Bab 65 (S2) - Membangkitkan Kenangan Yang Dulu

4.4K 881 169
                                    

Author POV

Sementara Aileana menghadapi Zetana, Tessa memanfaatkan kesempatan ini untuk berduaan dengan Zeno. Gadis itu sengaja memancing Zeno bertarung dengannya. Memancingnya keluar dari ruangan tersebut. Walau hatinya terasa sakit akibat penolakan bertubi-tubi dari pria itu, namun Tessa masih punya satu harapan terakhir.

Aku harus membangkitkan ingatan kehidupannya dulu, pikir Tessa saat ini.

Tessa sebenarnya sudah kewalahan menghindari tebasan Zeno. Pria itu tak melihatnya sebagai perempuan, melainkan sebagai musuh yang harus segera dilenyapkan.

Jika saja Tessa tak memiliki dan memanfaatkan kekuatannya, tubuhnya pasti sudah termutilasi sekarang. Zeno benar-benar berbeda dari dulu. Tampak dingin dan kejam. Pancaran kehangatan di matanya telah lenyap.

Meskipun Zeno menyerang Tessa tanpa ampun, Tessa tidak membalasnya dengan kasar. Malahan dia berhati-hati melontarkan sihirnya agar tak melukai pria itu. Sebisa mungkin serangannya tak berdampak mematikan buat pria itu.

Sebesar itu rasa sayangnya pada Zeno. Tapi kenapa pria ini tidak berbuat hal yang sama? Melindunginya yang rapuh seperti dulu. Tessa rindu sekaligus menyesal di waktu bersamaan.

Tessa bisa dibilang pantang menyerah. Dia masih percaya pada keajaiban. Menguatkan hati dan berharap saran dari Zetana akan berhasil.

Tessa tak sabar menunggu saat-saat itu tiba. Bisa membuat pria itu mengingatnya lagi, menyebabkan jantungnya berdegup kencang karena kegirangan.

Bisa saja kan ketika ingatan terdahulunya kembali, Zeno berubah pikiran, lantas memilihnya lagi bukan saudari tirinya itu.

Ya, pria ini hanya terlambat bertemu dirinya di masa kini. Ini juga salah Tessa sendiri yang memilih mengulang waktu 4 tahun sebelum kematian pria tersebut.

Gadis itu mengira bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dia tak perlu khawatir karena tak mempunyai saingan untuk mendapatkan pria itu. Tessa mengikhlaskan Bellanca berakhir bersama Kalvin.

Bukankah ini adil? Dia jadi tak perlu bertarung dengan Bellanca untuk memperebutkan Kalvin dan takhta.

Tessa akan membantu Zeno naik takhta dengan bantuan pengetahuan kehidupan terdahulunya. Selain itu, dia juga memegang kelemahan sang Raja Aldrich yang pengecut itu.

Rencana yang dipikirkan akan berjalan mulus dan tak perlu waktu lama untuk menyelesaikan semua ini. Jadi dia memutuskan kembali ke waktu 4 tahun sebelum semuanya di mulai.

Pedang dingin Zeno mengarah ke lehernya. Tessa spontan menahan serangan itu dengan tangannya. Rasa sakit akan tajamnya benda itu menyengat telapak tangannya. Sakit dan panas.

Apakah pedangnya juga dilumuri sihir wanita itu? pikir Tessa bertanya-tanya dalam hati.

Tessa lantas mencibir diiringi matanya yang mulai berkaca-kaca. Semuanya. Rumah, status, benda, dan tubuh pria ini sudah disentuh oleh Aileana.

Tessa menatap Zeno sendu. "Apakah Anda juga sudah menyerahkan tubuh Anda pada Lean?" tanyanya dengan suara tercekat.

Dahi Zeno mengernyit. Apa urusannya dengan dia? Ini kan privasi Zeno, buat apa dia menanyakan hal pribadi nan sensitif tersebut. Gadis ini sungguh gila.

"Kau tidak punya hak untuk menanyakan privasiku, Lady. Apakah kau tak diajari sopan santun, huh?"

Tessa menunduk lalu tertawa kecil. "Anak haram sepertiku... siapa yang mau mengajarinya? Bisa tidur di kasur empuk dan makan makanan enak saja sudah bersyukur. Daripada harus tidur di jalanan. Aku juga tidak minta dilahirkan ke dunia ini!" serunya dengan satu air mata meluncur turun.

Aku Menikahi Grand Duke TerkutukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang