Apa Itu Cinta?

464 73 6
                                    

Keesokan paginya Erwin membangunkan Levi yang tampak lelap tertidur, ia tak pernah menduga kalau Levi bisa tidur di tempat seperti ini, ia jadi sedikit khawatir kalau Levi akan mengeluh karena sakit punggung nantinya.

Dengan susah payah Erwin akhirnya berhasil membangunkan Levi, menyuruhnya untuk segera turun dan mandi, lalu kembali kekelas untuk membantu teman-temannya mendekorasi.

Erwin sendiri sebelum pergi kekelas, ia membersihkan dirinya terlebih dahulu, dan setelah keluar dari kamar mandi, dirinya terkejut mendapati Mike yang sedang mengantri menunggu giliran untuk mendapatkan kamar mandi.

Erwin membungkukkan badannya, lalu hendak berlalu pergi, namun Mike langsung menahan pergelangan tangannya dan meminta Erwin untuk menetap sebentar.

Erwin menatap Mike dengan wajah kebingungan. "Ada apa Mike?" Tanyanya.

"Semalam kamu pergi kemana?" Tanya Mike tiba-tiba, yang membuat Erwin sedikit panik.

"Apa maksudmu?" Tanya Erwin, berpura-pura tidak mengerti untuk menyelamatkan diri, namun sepertinya Mike tidak menyerah begitu saja, ia mengulangi pertanyaan yang sama.

"Semalam kamu pergi kemana?"

Erwin mengedikan bahunya. "Saya tidak pergi kemana-mana, saya ada dikamar" jawabnya.

Mike memicingkan matanya. "Tidak, kamu tidak ada dikamar, semalam kamar mu tidak dikunci dan aku tidak melihatmu disana" balas Mike, yang membuat Erwin mulai berfikir bagaimana caranya menghindari pertanyaan Mike.

"Mu-mungkin kamu ke kamar saya ketika saya dan Levi masih di perpustakaan" jawabnya, di iringi dengan senyuman lebar untuk menyakinkan Mike.

Namun Mike menggelengkan kepalanya. "Tidak Erwin, aku ke kamarmu setelah aku bertemu denganmu, saat kamu pulang dari perpustakaan" ujarnya.

Erwin kembali terdiam, ia harus bagaimana sekarang?

"Lebih tepatnya, darimana kamu dan Ackerman semalam?" Tanyanya, yang kini sukses membuat Erwin tidak bisa berkata-kata lagi.

"Tunggu, kenapa kamu—"

"Aku tahu" Mike menyela. "Semalam setelah aku selesai patroli dan mengantar Nanaba ke kamarnya, aku langsung pergi ke kamarmu, tapi kamu tidak ada disana, lalu aku langsung pergi ke kamar Ackerman, dan aku melihat kalian berdua..." Mike tidak melanjutkan kalimatnya, ia bisa melihat raut wajah Erwin yang tampak tidak tenang.

"Erwin?"

Erwin tersentak dan langsung menatap Mike. "Apa yang kamu lihat?" Tanyanya.

"Kamu yang membelai rambut Ackerman, lalu menarik tangannya dan pergi ke belakang sekolah, ternyata kalian pergi ke rumah pohon tempat kita bermain dulu"

Erwin hanya terdiam, lalu ia hendak kembali berlalu meninggalkan Mike, namun sekali lagi Mike menahan tangannya dan tidak membiarkannya pergi.

"Apa hubungan mu dengan Ackerman?" Tanyanya, karena itulah yang ingin ditanyakan sedari tadi.

"Kami hanya teman, guru dan murid yang berteman, jelas?"

Mike menggelengkan kepalanya. "Bagaimana kalau aku tidak percaya?"

Erwin mengerutkan dahinya. "Siapa peduli? Percaya atau tidak itu bukan urusan saya"

Mike menghela nafasnya, lalu ia memegangi bahu Erwin dan menatap bola matanya yang terus bergerak-gerak, jelas sekali bahwa pria itu sedang berbohong, Mike tahu betul ketika Erwin tengah menyembunyikan sesuatu darinya, ia akan terlihat gelisah dan jauh dari kata tenang.

"Mike, saya harus kekelas"

"Erwin, mungkin kita harus bicara.."

Erwin melepaskan kedua tangan Mike dari bahunya. "Maaf Mike, saya sibuk"

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora