Malam Yang Panjang

435 46 9
                                    

Setelah pameran di bubarkan pukul sebelas malam, Erwin membantu Levi membereskan lukisan nya dan barang-barang bawaan nya, Levi sendiri masih tak menyangka kalau Erwin datang kepadanya hanya untuk melihat pameran pertama nya, sungguh Levi sangat tersanjung.

"Setelah ini mau langsung pulang?" Tanya Erwin, menatap Levi yang memungut sampah-sampah lalu memasukannya pada tempat sampah.

"Tadinya" jawab Levi, lalu menoleh pada Erwin. "Tapi sepertinya malam ini akan lebih panjang dari perkiraan ku"

Erwin tersenyum mendengarnya, mendekat ke arah Levi lalu menarik pinggang pria kecil itu. "Saya ingin mengajak kamu memasuki menara Eiffel malam ini"

Levi tersenyum kecil, lalu setelah mereka membereskan semuanya dan Theo meminta lukisan Levi dan membayarnya dengan harga tinggi, akhirnya Erwin dan Levi memutuskan untuk segera pergi dari sana.

"Kau pernah memasuki menara Eiffel sebelum nya?" Tanya Levi, yang berjalan mundur untuk melihat wajah Erwin di hadapannya.

Erwin mengangguk. "Saya pernah memasukinya dua kali, bersama ibu saya"

Levi mengangguk paham. "Lalu ada apa saja di sana?" Tanyanya penasaran.

Erwin tersenyum misterius sambil mengacak rambut Levi. "Nanti kamu bisa melihatnya sendiri, sekarang berjalanlah dengan benar agar kamu tidak menabrak" ujar pria pirang itu, yang langsung membalikkan tubuh Levi agar ia berjalan menghadap ke depan.

Mereka terus berjalan sampai benar-benar memasuki kawasan di mana menara Eiffel berada, mereka menaiki bajaj yang pernah Erwin rekomendasikan kepada Levi, ternyata pemandangan di sana jauh lebih indah di malam hari, membuat Levi tersenyum puas ketika ia benar-benar mengunjungi menara Eiffel bersama Erwin.

"Levi, mau makan di lantai satu atau lantai dua?" Tanya Erwin, sambil merangkul bahu nya, sementara Levi menatapnya dan berucap.

"Memangnya kita mau makan dulu?" Tanyanya.

Erwin mengangguk. "Kita akan makan di dalam menara Eiffel, karena di dalamnya hanya ada restoran makan, tapi jangan salah, restoran di dalam menara Eiffel adalah restoran termewah di dunia" jelas nya, membuat Levi terbelalak.

"Tapi aku tak tahu restoran mana yang lebih bagus, jadi terserah mu saja" balas Levi.

Erwin tersenyum sambil mengecup bibir nya. "Baiklah, bagaimana kalau kita makan di restoran Le Jules Vernes, restoran itu sangat tinggi sehingga kita bisa memandangi kota Paris lebih puas"

Levi balas tersenyum. "Baiklah, aku setuju" ucapnya.

Setelah mereka sampai di pintu masuk menara Eiffel, keduanya langsung segera turun dari bajaj tersebut, Erwin menggandeng tangan Levi dan sedikit mendekatkan tubuh kecilnya pada tubuhnya, takut kalau pria kecil itu akan menghilang dari pandangan nya.

Mereka mulai memasuki menara tersebut, menaiki sebuah lift sebelum akhirnya mereka sampai di sebuah lantai dimana semua lantai itu tampak transparan, seolah mereka sedang terbang di atas dan berjalan di tempat yang tak kasat mata, sontak saja Levi langsung berpegangan pada bahu Erwin, kakinya sedikit gemetar saat ia melihat ke bawah, bagaimana tidak takut? Mereka sedang berada di ketinggian lima puluh tujuh meter dengan lantai nya yang di buat transparan.

Erwin terkekeh, lalu melingkarkan tangannya pada pinggang Levi. "Tidak apa-apa, jangan melihat ke bawah, atau jangan membuka matamu, saya akan menuntun kamu" ucap Erwin, yang langsung di lakukan oleh Levi, yaitu menutup kedua matanya sementara Erwin langsung menuntunnya pada sebuah tangga, sehingga meninggalkan lantai transparan di sana.

"E-erwin?" Levi bersuara ketika Erwin tak kunjung berbicara.

"Kita sudah menaiki lantai berikutnya Levi" ucap Erwin, yang membuat Levi membuka matanya lebar-lebar, dan yang di lihatnya adalah restoran mewah dengan konsep ala Prancis yang kental.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora