Rumah Erwin

534 53 12
                                    

18+ ( mungkin kalau ada yang lagi puasa bisa di skip dulu yaa)

Keesokan paginya, semua orang sudah terbangun dan memakan sarapannya, mereka menangkap ikan pagi-pagi buta dan mulai memasak sekitar jam setengah enam pagi, lalu setelah itu mulai memakan sarapannya yang terasa nikmat saat dimakan bersama.

Nanaba, entah mengapa tidak berselera makan, ia merasa kalau tahun ini ia akan kehilangan segalanya, begitupun Mike yang memakan ikan nya setengah-setengah.

Sementara Levi hanya memainkan ikannya, Erwin menyuruhnya untuk tidak memainkan makanan, namun sepertinya Levi juga tidak berselera makan, tidak bisa dipungkiri bahwa perpisahan membuat mereka putus asa.

Semakin dekat perpisahan itu, semakin ketakutan pula mereka kehilangan satu sama lain.

"Hari Senin.. Ackerman sudah mulai pergi ya?" Suara Mike yang terbilang sangat berat terdengar.

Levi yang mendapati pertanyaan itu hanya bisa mengangguk.

Mike menghela nafas, dari awal dia memang tidak menyukai Levi, namun entah mengapa dia juga tidak bisa merelakan murid menyebalkan itu pergi, meskipun hanya kenal selama satu tahun, pria kecil itu mampu membuat Erwin jatuh hati padanya, dan itu membuat Mike terkesan.

"Kalau kau win, kapan pindah?" Tanya Mike.

"Februari" jawab Erwin. "Awal Februari atau satu Minggu setelah awal februari, saya kurang tahu"

Mike mengangguk paham, itu berarti masih ada satu bulan lagi untuk Erwin berada di sekolah mereka, dan saat sekolah mulai kembali menjalani aktivitas nya seperti biasa, Erwin mungkin masih memegang kelas Grafika sebelum nanti akhirnya di gantikan oleh guru yang lain.

"Nanti siapa yang akan menggantikan posisi mu sebagai wali kelas Grafika?" Tanya Mike lagi.

"Kalau tidak salah, yang akan menggantikannya adalah Pak Keith Shadis, guru bimbingan konseling" jawab Erwin.

Levi, Farlan dan Ghunter langsung tersentak.

"UNTUNG KAMI SUDAH LULUS!" Seru mereka bertiga.

Erwin menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil melihat mereka, entah apa yang akan terjadi pada ketiga anak nakal itu kalau sampai dibimbing oleh Pak Keith, Pak Keith tidak benar-benar galak seperti Mike, namun ia adalah guru bimbingan konseling, jika mereka membuat masalah sedikit saja, mereka sudah harus berurusan dengan ruangan yang sangat dihindari oleh semua murid.

Setelah berbincang sedikit, mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan air terjun, tentu sebelum meninggalkannya mereka berfoto bersama untuk mengabadikan momen.

Setelah keluar dari hutan, ada sebuah perumahan kecil yang sederhana, mereka bisa melihat motor yang berlalu-lalang, perumahan nya tidak terlalu kecil, namun tidak juga terlalu besar.

"Rumah saya ada disekitar sini" ucap Erwin, yang kini memimpin didepan untuk menunjukkan jalan. "Saya sudah menelpon ayah untuk mengirim jemputan pada kita"

Mendengarnya membuat semua orang bernafas lega, itu berarti mereka tidak perlu bersusah payah lagi menaiki kereta itu, meksipun mereka tak menyangkal bahwa menaiki kereta sangatlah menyenangkan.

Namun tetap saja Mike mengakui bahwa itu sangat berbahaya.

Sesampainya di rumah Erwin, mereka langsung disambut dengan pemandangan sebuah rumah yang minimalis namun tampak sangat nyaman, rumah itu memiliki halaman kecil dan juga teras rumah dengan beberapa kursi yang tersedia disana.

Erwin membuka gerbang rumahnya, karena ia membawa banyak sekali teman, ia tak yakin kalau kursi-kursi itu akan cukup untuk mereka, jadi ia membawanya kedalam rumah dan mengambil tikar untuk mereka duduk.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang