Mencari Erwin

332 52 5
                                    

Saat Levi sampai di rumahnya, ia terkejut mendapati tas ransel Erwin yang ada di atas kasurnya, isinya adalah pakaian ganti untuk Erwin menginap disini, namun para pelayan bilang kalau Erwin pergi mencari Levi dan meninggalkan tas nya disini beberapa jam yang lalu.

Levi menidurkan tubuhnya sambil memeluk tas Erwin, entah mengapa perasaannya semakin memburuk, apakah Erwin pulang ke sekolah? Atau ia masih menenangkan diri dan berjalan-jalan di kota?

Keesokan paginya, Levi dibangunkan oleh Kuchel yang sudah pulang pagi-pagi buta, Kuchel menyuruhnya sarapan namun Levi tidak ingin meninggalkan tempat tidurnya dan terus memeluk tas Erwin.

"Levi, ayo sarapan, ibu sudah memasak untukmu" ucap Kuchel, sambil membelai rambut sang anak.

Levi sekali lagi menggeleng. "Aku tidak lapar.." ucapnya, sambil mempererat pelukannya pada tas Erwin.

Kuchel menggelengkan kepalanya, lalu ia melihat tas yang dipeluk Levi, di tas itu ada gantungan kunci yang berbentuk wajah Erwin dan Levi, itu adalah gantungan kunci yang dibeli Erwin dari bazar Mike, Levi juga memiliki nya satu.

"Itu tas Erwin? Kemana Erwin?" Tanya Kuchel.

Levi menggeleng pelan. "Dia tidak pulang semalam, aku tidak tahu dia kemana.." isaknya lagi.

Kuchel menghela nafas nya, ia masih membelai rambut Levi. "Kamu sudah menghubungi nya?"

Levi lagi-lagi menggeleng. "Aku tak yakin dia akan mengangkat telepon ku, aku juga tak berani menghubungi nya.."

Kini Kuchel yang malah menggelengkan kepala, lalu ia mengeluarkan ponselnya. "Kalau begitu biar ibu saja yang menghubungi nya.." ia menekan nomor Erwin, namun saat menunggu satu menit lamanya, ponsel Erwin tidak aktif dan membuat harapan Levi memudar.

"Mungkin Erwin ada disekolah, nanti ibu akan antar kamu kesana untuk mencari Erwin, bagaimana?" Tawar nya.

Setelah Kuchel mengatakan hal itu, barulah Levi mau terbangun dan duduk di kasur nya. "Ibu tidak perlu mengantarku, aku akan mencari Erwin sendirian ke sekolah" ucapnya.

"Kamu yakin? Ibu takut kalau kamu tidak bisa fokus menyetir" ucapnya.

"Aku akan baik-baik saja, aku harus bertemu dengan Erwin sebelum aku berangkat ke Prancis" ucap Levi, sekarang tanggal 21 dan ia akan berangkat ke Prancis tanggal 27 Desember, awalnya ia akan berangkat Januari, namun katanya ia harus segera pergi untuk mencari tempat tinggal disana, ia memerlukan lebih banyak waktu.

"Kalau begitu jangan ngebut" ucap Kuchel, Levi yang sudah beranjak dari tempat tidurnya mengangguk, ia langsung berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan diri.

Setelah Levi selesai mandi, Kuchel memintanya untuk sarapan terlebih dahulu, cukup susah untuk menyuruhnya sarapan, namun dengan sedikit paksaan akhirnya pria kecil itu mau memakan sedikit nasi dan ikan, sebelum akhirnya masuk kedalam mobil dan menjalankannya pelan-pelan.

Jarak antara rumah nya dan sekolah Erwin sangatlah jauh, bisa menghabiskan waktu berjam-jam apalagi jika jalanan macet, membuat waktunya terbuang sia-sia.

Sampai pada akhirnya, saat matahari sudah di atas kepala, barulah Levi bisa sampai di sekolah lamanya, sekolah itu tidak berubah dan masih sama seperti beberapa Minggu lalu sebelum Levi meninggalkannya.

Setelah seorang satpam membukakan gerbang untuknya, Levi langsung turun dari mobil dan menghampirinya.

"Pak permisi, saya mau bertemu dengan Pak Erwin" ucap Levi.

Sang satpam menatap wajah Levi kebingungan. "Pak Erwin sedang tidak ada disekolah, saya juga tak tahu kemana dirinya"

Levi langsung kecewa. "Lalu kemana dia..?" Entah ia bertanya pada siapa, suaranya benar-benar terdengar putus asa, tepat setelah itu ada seorang pria tinggi yang menghampiri sang satpam dan juga Levi.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now