Hukuman

844 90 14
                                    

Levi tidak bisa bertanya pada teman-temannya dimana ruangan pak Mike karena teman-temannya bahkan tak ingin menatapnya dan berbicara dengannya, seburuk itukah dia di mata mereka? Padahal ia hanya membolos satu kali saja, kalau di sekolahnya yang lama ia sudah membolos hampir setiap hari.

Levi jadi bingung sendiri dan ia terus mencari seseorang yang dapat ditanyai karena sebentar lagi waktu yang di janjikan pak Mike akan segera habis, Levi memasuki sebuah ruangan kantor yang tampak bersih dan rapi, lalu ia berteriak memanggil siapa saja yang berada disana.

Hingga akhirnya seorang guru muda, entah dia pria atau wanita, ia memiliki rambut pirang yang pendek namun tampak cantik, akan tetapi ia juga bisa dibilang tampan.

Levi jadi bingung sendiri.

"Maaf, aku menganggu" ucap Levi seraya membungkukkan badannya.

"Ya? Ada yang bisa dibantu?" Tanyanya ramah.

"Aku mencari ruangan Pak Mike" jawab Levi.

"Ahh Pak Mike, ada disebelah ruangan saya, disana.." tunjuk nya pada arah sebelah barat, dengan cepat Levi mengucapkan kata terima kasih dan pergi dari sana untuk segera menemui Mike, ia sudah terlambat dua menit.

Levi mengetuk pintu dan setelah ia dibiarkan masuk, dilihatnya Mike dan Erwin yang tengah berbincang-bincang sambil menikmati kopi panas mereka.

"Terlambat dua menit dan hampir tiga menit, hukumanmu ditambah!" Sentak Mike.

Erwin sebenarnya ingin membela Levi lagi, namun ia tahu bahwa itu hanya sia-sia saja karena Mike akan menyemprot nya dengan kata-kata bahwa ia terlalu baik dan kurang tegas.

"Maaf, aku tidak tahu dimana ruanganmu, aku tersesat" Levi mengatakan kejujuran namun Mike tampaknya tidak percaya.

"Kenapa bisa tersesat? Memangnya kamu tidak bertanya pada temanmu?"

Levi menghela nafasnya. "Aku tidak punya teman disini"

Mike menaikan sebelah alisnya. "Kenapa? Hanya karena kamu orang kota, kamu berhak memilih-milih teman, begitu?"

Levi cepat-cepat menggeleng setelah mendengar hal itu. "Aku tidak pilih-pilih teman, mereka sendiri yang menjauhiku, mungkin karena aku nakal dan memiliki sifat yang buruk, ku akui.."

Mike lagi-lagi tampak keheranan. "Memang sifat buruk apa yang kamu punya sehingga teman-teman mu menjauhimu?"

Levi tampak berfikir karena menurutnya hal yang ia perbuat tidak terlalu buruk. "Aku hanya bolos, menentang guru dan sering ikut perkelahian antar pelajar untuk membela kebenaran, memang apa salahnya?"

Mike menggeram ketika Levi bertanya. "Apa salahnya? Kamu masih bertanya apa salahnya? Kamu tidak punya otak atau apa? Memangnya hal buruk yang kamu tahu itu seperti apa?"

Levi segera saja menjawab. "Ketika menghancurkan dunia Shinobi" celetuknya.

Mike segera menatap Erwin yang ada disampingnya. "Hei bro, kau dapat orang aneh ini dari mana?"

Erwin menggaruk tengkuknya sambil menyeruput kopi yang ada ditangannya, lalu diam-diam ia menatap Levi yang memang tampak biasa-biasa saja ketika berhadapan dengan Mike, siapa saja pasti akan ketakutan jika sudah berada di ruangan ini, namun Levi tampak santai karena menurutnya dipanggil guru adalah kebiasaannya setiap Minggu.. atau mungkin hari?

Mike menghela nafasnya. "Baiklah, hukumanmu tidak akan terlalu berat, hanya mengisi lima puluh soal matematika karena dipelajaranku kemarin kamu bolos kelas.."

Levi terkejut dibuatnya, matematika adalah pelajaran yang sangat tidak dia sukai, dan ia juga tak pernah mengerti tentang hitungan yang ada didalam pelajaran matematika, ditambah lagi ia tidak punya handphone untuk menemukan jawabannya di internet, itu berarti dia harus berfikir dengan otaknya sendiri.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें