Masalah Lagi

274 39 8
                                    

Setelah kejadian di Disneyland beberapa hari lalu, Levi jadi sedikit canggung kepada Erwin, apalagi saat mengingat kejadian di toilet yang membuatnya sangat malu hanya untuk menatap wajah kekasihnya, mereka jarang melakukan hal semacam itu, dan pertama kali mereka melakukan nya ketika di rumah Erwin dahulu.

Kini keduanya sedang berada di kamar asrama, hari sudah mulai gelap dan Levi masih berkutat dengan alat lukisnya untuk menghindar dari tatapan Erwin yang membuatnya merasa tidak nyaman akhir-akhir ini, ia akan tersentak ketika Erwin berbicara, akan terkejut ketika Erwin memegangnya dan wajahnya akan menunjukkan rona kemerahan saat Erwin terus menatapnya, entah mengapa jantungnya begitu berdebar-debar dan rasanya ingin meledak.

Jadi Levi mencoba fokus pada canvas di hadapannya, mengayunkan kuasnya dengan perasaan gusar dan membuat lukisan nya menjadi sedikit aneh.

"Levi" panggil Erwin, yang sukses membuat Levi kembali tersentak kaget.

"Apa?" Tanya pria kecil itu, tanpa menoleh dari lukisan yang ia buat.

"Saya baru mendapat info dari kampus, bahwa katanya festival klub akan di adakan minggu depan, untuk besok, kita akan berkumpul di ruangan yang sama pukul sebelas siang, saya sudah menginfokan itu di grup chat, dan mereka setuju" ucap Erwin menjelaskan.

Levi mengangguk. "Baguslah kalau begitu, tapi aku tak menyangka kalau festival nya akan di adakan secepat itu"

Erwin tersenyum. "Awalnya mereka masih ragu, tapi akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan festival itu minggu depan"

Levi lagi-lagi mengangguk. "Tapi itu terlalu mendadak, dan besok adalah hari selasa, kita harus benar-benar mempersiapkan segalanya"

Erwin berjalan ke arah Levi tanpa sepengetahuan pria kecil itu, lalu setelah sampai di belakang nya, Erwin duduk di sampingnya lalu menepuk puncak kepala nya, yang membuat wajah Levi sedikit memerah.

"Kalau begitu, mohon bantuannya"

Levi mencoba untuk tetap fokus, namun tangannya bergetar dan membuat lukisan itu semakin berantakan, lalu Erwin langsung menatap lukisan Levi dan menggelengkan kepalanya.

"Lukisan ini sangat berantakan Levi, apa kamu sedang tidak fokus atau semacamnya?"

Levi menghembuskan nafas panjang. "Aku tidak mau melukis lagi, aku bosan" ucapnya, sambil menyimpan kuas yang tadi di pegang oleh nya.

Erwin mencoba memperbaiki lukisan Levi dan menambahkan beberapa warna, meskipun tampaknya Levi sudah enggan melanjutkan lukisan nya, jadi Erwin-lah yang mengambil alih dan membiarkan Levi terbaring di atas ranjang, lalu Levi mengubah posisi menjadi tengkurap sambil menatap Erwin yang sedang melukis.

"Apa ini sebuah kapal laut?" Tanya Erwin.

Levi mengangguk. "Begitulah, itu adalah kapal bajak laut" jawabnya.

Erwin balas mengangguk. "Saya perlu warna kuning, untuk matahari di depan kapal"

Levi segera merebut kuas dari Erwin. "Itu bukan matahari, itu singa, dasar bodoh!" Sentaknya, yang membuat Erwin mengernyit heran.

"Mana ada kepala singa yang bulat dengan bunga-bunga mekar di setiap sisi nya?" Tanyanya yang masih kebingungan.

"Itu bulu singa, bukan bunga bermekaran" geram Levi. "Kau ini nonton one piece tidak sih?" Kesal nya.

"Mana saya tahu" ucap Erwin, sambil kembali mengambil kuas dari tangan Levi. "Jadi saya harus mewarnai ini dengan warna apa?"

"Tengah nya kuning, bulu nya orange" ucap pria kecil itu, yang langsung di laksanakan oleh Erwin dengan menambahkan warna pada bagian depan kapal tersebut.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now