Lukisan

565 82 8
                                    

Levi langsung masuk kedalam rumah nya tanpa menunggu Erwin yang kesusahan membawa dua kantung buku penuh, beberapa pelayan menawarinya bantuan namun Erwin segera menolaknya dengan halus dan mengatakan bahwa ia bisa mengangkatnya sendiri.

Pria itu memasuki kamar Levi dan dilihatnya pria itu sedang bermain ponsel serta memakan sandwich di atas kasur sambil tiduran.

Erwin menyimpan buku-buku itu dekat meja belajar, lalu mengambil satu lukisan yang belum ia selesaikan kemarin dan membawanya pergi keluar dari kamar tanpa mengatakan sepatah katapun pada Levi.

Levi menggeram. "Aku tidak berharap kau mengatakan apapun!" Cibirnya dengan kesal.

Levi kembali memakan sandwich sambil memainkan handphone dan melihat-lihat media sosial nya, ia melihat akun Eren yang ternyata dengan terang-terangan memposting foto dirinya dengan Zeke yang sedang tersenyum lebar, saat ia menggeser fotonya ke samping, ia bisa melihat foto teman-temannya, Eren, Hange, Floch dan Jean yang kini berteman baik dengan Zeke, lalu apa untungnya mereka menyuruh Levi untuk selalu maju terdepan setiap Zeke menantangnya ini dan itu?

Dengan kesal Levi langsung mengetikkan satu kata di kolom komentar nya.

Munafik!

Lalu setelahnya ia mematikan seluler dan memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak, ia kelelahan seharian ini, belum lagi aksi kejar-kejaran dengan polisi dan Erwin yang masih marah padanya, sekarang ditambah teman-temannya yang bersekongkol dengan Zeke, membuat mood-nya benar-benar turun drastis.

Ia sebenarnya ingin menenangkan diri dengan menggambar sesuatu, tetapi jangankan menggambar, untuk bangun dari tempat tidur saja dia tidak mood.

Akhirnya pria itu memutuskan untuk memejamkan matanya dan terlelap didalam mimpi.

Selama hampir enam jam ia memejamkan mata dan jam sudah menunjukkan pukul satu malam, tiba-tiba ia terbangun karena ingin kekamar mandi.

Segera saja ia pergi dan kembali lagi ke tempat tidur, namun ia merasa ada yang aneh, untuk mengetahui apa yang menurutnya janggal, ia terdiam sejenak dan seketika tersadar.

Erwin tidak ada disini..

Apa mungkin ia marah dan langsung pulang ke desa terpencil itu lagi? Mana mungkin dia melakukan hal itu bukan?

Cepat-cepat Levi menuju ke arah lemari dan membuka pintunya, takut kalau pria itu sudah membereskan semua barang-barangnya dan pergi tanpa sepengetahuannya, namun ia bisa bernafas lega saat melihat semua pakaian Erwin yang masih tersusun rapi disana, berarti Erwin tidak pulang ke rumahnya.

Lalu dimana si pirang itu?

Levi membuka pintu kamar dan berjalan di lorong, lalu melihat para pelayan yang masih berlalu-lalang membersihkan rumahnya yang besar, sudah seperti istana saja.

"Bibi, lihat si pirang tidak?" Tanya Levi pada salah satu pelayan.

"Maksud anda tuan Erwin? Beberapa jam lalu ia pergi ke lantai paling atas, sampai sekarang masih belum turun" jawabnya.

Levi terdiam sejenak, lantai paling atas? Jangan bilang Erwin ingin bunuh diri karena kejadian tadi? Mungkin dikejar polisi sudah cukup untuk mengguncang mentalnya dan membuatnya ingin mengakhiri hidup.

Levi segera saja berlari ke lantai paling atas menaiki tangga, lalu ia berlari ke arah balkon dan memegangi besi nya.

"Oi guru muda!" Teriak Levi. "Kau dimana?!"

Jujur saja ia benar-benar takut kalau Erwin melompat dari atas.

"ASTAGA APA YANG TELAH KULAKUKAN, AKU MEMBUNUHNYAA" Ia berteriak lalu mulai panik dan berkeringat.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now