Ruang Kepala Sekolah

584 81 3
                                    

Semakin hari, anak-anak semakin sibuk dengan kegiatan belajarnya karena sebentar lagi akan menghadapi ujian tengah semester, Levi sebenarnya tidak terlalu sibuk dengan kegiatan belajar, ia menghabiskan sebagian waktu dengan melukis tanpa menyentuh satu buku pelajaran pun, menurutnya tidak masalah jika harus lulus dengan nilai pas-pasan, toh dia juga tak tertarik mendapatkan nilai tinggi.

Malam ini diluar kamarnya, Levi sedang menatap langit dan menggambar bulan serta bintang yang menemaninya, cahaya itu membuat dirinya sedikit merasa tenang, di tambah disana tak ada siapapun yang dapat mengganggu konsentrasi menggambarnya.

Namun baru saja ia berfikir bahwa disana membuat dirinya menjadi lebih tenang, seorang siswa yang dikenali Levi sebagai Eld di kelasnya menghampirinya dengan wajah seperti biasa, menampakkan ekspresi tak suka seolah jijik menatap wajah Levi.

Levi tidak memperdulikannya dan ia lanjut menggambar meski konsentrasinya sedikit terganggu karena kehadiran Eld.

Akhirnya Levi mendengar Eld bersuara. "Pak Edward, kepala sekolah ingin bertemu denganmu di ruangannya.." jawabnya dengan suara sedikit serak.

"Kenapa dia ingin bertemu denganku?" Tanya Levi terheran-heran, karena ini sudah jam sembilan malam dan tak pernah ada satu guru pun yang pernah memanggil muridnya di atas jam delapan malam, biasanya guru-guru sudah menyuruh muridnya tidur.

Alih-alih menjawab, Eld malah mengedikan bahunya. "Mana ku tahu, kenapa tidak cari tahu sendiri?" Tanyanya balik.

Levi mendengus kesal. "Nanti aku akan menemuinya" ucapnya sambil kembali fokus dengan lukisannya.

"Dia ingin bertemu denganmu sekarang!" Ucap Eld, menekan kata terakhir di kalimatnya.

Levi sekali lagi berdecak kesal sambil berdiri tegap. "Aku akan menemuinya" ucapnya dengan suara geram yang terdengar tidak enak di telinga, lalu ia berlalu melewati Eld yang masih berdiri didepan kamar nya.

Jalanan menuju ruangan kepala sekolah cukup jauh dan hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil di setiap kamar yang ia lewati, tak ada yang keluar dan hanya ada dia disana, Levi jadi merasa sedikit takut.

Namun ia tidak menyerah dan terus berjalan hingga ia sampai di tempat tujuan, yaitu ruangan kepala sekolah yang dilihatnya masih bercahaya, padahal ruangan lainnya sudah gelap karena guru-guru lain sudah berada didalam kamarnya masing-masing.

Levi membuka pintu ruangan kepala sekolah, lalu ia menutup nya kembali setelah berada didalam ruangan, ia melirik ke kanan dan kirinya, namun ruangan itu tampak sepi seperti tidak ada orang di sekitarnya.

"Permisi, pak kepala sekolah?" Akhirnya Levi memberanikan diri untuk membuka suara dan memanggil kepala sekolahnya, namun sayangnya tak ada jawaban.

"Permisi, kepala sekolah!" Levi sedikit meninggikan suaranya, namun hasilnya tetap sama, tak ada perubahan, disana memang tak ada orang.

Mungkin kepala sekolah ke toilet sebentar, itulah yang dipikirkan Levi, jadi ia memutuskan untuk duduk di salah satu kursi yang ada disana, sambil melihat-lihat kertas yang berserakan di atas meja.

Levi bertanya-tanya kertas apakah itu, namun ia memutuskan untuk mengabaikan nya dan kembali pada pikirannya yang terbayang akan kepala sekolah yang memanggilnya malam-malam begini.

Sekitar dua puluh menit Levi menunggu, namun kepala sekolah yang di tunggu nya masih belum datang juga, hingga akhirnya ia menyerah karena rasa kantuk yang tidak bisa di tahan nya.

Ia ingin kembali ke kamar dan menemui kepala sekolah besok pagi.

Namun saat ia melangkah keluar pintu, dirinya kaget saat menabrak tubuh tegap yang besar serta lebih tinggi darinya, ia melotot marah saat melihat Levi yang keluar dari ruangan kepala sekolah.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now