Rencana Minggu Depan

459 66 5
                                    

Liburan berakhir, Erwin dan Levi kembali pada aktivitas nya masing-masing sebagai guru dan murid, tidak ada yang mengetahui hubungan spesial mereka kecuali mereka sendiri, keduanya benar-benar menyembunyikan nya dan akan membongkar semuanya ketika Levi sudah lulus sekolah, hanya tinggal menjalani semester akhir dan ia akan bebas dari sekolah yang sangat dibencinya.

Malam ini Levi membaca beberapa buku yang ia bawa dari rumahnya, karena Erwin bilang kalau sekolah mereka melarang membawa komik, jadi Levi hanya membawa novel-novel yang sangat tipis dan hanya bisa dibaca beberapa jam saja oleh orang yang kutu buku, namun berbeda dengan Levi, ia bisa menamatkan buku itu dalam waktu satu bulan.

Kembali ke sekolah dan menjalani hari seperti biasa pasti akan sangat membosankan, Levi tidak bisa melihat-lihat media sosial ataupun berbicara sepuasnya dengan Erwin.

Karena bosan membaca buku, akhirnya ia memutuskan untuk tertidur, namun ia kembali membuka matanya saat sadar bahwa ia belum membereskan barang-barang untuk sekolah besok, ia membereskan sebentar dan memasukan beberapa buku kedalam tas, lalu kembali tertidur karena bosan, hingga lama kelamaan ia kehilangan kesadaran dan tidur lelap.

Keesokan paginya Levi terbangun pagi-pagi sekali, ia sudah tidak pernah bangun siang, berhubungan dekat dengan Erwin membuat jam bangun tidurnya berubah, setiap pagi ia pasti akan bangun dengan tubuh yang segar.

Ia mengambil baju seragam dan pergi ke kamar mandi yang jaraknya cukup jauh dari kamarnya, seperti biasanya akan ada banyak murid-murid yang mengantri dan menunggu giliran untuk mandi, hingga tiba giliran Levi dan ia memutuskan untuk mandi seperti biasanya.

Setelah membersihkan diri, ia tidak pergi ke aula untuk sarapan, melainkan pergi ke kamar Erwin untuk memintanya membuatkan bubur, terakhir ia membuat bubur malah membuat Erwin mual-mual karena kebanyakan garam.

Levi mengetuk pintu kamarnya pelan-pelan. "Guru muda.." panggilnya tak kalah pelan, ia benar-benar takut mengganggu Erwin, meskipun kedatangannya memang untuk mengganggu.

Setelah mengetuk hingga tiga kali, Erwin akhirnya membuka pintu, rambutnya masih basah dan handuk terkalung di lehernya, sepertinya dia baru saja mandi dan berganti baju.

"Pagi Levi" sapanya, tidak lupa di iringi senyum manis yang membuat pagi Levi terasa menyenangkan.

"Pagi.."

"Ada apa kemari?" Tanya Erwin.

Levi nyengir lebar. "Seperti biasanya, sarapan" jawabnya.

Erwin tersenyum. "Kenapa tidak membuat sendiri saja?"

Levi mendengus kesal. "Aku tidak ingin kejadian yang sama seperti beberapa hari lalu terulang"

Erwin tertawa seraya mengacak rambut raven milik Levi, dia teringat bubur buatan Levi yang sangat asin, ternyata ia baru mengetahui bahwa garam yang kekasihnya itu masukan sebanyak lima sendok teh, untung saja dia tidak diabetes.

"Tunggu sebentar disini" Erwin masuk kedalam kamar nya, lalu kembali lagi dengan dua saset bubur yang ia tunjukkan pada Levi.

"Ayo ke dapur" ajak Erwin.

Levi mengangguk dan mengekori nya dari belakang, pagi harinya tidak berubah, masih tetap sama dan Erwin tetap membuatkan bubur untuknya sarapan.

Erwin memasak bubur didapur, sementara Levi menunggunya di meja makan sambil menatap punggung Erwin, pria yang sekarang menjadi miliknya itu benar-benar sempurna, dia bisa melakukan apa saja yang tidak bisa ia lakukan, Erwin benar-benar berbeda dengannya yang bahkan tidak bisa melakukan apapun kecuali melukis.

Erwin berbalik dan memberikan satu mangkuk bubur pada Levi, lalu satu mangkuk lagi untuk nya.

"Selamat makan!" Ucap mereka bersama-sama.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now