Merasa Bersalah

711 87 5
                                    

Levi mengikuti Erwin menuju ruang guru, setelah sampai disana Erwin menyuruh Levi untuk duduk dihadapannya.

Levi menunduk tak berani mengangkat kepala, entah apa yang Erwin tunggu, karena sedari tadi ia hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Namun pertanyaan Levi terjawab saat melihat Mike yang berjalan ke arah meja Erwin dengan sebuah handphone di tangannya, ternyata Erwin sedang menunggu kedatangan Mike.

"Aku menemukannya di bawah bantal Levi" ucap Mike, seraya menyerahkan handphone itu kepada Erwin, Erwin segera menerimanya dan mencoba menghidupkannya, namun Handphone tidak menyala.

"Mungkin baterai nya habis" ucap Mike, lalu ia menunjukkan kertas matematika kepada Erwin lantas menyerahkannya. "Sepertinya dia mencoba mencari jawaban matematika di internet"

Erwin menyambar kertas itu lalu melihat Levi yang sudah menjawab semua soal yang diberikan Mike, ia mencoba menenangkan dirinya dan menarik nafas dalam-dalam, serta menghembuskan nya perlahan.

"Terima kasih Mike, Saya akan mengurus Levi" ucap nya datar.

Mike mengangguk tanpa memprotes, karena ia tahu kalau sekarang Erwin tengah marah besar.

Setelah kepergian Mike, Erwin menatap Levi dengan tatapan paling menusuk, bahkan tatapan itu mampu menusuk ulu hati nya sehingga rasanya sakit sekali.

"Saya tidak bisa memaafkan siswa yang masuk kedalam kamar saya tanpa izin, lalu mengambil handphone tanpa sepengetahuan saya, apa perilaku itu pantas bagi seorang pelajar?"

Levi menggeleng pelan, ia yang biasanya mampu melawan guru ketika mendapatkan skandal kini berbeda, ia benar-benar tak mampu melawan Erwin, dia merasa bersalah dan ia malu hanya untuk menatap wajah Erwin.

"Saya masih memaklumi sikap kamu yang memang nakal, selalu terlambat kekelas atau sekedar bolos, tapi kali ini kamu benar-benar keterlaluan, kamu bahkan menyangkal kesalahanmu sendiri"

Levi tidak berfikir kalau ini akan terjadi, kenapa hatinya sangat sakit? Padahal Erwin tidak membentaknya seperti guru-guru yang pernah Levi lawan.

"Ini pertama kalinya saya mendapat kabar ada siswa yang masuk ke kamar guru lalu mencuri barangnya—"

"Aku tidak mencuri, aku hanya meminjamnya, aku berniat mengembalikannya padamu" Levi segera memotong ucapan Erwin, ia tidak ingin disebut sebagai pencuri, ia benar-benar hanya meminjam nya dan ia akan mengembalikannya kepada Erwin nanti siang.

"Jika kamu ingin meminjam, maka berbicaralah terlebih dahulu kepada orang nya, jika orang itu mengizinkan, barulah kamu boleh mengambilnya" ucap Erwin menjelaskan. "Namun jika cara meminjam mu seperti ini, itu sama saja kamu dengan mencuri, apalagi kamu membobol kamar saya dan mengambil handphone saya tanpa izin, apakah itu yang kamu sebut dengan meminjam?"

Levi kembali menunduk dan menggeleng pelan, ia seharusnya bisa melawan Erwin, ia biasanya akan memotong semua ucapan guru lalu berdebat dan saling berteriak, namun kali ini dia diam membisu.

Erwin benar-benar membuatnya merasa bersalah.

"Saya tidak tahu kenapa kamu tidak bisa berubah sedikit saja, cobalah menjadi orang yang bisa membanggakan ibumu, dirimu sendiri serta orang lain, tinggalkan sikap burukmu di masa lalu dan jadilah orang yang baru"

"Aku tidak mau menjadi orang lain, karena ini diriku, jadi kau harus menerimaku!" Ucap Levi, yang mulai bisa berbicara meski hatinya masih merasa bersalah.

"Saya tahu hal itu, tidak masalah menjadi diri sendiri, tetapi tinggalkan lah sikap burukmu dan ambil lah sikap baikmu untuk menjadi dirimu sendiri, lalu kamu bisa mempelajari hal baru untuk memperbaiki dirimu, menjadi orang baik dan dicintai banyak orang"

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang