Olahraga

381 64 5
                                    

Hari ini mereka akan melakukan pembelajaran diluar kelas, yup, tepatnya pelajaran olahraga yang di gurui oleh Pak Hannes.

Setelah semua murid berganti baju, barulah mereka pergi ke lapangan untuk bertemu dengan Pak Hannes, namun saat dilapangan, mereka melihat anak akuntansi dari kelas dua belas yang tengah memegangi sebuah bola sepak di tangannya.

Levi sebenarnya masih kesal dengan mereka yang membuat kakinya cedera di perlombaan kemarin, tapi ia mencoba untuk tidak memperdulikan nya dan melupakannya, lagi pula tak penting juga jika harus terus diperdebatkan.

"Mau olahraga juga?" Tanya Pieck, anak dari kelas akuntansi, ia bertanya pada anak-anak Grafika yang baru saja sampai dilapangan.

"Begitulah.." jawab Petra.

"Pak Hannes tidak bisa hadir hari ini, jadi kita harus mempelajari materinya sendiri" ucap Pieck.

Levi mengernyitkan dahinya. "Kenapa dia menyuruh kita untuk mempelajari materi nya sendiri? Bukankah dia gurunya? Benar-benar menyebalkan, tidak bertanggung jawab" ia melipat kedua tangannya.

"Sudahlah Lev" Moblit menepuk pundaknya. "Mungkin Pak Hannes sedang sibuk"

Levi hanya membalas ucapan Moblit dengan cibiran.

Namun pada akhirnya semua anak itu malah berlarian ke kantin, untuk apa mempelajari materi sendiri sedangkan mereka tidak mengerti dengan materi yang dipelajari?

Kelas akuntansi dan Grafika langsung memesan makanan untuk menambah energi tubuh mereka, meskipun hari ini mereka sedang jam kosong, tapi tetap saja makanan itu penting.

"Kalau jam kosong tiap hari kan enak ya?" Celetuk Farlan, sambil memakan kue dango di tangannya.

Ghunter memberi acungan jempol. "Betul itu!" Serunya.

"Maaf, apa kamu yang bernama Levi?" Tanya anak akuntansi dengan rambut pirang.

Levi yang tengah memakan onigiri langsung menatapnya dan mengangguk.

"Sa-saya Thomas, saya yang menendang kakimu waktu pertandingan kemarin, maafkan saya" ucapnya sambil membungkuk.

Levi tersenyum sambil mengibaskan-ibaskan tangannya. "Tidak masalah, lagi pula aku baik-baik saja" jawab Levi.

Thomas yang masih membungkuk kembali berucap. "Sekali lagi maafkan saya Levi-san!"

Levi mengangguk sambil menggaruk belakang kepalanya. "Aku bilang tidak apa-apa kan, jadi tidak perlu meminta maaf" Levi ingin menyebut namanya tapi ia sudah lupa siapa orang ini.

Thomas berhenti membungkuk dan tersenyum pada Levi. "Terima kasih Levi-san"

Levi balas tersenyum dan mengangguk, lalu setelah itu Thomas kembali ke meja kantin dimana anak-anak akuntansi berkumpul.

Namun saat mereka tengah asyik mengobrol, meja di pukul oleh seseorang tepat di tengah-tengah mereka.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN DISINI?" Teriaknya yang menggelegar di seluruh kantin.

Pak Mike menatap mereka dengan wajah yang memerah, Erwin disampingnya langsung menghampiri kumpulan anak Grafika.

"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Erwin, lebih santai daripada Mike, itulah mengapa anak-anak Grafika selalu banyak bersyukur karena wali kelas mereka Erwin, bukan Mike.

"Makan.." jawab mereka semua serempak.

Mike melotot sambil berkacak pinggang. "Aku tahu kalian sedang makan! Tapi ini jam pelajaran! Seharusnya kalian belajar! Kenapa malah ramai-ramai pergi ke kantin!?" Mike menyentak pada anak Akuntansi dan Grafika, namun sepertinya kemarahannya lebih tertuju kepada anak didiknya.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now