Malam Terakhir

541 78 8
                                    

Hari mulai petang dan Erwin serta Levi memutuskan untuk kembali ke rumahnya, besok mereka sudah harus kembali ke sekolah dan menjalani hari seperti biasanya, Levi belajar dan Erwin yang mengajar, didalam sekolah status mereka hanyalah guru dan murid, namun saat di luar sekolah  keduanya berstatus sebagai pasangan.

Keduanya sampai di rumah, lalu setelah memarkirkan mobil, Erwin serta Levi langsung menuju kamarnya dan memutuskan untuk mandi, tentu tidak mandi bersama, Erwin menyuruh Levi untuk mandi terlebih dahulu meskipun pria kecil itu berharap kalau Erwin mau mandi dengannya.

Setelah mandi bergantian, keduanya langsung pergi ke tempat rahasia milik Levi di lantai atas, karena tempat itu cocok untuk dijadikan tempat kunjungan terakhir liburan mereka.

Levi naik terlebih dahulu dengan menggunakan tangga yang terbuat dari tali, lalu setelahnya di susul oleh Erwin yang ada dibelakangnya.

Levi langsung naik ke atas ranjang, sedangkan Erwin langsung duduk di sebuah kursi yang menghadap jendela luar.

"Erwin, bagaimana liburanmu selama dua minggu ini?" Tanya Levi.

"Menyenangkan dan menyebalkan, tapi saya menikmatinya" ucap pria itu.

Levi tiba-tiba berdecak kesal. "Ayolah Erwin, jangan menggunakan Saya-Kamu ketika denganku, kau bukan guruku lagi"

Erwin berbalik dengan kursinya yang dapat di putar. "Selama kamu masih belum lulus, saya tetaplah guru kamu" lalu setelah mengatakan hal itu, ia kembali memutar kursinya ke arah jendela.

Levi berdecak. "Kau pacar yang tidak asik, aku putusin saja!"

Erwin kembali memutar kursinya menghadap ke arah Levi, kali ini dengan senyuman manis di bibir nya lalu segera saja ia bangkit dari kursinya menuju tempat tidur Levi.

"Jangan bicara begitu sayang, aku tidak bisa jika harus putus denganmu" ucap Erwin, yang langsung menidurkan tubuhnya lalu memeluk tubuh Levi.

"Kau berbicara dengan kata-kata manis sekarang, tunggu saja beberapa menit berikutnya" cibir Levi di akhir kata.

"Aku terbiasa menggunakan bahasa formal, karena saya seorang guru.." Erwin berdehem. "Karena aku seorang guru" ia mengulangi kata yang sama.

Mengingat bahwa Erwin seorang guru, Levi jujur saja sedikit takut menjalani hubungan ini, saat di sekolah nanti, mereka harus berpura-pura tak terjadi apapun dan berlagak layaknya seorang guru dan murid.

"Erwin, aku ingin tanya, apa Pak Mike sering mencurigai mu saat kau selalu dekat denganku di sekolah?" Tanyanya.

"Sering" jawabnya. "Sepertinya dia selalu curiga, tapi saya—aku tidak peduli, mungkin dia hanya ingin memastikan apakah aku berhasil melupakannya dan mempunyai seseorang yang baru"

Levi menyeringai, yang ada di kepalanya hanyalah pikiran bahwa Mike akan cemburu mengetahui kalau dia dan Erwin berpacaran.

"Apa dia akan cemburu kalau kau mempunyai orang baru?" Tanyanya lagi.

"Entahlah, mungkin tidak, Mike sudah mempunyai perempuan yang dicintainya, mana mungkin dia cemburu kepada saya"

"Ya siapa tahu dia cemburu dan tidak mau memperlihatkannya"

Erwin tersenyum. "Siapa peduli, saya—aku denganmu saja sudah cukup tanpa memikirkan orang lain" ucap Erwin.

Levi ikut tersenyum dibuatnya, ternyata orang aneh seperti Erwin bisa juga bersikap romantis, apakah dia benar-benar sedang bermimpi?

Ia pikir dengan mengagumi Erwin saja sudah cukup, berada disisinya dan melukis wajahnya yang cantik, ia tak pernah berfikir kalau dirinya akan menjadi pasangan Erwin, itu adalah ekspektasi tertinggi yang tak pernah ia bayangkan.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon