yang congkak begitu. "Aku sangat mengenalmu tapi sayang sekali, kau tidak mengenalku. Kau juga harusnya berhati-hati saat berjalan. Kecuali matamu itu buta, wajar kau menabrak orang," balas Tessa sinis.

Mendengar itu membuat sel darah Bellanca mendidih. Tangannya terangkat hendak menampar Tessa. "Kurang ajar!" serunya.

Namun, gadis berambut cokelat itu langsung menatap tajam, menahan gerakan Bellanca melalui mata birunya. Seringai sinis terbit di wajah Tessa. Sihir terlarang ini sangat membantuku.

"Ke-kenapa tanganku tidak bisa bergerak?" Bellanca menjadi panik. Tangannya seolah membeku di udara, begitu juga tubuhnya yang tidak bisa digerakkan. "Apa yang kau lakukan padaku, hah?!"

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukDonde viven las historias. Descúbrelo ahora