Hari Pertama Lomba Ranking Satu

423 66 20
                                    

Keesokan paginya setelah Levi mandi dan memakai seragam sekolah, rasa gugupnya kembali menyerang, Erwin menyuruh semua anak untuk berkumpul terlebih dahulu di stand, dan sekarang semuanya sudah berkumpul.

"Teman-teman, tolong dengarkan saya sebentar" pinta Erwin, sehingga semua anak yang sedang mengobrol langsung terdiam seketika. "Begini, kita harus dibagi kelompok, pertama kelompok yang menjaga stand dan kelompok yang berada di kelas, karena akan ada beberapa siswa serta murid yang masuk kedalam kelas kita untuk melihat dekorasi nya.."

Semuanya mendesah kecewa.

"Berarti kita tidak bisa melihat lomba ranking satu sama-sama ya?" Tanya Rico.

Erwin tersenyum. "Nanti kalian bisa bergantian kan?"

Akhirnya semuanya setuju, Moblit dan yang lainnya mengeluarkan benda-benda serta makanan yang akan mereka jual, sedangkan Erwin menuntun tiga muridnya yang mengikuti lomba ke lapangan.

Erwin mengelus-elus pundak Levi, anak itu masih tampak gugup bahkan ketika ia terus menyemangati nya berkali-kali, seolah semangat yang Erwin berikan tidaklah cukup untuknya.

Saat mereka sampai di lapang, Levi jadi semakin lemas sehingga Erwin harus terus memapahnya, disana terlalu banyak orang yang menyaksikan, Levi takut kalau dirinya akan gagal.

"Levi jangan gugup, percaya pada dirimu sendiri, saya yakin kamu bisa, kita berdua sudah menghabiskan waktu selama satu Minggu untuk belajar, jadi saya percaya bahwa kamu pasti bisa" ucap Erwin, mengecup punggung tangannya tak peduli dengan Petra dan Eld yang menatap mereka, sepertinya mereka juga tidak tertarik untuk memberikan komentar.

Levi mengangguk, lalu mereka duduk disebuah kursi yang sudah disiapkan panitia, Levi, Petra dan Eld duduk berjauhan, sedangkan disamping Levi ada Armin yang tampak sangat percaya diri.

Ia juga harus percaya pada dirinya sendiri, ia tidak boleh gagal dan kelas mereka harus menang.

Tepuk tangan yang meriah mulai terdengar dari sisi lapangan, Levi bisa melihat Erwin dan Mike yang berdiri dibelakang para peserta.

Lalu Erwin membagikan papan dan spidol untuk murid-murid nya menjawab pertanyaan, saat ia menyerahkan papan itu pada Levi, ia berbisik. "Ingat, tetaplah fokus dan jangan memikirkan tentang kekalahan atau kemenangan, yang penting fokus"

Levi mengangguk, lalu setelah semua murid yang ikut berpartisipasi dalam lomba ranking satu sudah mendapatkan papan dan spidol nya masing-masing, Nanaba yang menjadi MC sekaligus pembaca soal langsung berdiri dihadapan mereka.

"Untuk murid-murid saya yang sudah berani maju dalam lomba ranking satu, saya sangat menghargai keberanian kalian, terima kasih telah mengikuti lomba dan setelah ini mari kita meriahkan lombanya!" Seru Nanaba.

Semua murid yang ada disisi lapangan mulai bertepuk tangan dengan meriah.

"Kalian siap untuk menjawab soal pertama yang akan saya bacakan?"

Semua peserta tak ada yang mengangguk, mereka fokus untuk menanti pertanyaan didepan.

"Ku anggap iya!" Ucap Nanaba. "Pertanyaan untuk soal pertama, tentang negara Jepang"

Levi menelan ludahnya, kalau yang dimaksud adalah sejarah Jepang, tentu saja ia tak pernah tahu, ia tak pernah belajar sejarah di sekolah manapun.

"Ibu kota negara Jepang adalah?" Tanya Nanaba.

Levi menghela nafasnya karena ini adalah pertanyaan yang mudah, ia segera menulis Tokyo di atas papan tulisnya.

"Waktu untuk menjawab hanya lima detik, di mulai dari sekarang... Satu, dua.. tiga... Empat.... Liii..ma, cukup"

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now