Mata Biru Laut

386 38 3
                                    

Minggu depannya, Levi kembali lagi ke rumah sakit di antar oleh Kuchel dan Edward, Erwin pergi pagi-pagi sekali dan entah kemana, tapi Edward berkata bahwa Erwin akan segera menyusul mereka ke rumah sakit nanti, jadi Levi sedikit merasa tenang.

Moblit langsung menyambut mereka dengan baik, lalu ia membawa Levi menuju ruang operasi sementara Kuchel dan Edward harus menunggu di luar.

"Moblit, apa mataku bisa sembuh?" Tanya Levi, yang kini mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang terasa empuk.

Moblit tersenyum. "Seratus persen sembuh Levi, kamu tidak perlu khawatir, oke?"

Levi mengangguk dan ikut tersenyum, ia berharap kalau operasi ini akan berjalan lancar dan dirinya dapat kembali melihat seperti biasanya, berapapun biayanya, ibunya pasti akan membayar semuanya.

Operasi mulai dilakukan dan Moblit mengumpulkan semua orang untuk membantu nya melakukan operasi, mereka melakukan operasi lama sekali, mungkin sekitar tiga puluh menit sampai satu jam.

Moblit melakukan yang terbaik selama satu jam terakhir, sampai akhirnya mereka selesai melakukan operasi dan Levi di bawa ke ruang pemulihan, ia akan beristirahat di sana sampai dirinya benar-benar nyaman.

Moblit menemani Levi di sana, begitupun dengan Erwin, Edward dan Kuchel yang menunggu Levi membuka matanya.

"Levi.. bisakah kamu membuka mata?" Pinta Moblit.

Levi tampaknya sangat ragu. "Mu-mungkin?"

"Buka saja matamu, itu akan baik-baik saja" Moblit meyakinkan, lalu setelahnya Levi membuka bola matanya perlahan-lahan, ia mengerjap-erjap kan matanya sebelum akhirnya ia membukanya lebar-lebar, semuanya sudah terlihat jelas, sekitarnya dapat ia lihat, bahkan Kuchel, Edward dan Erwin bisa ia lihat di depan matanya, lalu ada Moblit yang tersenyum dan berdiri di sampingnya.

"Lihat? Sudah baik-baik saja bukan?" Tanya Moblit.

Levi tersenyum lebar dan mengangguk. "Aku bisa melihat kalian!" Seru nya, lalu Kuchel segera memeluk putranya dengan erat, meskipun ia memang jarang berinteraksi dengan Levi atau sekedar ngobrol dengannya, ia tetap saja menyayangi Levi, seorang ibu tak pernah mau jika anaknya pergi dari hidupnya lagi.

"Syukurlah kamu baik-baik saja" Isak Kuchel, lalu Levi menatap Erwin yang menatapnya sambil tersenyum, Edward tampak menepuk-nepuk bahu Erwin di sampingnya.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Erwin, yang terus menatap lurus wajah Levi.

Levi melepaskan pelukannya terhadap Kuchel, lalu ia balas menatap Erwin, tapi ia mengernyit keheranan saat melihat kondisi Erwin yang sedikit berbeda, entah apa yang terlihat berbeda darinya, Levi sejujurnya tidak peduli, karena orang yang ada di hadapannya tetaplah Erwin kekasihnya.

Mungkin Erwin terlihat berbeda karena ia sempat putus asa seperti yang di ceritakan Farlan dan Pak Mike.

"Aku merasa seperti lahir kembali, ini benar-benar hebat, aku bisa melihatmu!" Seru pria kecil itu yang tampak kegirangan.

Erwin masih tersenyum menatapnya. "Baguslah"

Levi lalu menatap sekeliling nya, mereka terdiam ketika Erwin dan Levi terus berbicara dan berinteraksi, sampai akhirnya Kuchel bersuara.

"Mungkin kita akan meninggalkan kalian berdua terlebih dahulu, ayo Edward, Moblit" ajaknya.

Moblit dan Edward mengangguk paham, sekali lagi Edward menepuk bahu Erwin sebelum akhirnya ia keluar dari ruangan tersebut dan meninggalkan kedua anak itu.

"Erwin, aku tidak percaya bisa melihatmu lagi, aku benar-benar tak percaya, kupikir aku akan mati dan tak akan bertemu denganmu lagi!" Seru pria kecil itu, yang langsung beranjak dari atas ranjang lalu memeluk Erwin dengan sangat erat.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now