Karena Kamu Erwin

360 47 8
                                    

Tepat pagi buta, Erwin dan Levi langsung pergi ke rumah Levi menggunakan angkutan umum, karena rumah Levi adalah yang terdekat di kota itu.

Diperjalanan, Levi melihat-lihat akun Twitter nya yang sangat ramai, ternyata semua orang yang mengenalnya tengah membahas hubungannya dengan Erwin, ada yang meledek namun ada juga yang mendukungnya, Levi tidak memperdulikan mereka, justru ia senang karena mereka tahu bahwa Erwin adalah kekasihnya.

Tak lama, mereka sampai di halte dekat rumah Levi, hanya tinggal berjalan sedikit dan mereka bisa sampai ke rumahnya.

Tepat saat mereka memasuki gerbang rumah Levi, keduanya disambut ramah oleh para pelayan, dan disana juga ada Kuchel yang hendak masuk ke mobil, namun tidak jadi ketika melihat Erwin dan Levi yang berjalan ke arahnya.

"Kalian sudah pulang?" Tanyanya terkejut. "Padahal ibu baru saja mau menjemput"

Erwin terkekeh. "Tidak perlu repot-repot Kuchel-san.."

"Naik apa?" Tanyanya.

"Bus" Levi menjawab, lalu menarik tangan Erwin untuk masuk ke rumahnya, sementara Kuchel mengekori mereka dari belakang.

"Kalian sudah sarapan? Ibu akan menyuruh para pelayan agar menyiapkan makanan untuk kalian.." tawar Kuchel.

Levi menggelengkan kepalanya sambil menguap. "Aku tidak lapar, aku ngantuk.." ucapnya.

Levi tampak menguap, Erwin juga menguap sambil menutup mulutnya dengan sikut. "Saya juga ngantuk Kuchel-san.."

Kuchel menatap mereka keheranan. "Memangnya kalian tidur larut malam ya?"

Levi kembali menguap. "Lebih tepatnya tidak tidur" jawab Levi, kembali menarik tangan Erwin untuk mengikutinya berjalan.

"Apa? Kenapa tidak tidur? Seharusnya kalian beristirahat dengan cukup, terutama Erwin" ucap Kuchel, namun tampaknya Erwin dan Levi terlalu malas dan mengantuk untuk mendengarkan ocehannya di pagi hari.

"Ibu, tunda dulu marahnya, kami mau tidur.. kami lelah.." ucap Levi, karena semalaman mereka bermain ditaman kota sambil melihat konser yang diadakan disana, konser musik itu muncul saat Erwin selesai melamar Levi.

Kuchel akhirnya membiarkan mereka berdua untuk pergi ke kamar, namun Levi tidak mengajak Erwin ke kamarnya, melainkan ketempat rahasianya yang sudah lama tidak mereka kunjungi.

Levi langsung menarik tangga yang terbuat dari tali, lalu ia naik terlebih dahulu sebelum akhirnya Erwin ikut naik dibelakang.

Suasana hangat ditempat ini sangatlah mereka rindukan, Erwin dan Levi langsung menidurkan tubuhnya di atas ranjang yang agak sempit, sehingga mereka harus saling merapatkan tubuhnya dan berpelukan supaya ranjang yang mereka tiduri bisa memuat dua orang.

Namun tertidur dalam posisi berpelukan membuat keduanya terlihat nyaman, mereka bisa tidur nyenyak dan mengistirahatkan tubuhnya karena sudah bermain semalaman, maksudnya bermain di taman.

Tepat jam dua siang, Erwin membuka mata, dipelukan nya masih ada tubuh Levi yang terbaring, ia mendengkur pelan menandakan bahwa pria kecil itu masih terlelap dalam mimpi nya yang indah.

Erwin melepaskan pelukannya, ia mencoba berhati-hati saat turun dari ranjang, takut kalau ia akan membangunkan Levi yang mungkin sedang menikmati mimpi indahnya.

Setelah ia berhasil turun dari ranjang, ia mengecup dahi Levi sebelum akhirnya memutuskan untuk turun dan pergi ke dapur, tiba-tiba perutnya sudah sangat lapar dan keroncongan, ia membutuhkan sesuatu untuk dimakan.

Saat didapur, ia melihat Kuchel yang tengah membantu para pelayan nya membersihkan dapur, jarang sekali Erwin melihat Kuchel yang berada di rumahnya, jadi pemandangan ini terasa sangat asing baginya.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ