Bab 23 - Akhirnya, Sihirnya Telah Bangkit!

7K 1.5K 344
                                    

Musim silih berganti. Sekarang tepat 1,5 tahun berlalu sejak pertemuan pertamanya dengan tokoh utama wanita. Banyak sekali perubahan yang terjadi dalam hidup Aileana. Umurnya sudah menginjak 17 tahun, itu artinya sisa setahun lagi umurnya berganti lagi menuju 18 tahun.

Badan Aileana pun sudah berisi tidak kekurusan seperti dulu. Gadis itu bekerja keras menaikkan dan membentuk tubuhnya dengan susah payah agar tidak menjadi bahan ejekan Bellanca.

Dia muak harus berselisih dengan Bellanca tiap pagi, terkadang juga Molly ikut bergabung memojokkan Aileana. Tetapi bukan Aileana namanya bila kalah. Gadis itu membalas dengan menjahili diam-diam sepasang ibu-anak itu.

Contohnya, membuang minyak wangi Marchioness lalu mengganti isinya dengan air minum kuda, menumpahkan minuman cokelat ke gaun merah kesayangan Bellanca, dan menukar kapas bantal mereka berdua dengan jerami.

Hebatnya Aileana tidak ketahuan sama sekali. Karena beberapa pelayan mendukung tindakannya itu. Molly terus mengadu kepada suaminya, tetapi pria itu acuh tak acuh. Kendati begitu, Marquess tahu kalau itu semua adalah ulah Aileana. Siapa lagi di rumah ini yang bisa berbuat seenaknya tanpa terkena hukuman?

Mentari di musim semi tidak bersinar begitu terik. Aileana kini sedang bersantai ria, dia juga tidak mempunyai jadwal ke toko roti jadinya gadis itu memutuskan tuk menemani Reynald latihan, seperti biasanya.

Gadis bermata biru itu duduk di bawah pohon rindang sembari bersenandung. Di sebelahnya terdapat sebuah keranjang makanan yang nantinya akan dia makan bersama Reynald ketika bocah itu istirahat.

Jari telunjuk gadis itu terangkat ke arah bunga di dekat pagar. "Aku ingin bunga merah itu," gumamnya. Secara ajaib tangkai bunga itu putus dan bergerak melayang ke tempat Aileana.

Aileana mengambil bunga mawar itu, menatapnya sayu. "Ternyata identitas Aileana yang asli adalah penyihir. Kenapa aku baru tahu hal ini?"

"Tapi aku belum bisa menerima kejadian semalam begitu juga pagi ini!" Aileana menekan pelipisnya. Gadis itu pusing dan tidak paham dengan dunia yang dia buat sendiri di masa lalu.

"Argh! Apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini sih?!" serunya kesal seraya menjambak rambutnya. Pikiran flashback semalam terngiang di benaknya.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Aileana yang baru saja selesai mandi mengeringkan rambutnya mandiri menggunakan handuk bersih.

Rencananya sebelum tidur, Aileana hendak membaca buku sejarah mengenai Kekaisaran Argose. Entah kenapa tiba-tiba dia tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai negeri para penyihir itu.

Di sinilah dia, duduk di kusen jendela dengan satu kaki terangkat. Terang rembulan membantu penglihatannya. Netra birunya begitu fokus, jari lentiknya membalikkan halaman per halaman.

"Hm... Kenapa ciri-ciri Aileana sangat mirip seperti yang dideskripsikan buku ini?" gumamnya bingung. Selama meresapi isi buku tersebut, keningnya terus mengerut dari waktu ke waktu.

"Apa jangan-jangan Aileana adalah seorang penyihir?" Leana berpikir keras mencoba mencari jawabannya. "Eiy~ pasti itu kebetulan saja. Tapi kan... bola mata biru itu hanya dimiliki oleh orang-orang terpilih dan keturunan Raja atau Kaisar."

"Sedangkan rambut berwarna seperti logam perak ini hanya dimiliki oleh para penyihir. Tapi kan Reynald juga memiliki penampilan yang sama denganku dan aku tidak pernah melihatnya mengeluarkan sihir."

Saking pusingnya Aileana tidak sengaja melempar buku tersebut, menyebabkan si buku mendarat cukup jauh dari tempat gadis itu duduk. Kemudian ia beralih menjambak surai peraknya.

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang