Bab 52 (S2) - Yang Ditakdirkan Pasti Akan Bertemu

4.1K 852 106
                                    

Malam ini langit terlihat sangat cerah dengan bulan purnama yang bersinar terang. Hamparan bintang memenuhi angkasa tanpa kehadiran awan sama sekali. Suara serangga malam bersahutan.

Nandi Zetana duduk santai di ranting pohon dekat kamar Tessa. Angin malam bertiup menerpa dedaunan dan rambutnya. Tatapannya tertuju ke depan balkon kamar gadis itu.

"Bagaimana?" tanya Zetana pada gumpalan asap hitam di sampingnya. "Sudah kau sebarkan?"

Asap itu tertawa cekikan dulu sebelum menjawab. "Sudah saya laksanakan, Tuan. Tinggal menunggu waktu bibit itu tumbuh dan mengambil alih inangnya."

Seulas goresan melengkung terkembang otomatis di muka Zetana. "Bagus. Berikan pengaruh itu terus-menerus pada Raja tua itu beserta asistennya."

"Baik, Tuan. Namun, ada satu manusia yang agaknya sulit saya pengaruhi. Sang Putra Mahkota. Pria itu belum menunjukkan tanda-tanda kebencian di hatinya."

"Abaikan dia dulu. Fokus kita adalah menghancurkan sang Raja. Lalu target selanjutnya adalah wanita keturunan Ailous itu. Putra Mahkota bisa kita jadikan raja boneka suatu hari nanti," pungkas Zetana tenang.

"Ide yang cemerlang. Akan saya patuhi perintah Anda, Tuan." Seusai mengucapkan itu, asap hitam tersebut lenyap begitu saja. Meninggalkan Zetana yang temenung bersandar di batang pohon.

Iblis itu memutar jarinya di udara sehingga menciptakan pusaran hitam berupa awan kecil. Sejauh ini rencananya berjalan dengan baik. Kekuatannya masih bisa digunakan walau tidak sehebat dulu.

Sejak Tessa membebaskan dirinya, pemikirannya langsung dipenuhi dengan kata pembalasan dendam. Hasrat kebencian itu sudah mengakar dan tumbuh menjadi duri dalam jiwanya yang memang sudah kotor.

Selagi menikmati waktu santainya, Zetana merenung jauh ke masa lalu. Masa di mana Ailous dan dirinya masih berteman dekat dan saling bercanda gurau. Kenangan menggelikan itu masih disimpan oleh otaknya. Padahal dia ingin menghapusnya.

"Ailous," panggil Zetana.

Ailous refleks menengok begitu mendengar namanya dipanggil. "Ya?"

"Apa kau tahu alasan kita diciptakan dan diturunkan ke dunia ini?" Zetana menerawang langit sore yang dihiasi kawanan burung terbang bermigrasi.

"Hm... Untuk menolong umat manusia dari kehancuran. Menyebarkan kebahagiaan dan rasa syukur kepada mereka tanpa memandang status dan asal usul mereka," jelas Ailous sambil tersenyum.

Zetana memerhatikan kawannya itu lekat. Alisnya terangkat dua. "Memangnya tanpa kita turun tangan, mereka tidak bisa menjaga diri?"

Sontak Ailous terkekeh. "Kawanku, Zetana. Kau itu mempunyai pemikiran yang polos. Kesaktian kita tidak boleh disia-siakan. Tujuan diciptakannya kita sampai mempunyai kekuatan yang tidak dimiliki siapa pun adalah untuk membantu para manusia itu. Tapi tentu ada batasannya dalam membantu mereka."

Mempunyai kekuatan yang hebat dan hidup abadi. Mengembara dengan bebas tanpa terikat aturan di satu tempat. Ini kehidupan yang diinginkan oleh siapa pun. Namun bagi Zetana, terlalu lama hidup dan berpetualang dari satu kota ke kota lain, mulai terasa jenuh.

Ailous selalu mengatakan padanya bahwa mereka harus terus berkelana untuk menjalankan perintah yang Langit turunkan untuk mereka berdua. Menjaga keseimbangan alam dan menolong umat manusia. Mereka tidak boleh mengeluh dan harus menanggung beban keabadian ini entah sampai kapan.

"Kita ini makhluk yang istimewa, Zetana. Yang hanya diciptakan sekali saja dan ada sampai akhir zaman nanti. Kemudian ketika berganti zaman baru, akan ada ciptaan baru lagi. Begitulah siklus kehidupan tatanan dunia ini. Langit itu misterius dan penuh rencana," imbuh Ailous.

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukWhere stories live. Discover now