Malam Yang Buruk

541 86 11
                                    

Levi terbangun dan masih mendapati dirinya yang dipeluk oleh Erwin, pria pirang itu masih terlelap dalam tidurnya dan Levi berhati-hati untuk tidak membangunkannya saat ia hendak beranjak dari tempat tidur, ia dapat melihat langit berwarna orange, menandakan bahwa hari mulai petang dan mereka tertidur cukup lama.

Levi mengambil handphonenya lalu sebuah notifikasi dari nomor tidak dikenal masuk ke pesan chat nya.

Levi membacanya dan ternyata itu dari Zeke Yeager, orang yang sudah ia anggap musuh sejak lama itu memintanya untuk bertemu ditempat biasa, tempat dimana mereka sering mengadakan balap liar.

Dengan kesal Levi langsung turun kebawah dan memutuskan untuk mandi, lalu setelahnya berpakaian dan pergi keluar untuk mengambil motornya.

"Bi, nanti kalau Erwin bangun dan bertanya saya kemana, jawab saja saya sedang belanja" Levi menitip pesan kepada salah satu pelayan karena ia tahu kalau Erwin akan mencarinya setelah ia bangun dari tidurnya.

Levi segera menancapkan gas nya kuat-kuat tanpa mengenakan helm atau pelindung apapun, yang ia inginkan hanyalah cepat sampai ke tempat Zeke dan teman-temannya berada.

Sesampainya disana ia sudah melihat rombongan Zeke beserta keempat temannya yaitu Hange, Eren, Jean dan Floch, mereka semua tampak gugup dan terdiam saat melihat Levi yang menepikan motornya tepat didepan mereka.

"Kenapa kau memanggilku kemari?" Tanya Levi dengan suara dingin.

Zeke terkekeh. "Kenapa? Tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu kemana perginya seorang Ackerman setelah kecelakaan saat itu, kupikir kau sudah mati"

Levi mengepalkan tangannya kuat-kuat, namun ia mencoba untuk tenang dan tidak terbawa emosi. "Aku pindah sekolah dan pergi dari kota, ke tempat lain yang lebih tenang!"

Zeke tertawa. "Maksudmu kampung kecil yang terpencil itu? Orang sepertimu bersekolah disana? Apa ibumu bangkrut dan tidak bisa menafkahi mu lagi untuk mencari sekolah yang lebih baik"

Levi turun dari motornya lalu mencengkram erat kerah baju Zeke. "Jangan membuatku muak!"

Zeke cengengesan. "Santai saja Ackerman, kita disini bukan untuk mengajakmu bertengkar, kami hanya ingin melihatmu yang tiba-tiba hilang dari peradaban" ujarnya, seraya tertawa di ikuti teman-temannya di belakang, namun keempat teman Levi tidak ikut menertawakannya.

Levi melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Zeke, lalu ia menatap pria itu tajam. "Aku tidak punya waktu untuk meladeni orang-orang tak berguna seperti kalian!"

Zeke menyeringai. "Sifat menyebalkan mu masih ada rupanya, memangnya kau sesibuk apa sampai tak punya waktu hah? Mengurus ibumu yang di pecat dari perusahaannya?"  Zeke dan kawan-kawan kembali tertawa, namun seperti sebelumnya Hange, Eren, Jean dan Floch terdiam kaku.

Levi mencoba untuk tenang seperti yang di ajarkan oleh Erwin, dia tak boleh tersulut emosi dalam kondisi apapun, tenang dan pikirkan sesuatu yang dapat membuat mu melupakan suatu masalah, baiklah.. Levi bisa memikirkan wajah Erwin dan itu sedikit membuatnya tenang.

"Aku sibuk dengan impianku" akhirnya ia berucap, membuat semua orang yang tertawa disana terdiam dan saling melirik.

"Impian?" Zeke hampir tertawa lagi. "Kau punya impian? Orang seperti dirimu sibuk dengan impian?"

Levi mengangguk meski beberapa orang tampak cekikikan. "Aku punya mimpi besar yang harus kucapai, jadi aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni kalian, orang-orang yang tak pernah mengenal mimpi.."

Zeke menggelengkan kepalanya. "Anak seperti mu tidak bisa mengejar mimpi, lebih baik tidur saja dan impikan mimpi besar mu itu, anak sepertimu akan gagal HAHAHAHAHA.."

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang