Jalan jalan

551 86 2
                                    

Erwin dan Levi bangun pagi-pagi sekali hanya untuk mempersiapkan diri dengan rencana yang sudah mereka buat semalam, mereka akan mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dilihat Erwin.

"Pertama, kita akan pergi ke taman kota" ucap Levi. "Disana ada air mancur besar dan mitosnya, siapapun orang yang melempar koin ke air mancur tersebut, harapan mereka akan terkabul"

Erwin terkekeh. "Mitos yang kuno, tapi saya selalu mempercayainya" ujarnya, seraya mengeluarkan motor Levi dari garasi, motor kesayangan Levi yang lama sudah rusak dan dibuang akibat kecelakaannya saat balapan bersama Zeke, ngomong-ngomong tentang Zeke, Levi masih memiliki dendam yang akan segera ia balaskan, tentu tanpa sepengetahuan Erwin.

"Kamu bisa menyetir motor kan?" Tanya Levi.

"Tentu saja" jawab Erwin, lalu ia menyalakan motornya, menyerahkan satu helm pada Levi.

Levi menolaknya. "Aku tidak mau memakai helm"

"Kenapa? Kamu mau kita ditilang polisi?"

Levi berdecak. "Aku punya banyak uang untuk menyogok mereka, lagi pula polisi-polisi itu hanya membutuhkan uang"

Erwin menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tidak Levi, pakai helmnya sekarang!" Tegurnya dengan nada suara yang sedikit meninggi.

Levi memutar bola matanya lalu dengan kesal mengambil helm dari tangan Erwin dan memakainya, lalu setelah selesai ia segera naik dibelakang Erwin seraya memegangi jaket yang dipakai Erwin.

Erwin melajukan motornya dengan perlahan, membuat Levi menjadi geram disepanjang perjalanan.

"Guru Muda, lebih cepat lagi!" Teriaknya dari belakang.

"Nanti kecelakaan" jawab Erwin.

Levi memukul bahunya. "Tidak akan, aku tidak pernah kecelakaan saat mengebut!" Sentaknya.

"Tidak pernah kamu bilang? Saya ingat pernah menolong kamu saat kecelakaan dulu" balas Erwin.

Levi menjadi semakin geram. "Itukan bukan karena ngebut, itu karena si Zeke sialan menghimpit motor ku ke trotoar"

Erwin menghela nafasnya. "Tetap saja kita harus berhati-hati saat berkendara di jalanan"

"Guru sialan!" Gerutu Levi. "Jika begini akan lama sampai.."

"Berhati-hati di jalan sangat menguntungkan, kamu bisa menikmati suasana di sekitar kamu, lagi pula udara pagi ini sejuk, tidak bisakah kamu menikmatinya?"

"Tidak bisa, aku hanya ingin ngebut" cibir Levi, namun tampaknya Erwin tidak mengindahkan permintaan Levi dan terus melajukan motornya perlahan-lahan.

Dan saat mereka melewati lampu merah, polisi yang sedang melakukan razia terhadap pengendara tampak banyak sekali berkeliaran, untung saja Levi menuruti perintah Erwin untuk memakai helmnya.

Namun anehnya Levi berdecak. "Ini benar-benar tidak seru" protesnya lagi.

Erwin sekali lagi menghela nafasnya. "Kenapa lagi?" Tanyanya.

"Biasanya disekitar sini aku selalu di kejar polisi dan kami bermain kejar-kejaran, menurutku itu momen paling menyenangkan, tapi kau tidak asik"

Erwin sebenarnya ingin sekali meneriaki Levi saat anak itu mengatakan hal tak masuk akal kepadanya.

"Levi.. itu perbuatan yang tidak baik, katanya kamu mau merubah dirimu menjadi lebih baik, salah satunya adalah tidak membuat keributan dijalanan.."

Levi tampak kebingungan. "Memang apa hubungannya dengan aku yang mengacau di jalanan?"

Erwin benar-benar tidak habis pikir. "Begini Levi, jika kamu membuat kekacauan di jalan, ini bisa merugikan orang lain juga dirimu sendiri.."

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now