Minat Seni Yang Hilang

234 35 3
                                    

Pagi-pagi sekali, Erwin meminta izin kepada Kuchel untuk pergi ke sekolahnya selama beberapa hari, atau mungkin beberapa minggu karena ia masih harus mengurus sesuatu disana, tentu saja Kuchel langsung mengizinkannya dan membiarkan Erwin pergi ke sekolah lamanya.

Lagi pula pria itu juga harus mengurus perpindahannya, ia tidak akan lagi mengajar di sekolah lama, katanya dia akan di pindah tugaskan untuk mengajar sekolah dasar yang ada di kota Levi, atau lebih tepatnya sebuah yayasan peninggalan kakeknya.

Ia akan mengajar kesenian disana, mungkin kalau di kita semacam guru seni budaya.

Seperti biasanya, perjalanan yang di tempuh dengan mobil akan jauh lebih lama ketimbang dengan motor, namun ia tak mungkin menggunakan motor dengan satu tangan di tambah lagi perjalanan nya yang teramat jauh.

Dan dia tidak bisa menyetir dengan tangan kiri nya.

Jadi sebisa mungkin ia menikmati perjalanan di dalam mobil, untung saja jalanan pagi ini tidak terlalu macet seperti hari-hari biasanya, jadi ia bisa lebih sampai ke tempat tujuan.

Sesampainya di sekolah itu, ia langsung memarkirkan mobil milik Levi di tempat parkir seperti biasa, setelah itu ia langsung turun dan berjalan menuju tempat dimana satpam berada, sejenak ia menghentikan langkahnya ketika melihat Farlan dan Ghunter yang tampak membawa beberapa barang, Farlan membawa satu kardus besar minuman sementara Ghunter membawa dua plastik besar berisi apapun itu, Erwin tidak tahu pasti.

Erwin segera berlari kecil menghampiri mereka, melihat Erwin yang menuju ke arahnya, Farlan dan Ghunter juga berhenti sejenak.

"Farlan, Ghunter, apa yang kalian lakukan?" Tanya Erwin, seraya memasukan kunci mobilnya kedalam saku celana.

"Ah Pak Erwin, ini... Pak Mike memesan beberapa makanan dan minuman di toko Ghunter, jadi kami mengantarkannya kemari"

Erwin mengangguk paham, lalu ia mengambil satu plastik besar di tangan Ghunter. "Biar saya bantu" ujarnya, yang dibalas senyuman lebar oleh Ghunter.

"Terima kasih Pak" ucapnya, yang dibalas anggukan oleh Erwin.

"Untuk apa makanan dan minuman sebanyak ini?" Tanya Erwin, dan mereka bertiga mulai melangkah memasuki area lapangan sekolah.

"Pak Mike bilang untuk menyambut kedatangan orang tua dari murid-murid baru" jawab Ghunter, lalu di sebelahnya Farlan mengangguk.

Erwin ikut mengangguk paham, lalu ia kembali berucap. "Jadi sekarang kalian benar-benar sibuk mengurus toko ya?" Tanya Erwin.

Farlan mengangguk. "Iya, kadang kami harus bolak-balik ke kota hanya untuk mengantarkan barang, lalu bercocok tanam untuk menghasilkan padi, jagung dan pucuk teh untuk di jual ke kota" jelas Farlan.

"Benar Pak Erwin, kami juga berencana untuk membuka toko di kota saja, supaya kami tidak perlu bolak-balik kesana" tambah Ghunter.

"Benarkah? Di kota mana kalian akan membuka toko?" Tanya Erwin.

"Kotanya Levi" jawab Farlan, karena kota Levi adalah kota dimana orang-orang sering memesan hasil panen yang mereka tanam.

"Kapan rencananya akan membuat toko disana?" Tanya Erwin lagi.

"Kira-kira bulan maret nanti" jawab Ghunter, Erwin mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Nanti kalau kalian benar-benar akan membuka toko di kotanya Levi, kalian telepon dan kabari saya ya?" Pintanya, yang membuat Farlan dan Ghunter menautkan kedua alisnya.

"Memangnya kenapa Pak?" Tanya Ghunter

"Pokoknya nanti kalian kabari saja saya, jangan tanya alasannya, mengerti?"

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now