Natal dan Ulang Tahun

375 55 8
                                    

Malam hari tepat pukul tujuh tiga puluh, Edward datang ke rumah sakit dan membantu Levi mengepak baju-baju Erwin untuk dibawanya pulang, sementara Erwin tidak diperbolehkan keluar rumah sakit sebelum pagi hari datang, membuatnya sangat kesal karena ia sudah berencana untuk melamar Levi hari ini, tepat jam dua belas malam, sambil merayakan hari Natal dengannya, pasti akan sangat menyenangkan.

Dan setelah membereskan semua barang-barang serta baju Erwin, Edward kembali pamit setelah mengobrol sebentar dengan Erwin dan Levi, ia juga disibukkan oleh pembukaan sekolah tahun ajaran baru.

"Oh ya Erwin.." Edward merogoh sesuatu dibalik mantelnya, ternyata itu adalah kotak beludru milik Erwin yang tempo hari di ambil Edward. "Ini kukembalikan padamu, berikan kesan yang romantis saat melamar kekasihmu"

Levi tersenyum kecil, begitupun dengan Erwin yang langsung mengambil kotak beludru itu dari tangan sang ayah, setelah itu barulah Edward benar-benar pamit dan pergi ke sekolah, meninggalkan Erwin dan Levi yang ada di ruangan itu, Erwin segera menyimpan kotak beludru itu di tas kecil miliknya yang ada di atas meja samping ranjang.

"Padahal saya ingin merayakan natal hari ini, sambil menyambut hari ulang tahunmu" ucap Erwin sambil cemberut seraya menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang.

Levi menggelengkan kepalanya. "Kita bisa merayakannya lain kali Erwin, sekarang berhentilah memasang ekspresi wajah seperti itu"

Erwin menghela nafas sambil menatap wajah Levi. "Lain kali ya? Bertahun-tahun yang akan datang maksudmu?"

Levi ingat bahwa ia akan pergi ke luar negeri, entah kapan ia akan pulang dan menemui Erwin lagi, yang pasti itu akan sangat lama, mampu kah ia bertahan dengan hubungan jarak jauh?

"Kalau begitu cepatlah sembuh, supaya kita bisa merayakannya" ucap Levi.

"Saya sudah sembuh" ucap Erwin, yang memang sudah tidak merasakan sakit apapun lagi di sekujur tubuhnya.

Levi terdiam dibuatnya, lalu sekelebat ide jahil muncul di otaknya begitu saja, ia menatap Erwin dengan seringai misterius. "Bukankah kamu mau merayakan malam natal?" Tanyanya.

Erwin mengangguk. "Dan merayakan ulang tahunmu" ia menambahkan.

"Aku mengerti" ujarnya. "Ayo kita keluar!"

"Kamu gila? Saya bahkan tidak diperbolehkan untuk keluar" ucap Erwin.

Levi memutar bola matanya. "Siapa peduli? Besok kamu sudah diperbolehkan pulang bukan? Jadi apa bedanya jika pergi sekarang? Lagi pula kau sudah sembuh"

Erwin terdiam sejenak, diam-diam ia menyetujui ucapan Levi, lagi pula besok ia sudah diperbolehkan pulang dan sekarang ia sudah sembuh, jadi tidak akan terjadi apa-apa.

"Baiklah, saya ikut" ucapnya.

Levi berseru, segera saja ia membantu Erwin untuk turun dari ranjang, meksipun Erwin berkata bahwa ia tidak perlu bantuannya karena sudah seratus persen sehat.

Erwin dan Levi memakai mantel yang sangat tebal, tidak lupa dengan syal yang mereka kalungkan di leher.

"Ayo kita jalan-jalan dan melihat pemandangan diluar!" Ujar Levi, sambil menarik tangan Erwin untuk keluar dari kamar tersebut, semua barang mereka sudah diambil oleh Edward dan Kuchel, jadi tidak ada barang lain lagi yang tertinggal disana dan mereka sudah bisa pergi tanpa jejak apapun.

Erwin dan Levi keluar dari rumah sakit sambil bergandengan tangan, ternyata malam ini salju turun, membuat hawa dingin disana semakin menyengat, jalan-jalan sekitar sana di penuh oleh salju tebal, ada banyak boneka salju dengan hiasan bagaikan santa disepanjang jalan.

"Santa, dongeng masa kecilku" ucap Levi, sambil membungkuk dan membenarkan syal biru salah satu boneka salju dijalan.

Erwin terkekeh sambil berjongkok dan menatap boneka salju tersebut. "Dia juga dongeng masa kecil saya, saya selalu tak pernah ingin tidur hanya untuk menunggunya datang ke kamar saya.."

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now