Drama Yang Benar-Benar Drama

420 68 29
                                    

Levi bangun terlebih dahulu sebelum Erwin, setiap ia tidur dengan Erwin, keesokan paginya pelukan pasti sudah dapat ia rasakan, Erwin hobi sekali memeluk Levi karena menurutnya tubuh Levi yang kecil sangatlah lembut dan enak untuk dipeluk.

Karena jika Erwin yang memeluknya, Levi tidak pernah berontak, ia juga nyaman saat berada dipelukan Erwin.

Levi mengguncang tubuh Erwin, bermaksud membangunkan pria yang tampaknya masih asyik dengan mimpinya.

"Erwin bangun, ayo kita ke stand" ucap Levi, stand bazar menjadi tempat favorit mereka untuk berkumpul selama masa PKS ini.

"Saya masih ngantuk.." ucap Erwin, lalu ia kembali mendengkur dengan suara kecil.

Levi memutar bola matanya, lalu ia langsung memijat hidung Erwin sehingga dengkurannya langsung terhenti digantikan oleh bola mata Erwin yang melotot dan menyingkirkan tangan Levi dari hidung mancung nya.

"Levi, saya tidak bisa bernafas!" Ucapnya sedikit menyentak.

"Habisnya kau tidak mau bangun, ini sudah siang, ayo kita ke stand bazar" ucap Levi, yang langsung turun dari ranjang dan berdiri, namun Erwin langsung menarik tangannya dan membuat Levi kembali terjatuh ke atas kasur.

"Ini masih pagi Levi, sepertinya kamu sangat betah berada di bazar ya.."

"Tentu saja, banyak makanan" celetuk pria itu, yang ditanggapi oleh cibiran halus dari Erwin.

"Ayo kita mandi" ajak Levi.

Erwin mengangguk, namun bukannya bangkit, ia malah langsung mencium bibir Levi dan menempelkan bibirnya di bibir Levi, meksipun Levi sudah sering mendapatkan ciuman dari Erwin, setiap ciuman yang ia berikan tetap saja selalu membuatnya kaget.

Levi kembali berdiri dengan wajah kesal, Erwin membuatnya kaget dengan ciuman tiba-tiba.

"Kalau kau tidak mau mandi sekarang, aku akan mandi duluan!" Sentak Levi, sontak saja Erwin langsung bangkit dari tidurnya, ia berdiri dan mengambil baju berupa kemeja putih dan celana jeans.

Sebelum ke kamar mandi, mereka pergi ke kamar Levi untuk membawa baju ganti, lalu akhirnya mereka ke kamar mandi bersama-sama.

"Levi, tentang drama hari ini? Bagaimana perasaan kalian?" Tanya Erwin.

Levi mengedikan bahunya. "Biasa saja" jawabnya, karena ia tahu kalau drama hari ini tak akan berjalan dengan lancar, mereka hanya akan menampilkan apa yang bisa mereka tampilkan, daripada tidak tampil sama sekali.

Sebenarnya isi pikiran Erwin tak beda jauh dengan Levi, saat mereka tiba di kamar mandi, mereka langsung duduk di kursi sambil menunggu giliran untuk mandi.

Namun satu pintu langsung terbuka, Levi nyengir lebar sambil berjalan menuju pintu tersebut, meskipun ia tahu kalau Erwin tidak akan pernah mendahului nya.

"Aku duluan ya" ucap Levi, yang dibalas anggukan dan senyuman kecil dari Erwin.

Erwin termenung sendirian, sampai akhirnya orang lain duduk disampingnya, sepertinya ia juga hendak menunggu giliran untuk mandi.

"Armin?" Erwin memastikan.

Anak yang dipanggil Armin itu menoleh, dan ia terkejut mendapati Erwin disana.

"Se-selamat pagi pak" ucap Armin sedikit gugup.

Erwin tersenyum menanggapinya. "Armin mengikuti lomba apa saja?" Ia berbasa-basi supaya suasana disana tidak terlalu hening.

Armin tampak mengingat-ingat. "Ranking satu, cerita pendek, menggambar digital dan hari ini ikut pentas drama" ucapnya.

Erwin tak heran jika murid se-pintar dan se-aktif Armin mengikuti banyak sekali lomba. "Tidak lelah mengikuti banyak lomba?" Tanya Erwin.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang