Pameran Di Alun-alun

320 43 1
                                    

karena cerita dari "Lukisan Terakhir" ini masih harus banyak di revisi dan aku juga lagi mentok di tengah jalan, mungkin kalian bisa baca cerita eruri yang baru aku publish, itu udah aku publish semua chapter sampe tamat.

Maaf kalau cerita "Promise" itu ga jelas, tadinya itu ngga akan di publish dan cuma pengen di jadiin draft pribadi aja.wkwkk

wkwkk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

..................

Erwin dan Levi sampai di rumah Levi tepat jam tujuh pagi, Kuchel juga tampaknya sudah siap dengan semua koper dan tas Levi yang ia masukan kedalam mobil.

"Erwin, Levi!" Seru Kuchel sambil tersenyum lebar.

Erwin dan Levi langsung menghampiri Kuchel dengan tangan nya yang saling bergandengan.

"Kapan kalian berangkat? Jam segini sudah sampai disini?"

Erwin menggaruk tengkuknya. "Kita berangkat kira-kira jam satu malam, Kuchel-san" jawabnya, yang membuat Kuchel terbelalak kaget.

"Kalian bisa berangkat pagi-pagi saja, lagi pula pesawat nya akan berangkat pukul dua"

Erwin masih menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "sebenarnya saya sempat berpikir kalau kami sampai disini pagi-pagi sekali, Kuchel-san akan mendapat lebih banyak waktu untuk bisa melihat Levi"

Mendengar itu membuat Kuchel terkejut dan terdiam, lalu menatap Levi yang tampaknya tidak begitu memikirkan ucapan Erwin.

Kuchel tersenyum, lalu ia segera berucap. "Mandilah.. setelah itu sarapan dengan ibu" setelah mengucapkan hal itu, Kuchel langsung pergi kedalam rumah, di ikuti dengan Erwin dan Levi.

"Kamu mandi duluan saja Levi, saya akan membantu ibu kamu menyiapkan makanan" ujar Erwin.

Levi mengangguk lalu pergi menuju ke kamar mandi, sementara Erwin langsung pergi menuju dapur untuk menemukan keberadaan Kuchel.

Erwin merasa ada yang aneh dengan rumah Levi, tidak seramai biasanya.. dan ia baru sadar bahwa para pelayan disini tidak ada, bahkan satu orangpun tidak ada, yang ia temukan didapur hanyalah Kuchel yang tengah sibuk membuat makanan untuk mereka sarapan.

"Kuchel-san.." panggil Erwin.

Kuchel langsung menoleh dan tersenyum lembut. "Ah Erwin"

"Kemana para pelayan disini?" Tanya Erwin, yang menoleh ke kanan dan kirinya, benar-benar sepi.

"Aku menyuruh mereka semua untuk berhenti bekerja" ucap Kuchel, yang membuat Erwin terbelalak kaget.

"Kenapa?" Tanyanya.

Kuchel menghela nafas. "Aku menyewa para pelayan itu untuk membantu Levi mengurus keperluannya, mungkin dengan adanya mereka, aku berpikir kalau Levi tidak akan kesulitan dalam melakukan hal apapun"

Erwin mengangguk paham, sementara Kuchel melanjutkan. "Namun mereka semua sudah tak berguna lagi semenjak Levi pindah ke sekolah ayahmu, dan saat kembali kesini, Levi tampaknya lebih mandiri dan hanya bergantung padamu, bukan pada pelayan-pelayan itu lagi.."

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now