Sang Peramal

384 69 12
                                    

Keesokan paginya, Petra dan yang lainnya sudah siap-siap untuk pergi ke stand bazar mereka, Petra juga membawa balon yang ia janjikan, Eld dan Moblit membawa kerajinan tangan yang mereka buat dari tanah liat tempo hari, karena mereka pikir patung dari tanah liat itu bisa menarik perhatian para pelanggan.

Meskipun mereka adalah anak-anak yang tidak pintar berjualan seperti kelas marketing atau semacamnya, mereka sebagai kelas Grafika tetap menunjukkan yang terbaik, karena mereka tak ingin bahwa kelas mereka di cap sebagai kelas buruk yang tidak bisa melakukan apapun.

Saat Petra memasuki bazar terlebih dahulu, ia memekik kaget saat menemukan dua orang pria yang tidur sambil berpelukan, mereka tampak lelap sehingga Petra tak kuasa membangunkannya, tetapi jika ia tak membangunkan mereka, pekerjaan mereka hari ini tidak akan cepat selesai.

"Ayo Pet, kita tiup balon-balon nya lalu pasang" ucap Farlan, berjalan kedepan dan ikut terkejut saat mendapati Erwin dan Levi yang berpelukan.

"Sial, kenapa Pak Erwin dan Levi tidur disini?" Pekiknya terkejut.

Petra menghela nafas. "Mungkin mereka ketiduran, Farlan bangunkan mereka, aku takut" ucap Petra, yang dibalas delikan tajam oleh Farlan.

Akhirnya setelah mengumpulkan keberanian selama lima menit, Farlan mengguncang tubuh Levi, karena ia tak berani menyentuh Erwin.

"Lev, bangunnn" ucapnya sambil terus mengguncang tubuh Levi dengan keras. "Bangun bangun, hayu bangun!"

Namun bukan Levi yang pertama kali membuka mata, melainkan Erwin yang mulai merasa bahwa silau matahari menerpa mereka.

Farlan langsung berhenti mengguncang tubuh Levi, lalu dengan perlahan-lahan menatap Erwin.

Erwin yang sadar akan keberadaan Farlan langsung melepaskan pelukannya pada Levi, lalu ia menoleh ke kanan dan kirinya.

"Sudah pagi ya?" Tanyanya dengan suara serak.

Farlan mengangguk canggung. "i-iya Pak"

Erwin mengangguk, lalu menoleh ke arah Levi yang masih tertidur lelap, padahal dari kemarin sore ia sudah tidur terlalu lama, dan sekarang masih belum membuka matanya.

Erwin langsung mengguncang tubuh nya. "Levi, bangun.." ucapnya, ia mengguncang tubuh nya dengan sangat tenang. "Levi, mandi dulu, ini sudah pagi, teman-teman mu sudah datang kesini"

Mendengar hal itu, Levi langsung membuka matanya lebar-lebar, lalu ia langsung mendudukan dirinya dan terkejut menatap Farlan yang jongkok disampingnya.

"Pagi Levi" sapanya di iringi senyuman manis.

Levi tidak membalas sapaan itu, ia malah menoleh ke arah Erwin yang sudah mulai beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Levi, tentu saja pertanyaan itu di ajukan untuk Erwin.

"Mandi Levi" jawab Erwin. "Memangnya kamu tidak akan mandi?"

Dari kemarin sore Levi belum membersihkan tubuhnya, badannya pasti sangat bau dan lengket, ia harus segera mandi agar kembali segar.

"Aku juga mau mandi" akhirnya Levi menjawab, lalu ia kembali menatap Farlan. "Aku mandi dulu, nanti aku akan kembali kesini"

Farlan tersenyum dan mengangguk. "Oke"

Erwin dan Levi akhirnya memutuskan untuk mandi, mereka membawa baju ganti ke kamarnya masing-masing, dan menuju kamar mandi bersama-sama.

Saat sampai disana, dua orang sedang duduk di kursi untuk menunggu antrian, mereka adalah Armin dan Mike, saling diam dan tidak bicara, karena tak ada murid lain yang merasa nyaman saat berbicara dengan guru se-galak Mike.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now