Bab 18 - Penawaran dan Timbal Balik

8.4K 1.7K 155
                                    

Author POV

Prank!

"Nyonya, saya mohon tenanglah," bujuk seorang pelayan tua kepada majikannya yang sedari tadi melemparkan 3 vas bunga keramik sampai hancur.

"Diam kau! Jangan ikut campur!" bentak seorang wanita paruh baya itu.

Lalu pandangannya beralih ke seorang pemuda yang tertunduk diam di sofa ruangan tersebut. "Kau tidak becus, Theodore!"

Pemuda yang dipanggil Theodore itu makin mengepalkan tangannya di atas pahanya. "Maafkan aku, Ibu." Hanya tiga kata itu saja yang bisa dia lontarkan selama dua jam ini.

"Jangan sampai putri adopsi itu jatuh ke tangan Grand Duke Terkutuk itu, Theodore! Sia-sia kau mendekatinya selama ini," ucap wanita paruh baya itu yang diketahui adalah Ibu Theodore, Countess Delice Ingrid La Pierzo.

Theodore hanya bisa meremas jemarinya. "Ibu, orang itu statusnya lebih tinggi daripada kita yang hanya keluarga Count! Bagaimana bisa kita melawan keluarga kerajaan?"

"Ibu tidak peduli!" Countess Delice duduk sembari menyilangkan kaki dan bersedekap.

"Ibumu benar, Theodore. Jika kau tidak menikah dengan gadis bernama Aileana itu, kita tidak akan bisa mendapatkan kekayaan yang dimiliki kakakku." Seorang pria berusia sekitar 36 tahun memasuki ruangan tersebut. "Dan juga tidak bisa mewarisi gelar Marquess."

Kedua alis Theodore tertekuk ke bawah. Dia dilema keputusan apa yang harus dia ambil dalam situasi begini?

"Tapi aku tidak ingin Aileana yang malang terluka. Theodore menatap kedua orang tua yang duduk di depannya bergantian. "Bagaimana caranya aku bisa merebut kembali gadis berambut perak itu, Ayah, Ibu?"

Count Hezagon mendesah lelah sembari menggeleng. "Mau tidak mau kita harus melakukan rencana licik."

"Ayah, aku tidak bisa. Aku menyukai gadis itu dan tidak ingin dia terluka!" sungut Theodore terkejut.

"Ibu tidak mau tahu kau mencintainya atau tidak, pokoknya kau harus mendapatkan putri palsu itu! Mau kau mengancamnya, menidurinya, maupun menghamilinya, Ibu tidak peduli, asal harta Marquess Pierzo jatuh ke tangan kita."

Bibir kedua lelaki itu terbuka lebar. Sang suami takjub dengan pemikiran jahat istrinya, sementara sang anak merasakan amarah bergejolak dalam dadanya.

"Rebut dia atau Ibu akan menyuruhmu memakai cara yang lebih kotor," ancam sang ibu kemudian berdiri meninggalkan ruangan.

Count menepuk bahu putra tunggalnya seraya berkata, "Ikuti rencana brilian Ibumu itu. Solusinya bikin aku takjub!"

Setelah itu Count tertawa keras dan juga pergi meninggalkan Theodore yang tengah termenung sendirian. Lelaki muda itu mengusap kasar wajahnya dan menggeram rendah.

"Sial!"

~~~

Hari ini merupakan hari kelima sejak Aileana mendapatkan gedung impiannya. Semua dekorasi dan perabotan sudah tersusun rapi sesuai tempatnya. Gadis itu terus mengangkat sudut bibirnya seharian ini.

Dia puas sekali. Setelah ini Leana akan menghadiahi para pekerja dengan sekeranjang kue buatannya dan memberikan cuti 3 hari karena mereka sudah bekerja keras.

"Nah," gumam Aileana seraya menepuk tangannya sekali. "Sekarang mari kita pikirkan mau merekrut berapa banyak pekerja di toko ini."

Aileana sudah memegang pena bulunya, di depannya pun sudah tersedia kertas kosong berwarna cokelat muda. "Sepertinya aku membutuhkan 2 pelayan tuk berjaga di konter dan 3 pelayan dapur."

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukWhere stories live. Discover now